Lepas Puluhan Tukik dan Tanam Mangrove, Angkatan Laut Kerajaan Inggris Terlibat Dalam Misi Konservasi di Bali

Kru Kapal Patroli Lepas Pantai Inggris HMS Spey, terlibat pada kegiatan pelepasan puluhan Tukik, di pantai Nusa Dua. (ist)
MANGUPURA – baliprawara.com
Kru Kapal Patroli Lepas Pantai Inggris HMS Spey, terlibat pada kegiatan pelepasan puluhan anak penyu atau Tukik, di pantai Nusa Dua. Pelepasan Tukik ini, menjadi momen pertama kehidupan anak penyu setelah menetas.
Pelepasan tukik oleh para pelaut ini, tentu akan menentukan tingkat kelangsungan hidup yang tinggi, meningkatkan populasi makhluk tersebut dan memastikan kelangsungan generasi penyu di masa mendatang.
Rating Able William Lonergan, kru HMS Spey yang ikut serta dalam pelepasliaran tukik ini, sangat mendukung perlindungan lingkungan dan konservasi. Yang mana perlindungan lingkungan dan juga konservasi, merupakan salah satu misi utama Spey di kawasan Indo-Pasifik. Ini kata dia adalah kesempatan langka untuk terlibat langsung dalam mendukung konservasi.
“Rekan-rekan kami dari Indonesia menjelaskan kepada kami pentingnya kehidupan laut bagi ekosistem lokal. Kami semua diberikan seekor bayi penyu untuk dilepaskan, nama bayi penyu yang saya lepaskan adalah Terry. Membantu dia menemukan arah menuju habitat lautnya adalah pengalaman yang tidak akan pernah saya lupakan,” katanya.
Sejumlah anggota awak HMS Spey terlibat langsung dalam pelepasan tukik. Selain pelepasan tukik, kegiatan lingkungan lain juga diisi dengan penanaman mangrove.
Pemimpin Hand Kasey Easson, ikut serta dalam penanaman mangrove bersama para pengunjung internasional lainnya. Semua kru yang terlibat, juga diberi kesempatan untuk mencoba minuman dan brownies coklat yang terbuat dari daun mangrove.
Mangrove adalah bagian penting dari budaya Bali dan menanamnya memberikan berbagai manfaat keamanan lingkungan dan manusia. Selain menjadi sumber pangan, mangrove juga menyaring air asin melalui akarnya dan mengubahnya menjadi air tawar.
Mangrove juga melindungi garis pantai karena berfungsi sebagai penyangga alami, melindungi daerah pesisir dari badai, tsunami, dan erosi. Umumnya, mangrove memiliki masa hidup sekitar 20 tahun.
“Mengetahui bahwa pohon mangrove yang saya tanam hariini akan menyediakan sumber daya dan perlindungan bagi komunitas di Bali selama puluhan tahun ke depan merupakan hal yang memuaskan bagi saya,” kata Kasey.
“Secara individu, tindakan kita mungkin tampak kecil, tetapi supaya hubungan kita dengan rekan dan para mitra kita; kerjasama kita dapat memberikan dampak nyata dalam mengatasi tantangan keamanan lingkungan yang mempengaruhi kita semua di tingkat global,” ucapnya.
Kapal Patroli Lepas Pantai Inggris HMS Spey, mengunjungi Bali sebagai bagian dari Latihan Bersama Komodo, yang melibatkan beberapa negara dengan TNI AL sebagai tuan rumah. Selama berada di Bali, kru kapal HMS Spey juga turut serta membantu komunitas lingkungan dan bergabung dengan pelaut dan personel dari negara lain, termasuk Australia, Singapura, Malaysia, dan Filipina. (MBP)