Konsisten Layani Pasien Kecelakaan Kerja, KIH Saba Sukses Raih PLKK Terbaik Wilayah Banuspa

GIANYAR – baliprawara.com

Rumah Sakit (RS) Kasih Ibu atau sering disebut Kasih Ibu Hospital (KIH) Saba, tak hanya menjadi Rumah Sakit dengan fasilitas terlengkap untuk memberikan layanan bagi masyarakat di Bali Timur. Namun, KIH Saba, yang beralamat di Jl. Pantai Saba, Kecamatan Blahbatuh, Kabupaten Gianyar, ternyata juga menjadi RS terbaik di wilayah Bali Nusa Tenggara dan Papua (Banuspa), untuk Pusat Layanan Kecelakaan Kerja.

Sejak mulai berdiri pada tahun 2016, KIH Saba sudah ditetapkan sebagai pusat trauma. Pasalnya, dengan fasilitas lengkap yang dimiliki, seperti CT Scan, MRI dan fasilitas penunjang lainnya. Bahkan KIH Saba juga memiliki dokter bedah yang lengkap, untuk mempermudah melayani pasien yang mengalami trauma. 

Dengan komitmen Rumah Sakit untuk memberikan layanan yang maksimal bagi pasien yang mengalami trauma, pada tahun 2022 akhir, KIH Saba sukses memikat hati pihak Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Ketenagakerjaan atau BPJS TK. Tentu saja, KIH Saba akhirnya diganjar dengan penghargaan Pusat Layanan Kecelakaan Kerja (PLKK) terbaik. 

Menurut Direktur KIH Saba, dr. Made Ary Puspitasari,S.Ked., penghargaan PLKK ini menjadi kado istimewa di akhir tahun 2022, yang penyerahannya dilakukan di awal tahun 2023. “Kami berhasil memperoleh penghargaan PLKK terbaik di wilayah Banuspa. Hal itu karena kita secara konsisten sebagai Rumah Sakit yang melayani peserta BPJS TK yang mengalami kecelakaan kerja,” kata dr Ary Puspitasari, Senin 27 Maret 2023.

Lebih lanjut dikatakannya, penghargaan ini diraih untuk periode tahun 2022, untuk BPJS TK wilayah Banuspa. “Pada Tahun 2021, KIH Saba sudah sempat masuk nominasi. Meski belum menjadi terbaik, namun berkat kerja keras dan juga pelayanan maksimal yang dilakukan, tahun 2022 akhirnya KIH Saba berhasil menjadi yang terbaik di wilayah Banuspa,” katanya bangga.

Terkait kerjasama yang dilakukan bersama pihak BPJS TK, sebenarnya sudah dilakukan sejak awal RS ini buka tahun 2016. Yang mana kerjasama dilakukan dalam 2 bidang, yakni sebagai peserta karena karyawan semua masuk BPJS TK, dan kedua menjadi pusat layanannya. “Karena KIH Saba berlokasi di wilayah yang cukup sering ada kecelakaan, yakni di Bypass Ngurah Rai, tentu kita sudah sering melayani. Apalagi fasilitas yang kita miliki cukup mumpuni. Bahkan saat awal berdiri KIH Saba juga sudah ditetapkan sebagai pusat trauma,” bebernya. 

Diceritakannya  terkait pelayanan untuk pasien kecelakaan kerja, pada tahun 2019, KIH Saba sempat mendapati pasien kecelakaan kerja, dengan perawatan yang cukup komplek. Yang mana saat itu perawatan dilakukan cukup lama sampai memakan waktu 1 bulan lebih di ICU. Serta membutuhkan tindakan yang banyak, dengan seluruh dokter ikut terlibat. Dalam penanganan ini, pembiayaan yang dibutuhkan juga cukup tinggi.

Karena pembiayaan cukup tinggi, dari pihak BPJS TK pusat turun melakukan kunjungan untuk melihat pasien tersebut. “Meski sudah begitu berat kondisi pasien, ternyata,tetap dibiayai oleh pihak BPJS TK. Yang menarik, meski pasien membutuhkan rawat jalan, bolak-balik, maupun mengalami kondisi kecacatan, ternyata semua dibiayai melalui pemanfaatan BPJS TK yang dimiliki,” ucapnya. 

Yang menarik juga tahun 2021, prajuru Desa Adat Saba saat itu mengalami kecelakaan saat bertugas. Karena kondisi pemulihan cukup lama, perawatan. Rawat jalan, Kontrol, semua ditanggung. Karena lokasi perawatan ada di bagian yang sulit, yakni di siku, jadi membutuhkan perawatan operasi berkali kali. Itupun dicover oleh BPJS TK. “Bulan lalu karena  luka belum membaik. Kita punya layanan Hyperbaric. Dari dokter ortopedi menyarankan untuk terapi ini. Setelah dilakukan terapi 30 kali, kondisi sudah membaik. Dan saat ini sudah bisa beraktivitas lebih baik,” terangnya.

Terkait layanan kecelakaan kerja, tak hanya melalui pusat layanan, KIH Saba juga melakukan pelayanan melalui Corporate Social Responsibility  (CSR) yang difokuskan pada BPJS TK. “Kita juga melakukan CSR dengan memfasilitasi pengurus Desa Saba, yang mencapai 50 orang. Mereka kita danai hingga 3 bulan, setelah itu mereka melanjutkan sendiri. Kita juga melakukan sosialisasi, ke masyarakat,” katanya menambahkan.

Pada Tahun 2022, pihaknya juga mendatangi  masyarakat yang berpotensi tinggi di wilayah sekitar Blahbatuh. Upaya itu kata dia, dilakukan karena banyak pekerja-pekerja yang beresiko, seperti buruh angkut, pengangkut paras. Pekerja seperti ini menurutnya, perlu disasar, karena mereka memang bekerja secara mandiri, bukan di bawah naungan institusi. “Inilah yang kita bantu. Nanti mereka akan disosialisasikan kembali, sehingga mereka paham, kalau mereka ini melakukan aktivitas beresiko, tapi tidak ada yang mengcover,” ucapnya.

Bagi masyarakat yang telah memiliki BPJS TK, KIH Saba siap memberikan layanan terbaik. Namun demikian pihaknya ingin melakukan sinergi lagi dengan BPJS TK, dalam melakukan sosialisasi, baik itu ke masyarakat. Pasalnya sosialisasi berkaitan dengan manfaat dari layanan kata dia penting dilakukan. Karena banyak masyarakat yang tidak mengetahui manfaat dari BPJS TK ini.

Pihaknya menegaskan, ke depan, KIH Saba akan terus turun ke masyarakat untuk memberikan sosialisasi, dan mencari masyarakat yang beresiko dan tidak memiliki naungan institusi. Sekarang program ini dimulai dari seputaran blahbatuh, dan kedepan akan menyasar seluruh kabupaten Gianyar.  “Kita berkomitmen melakukan CSR lagi, karena ini sangat dirasakan oleh masyarakat. Dengan apresiasi yang diberikan, kami juga menyampaikan terimakasih kepada pihak BPJS TK. Karena selama ini, koordinasi dan komunikasi juga sangat bagus dalam mensupport kegiatan,” ujarnya.

Dari tahun 2020, 2021, KIH Saba sebagai peserta BPJS TK, dianggap sebagai best company. Kemudian di tahun 2022 setelah mendapat PLKK Award, akhirnya juga masuk nominasi untuk Paritrana Award. Bahkan, terkait penilaian, pada bulan Februari 2023, KIH Saba sudah diwawancarai untuk mengikuti Paritrana Award. (MBP)