Lomba Olahraga Tradisional Meriahkan Agenda Jantra Tradisi Bali

 Lomba Olahraga Tradisional Meriahkan Agenda Jantra Tradisi Bali

Seorang peserta, beradu kemampuan metajog atau bermain egrang, Sabtu 25 Juni 2022.

DENPASAR – baliprawara.com

Sejumlah lomba olahraga tradisional digelar di Lapangan Puputan Margarana, Denpasar, untuk memeriahkan agenda Jantra Tradisi Bali yang diikuti perwakilan duta kabupaten/kota di Provinsi Bali, Sabtu 25 Juni 2022. Pada kesempatan tersebut, ada tiga olahraga tradisional yang dilombakan, yakni Tajog (egrang), Bolak Balik Balok dan Deduplak. Selain itu juga dimeriahkan Murtirupa (demonstrasi) Megangsing dari Sekaa Megangsing Kayu Sambuk, Desa Gobleg, Kabupaten Buleleng.

“Masyarakat khususnya anak-anak, banyak yang tidak tahu kearifan lokal dan tradisi luar biasa yang dimiliki. Ini untuk mengimbangi derasnya pengaruh permainan yang berbasis teknologi,” kata Kepala Dinas Kebudayaan Provinsi Bali I Gede Arya Sugiartha saat membuka Lomba Olahraga Tradisional itu.

Agenda Jantra Tradisi Bali, ujar Arya Sugiartha, menjadi salah satu agenda penanda Pesta Kesenian Bali (PKB) Era Baru, sehingga dalam PKB juga digabung dengan ajang Jantra Tradisi Bali dan Bali World Culture Celebration (BWCC).

Pihaknya berharap tradisi-tradisi Bali yang memiliki nilai kebersamaan, nilai keindahan, nilai kemanusiaan, nilai etika bisa dibangkitkan kembali sesuai dengan visi Nangun Sat Kerthi Loka Bali melalui Pola Pembangunan Semesta Berencana Menuju Bali Era Baru.”Jantra Tradisi Bali memberikan apresiasi pada permainan tradisional, olahraga tradisional, pengetahuan tradisional, dan pengobatan tradisional. Ini harus diwadahi dan diberi ruang karena sudah masuk dalam Perda No 4 Tahun 2020 tentang Penguatan dan Pemajuan Kebudayaan Bali. 

 

Pelaksanaan lomba olahraga tradisional itu sekaligus menjadi persiapan Bali untuk mengikuti Pekan Kebudayaan Nasional pada 2023.”Olahraga dan permainan tradisional selain membutuhkan kekuatan fisik dan kecerdasan, juga ada unsur etika dan estetikanya. Jadi, tidak saja untuk mencari kalah menang, akan tetapi bagaimana kita menjaga tradisi yang banyak mengandung nilai kehidupan,” ucap mantan Rektor ISI Denpasar ini.

See also  Antisipasi Kepadatan Kendaraan di Akhir Pekan, Bandara Ngurah Rai Akan Uji Coba Penyesuaian Arus Lalu Lintas

Pada lomba yang juga disambut antusias oleh masyarakat yang sedang berolahraga di Lapangan Puputan Margarana itu, Kota Denpasar keluar sebagai Juara Umum karena berhasil memenangi atau meraih juara I untuk ketiga kategori lomba.

Untuk lomba Metajog, juara I diraih Kota Denpasar, kemudian Kabupaten Klungkung (juara II) dan Kabupaten Tabanan (juara III). Sedangkan pada lomba Deduplak, juara I diraih Kota Denpasar, Kabupaten Badung (juara II) dan Kabupaten Klungkung (juara III).

Pada lomba Bolak Balik Balok,  Kota Denpasar (juara I), Kabupaten Klungkung (juara II) dan Kabupaten Tabanan (juara III).

Ketua Umum Komite Permainan Rakyat dan Olahraga Tradisional Indonesia (KPOTI) Provinsi Bali IGN Kesuma Kelakan yang turut hadir dalam acara lomba menyampaikan apresiasi digelarnya perlombaan tersebut. “Ini sesuai dengan visi misi Gubernur Bali, yang salah satunya membangun budayanya melalui olahraga tradisional,” ucap Kesuma Kelakan.

Anggota DPR ini pun berharap agar kegiatan olahraga maupun permainan tradisional bisa dikaitkan dengan pariwisata sehingga wisatawan tidak melihat Bali hanya dari alam dan kulinernya, tetapi juga dari permainan tradisional. “Pelaku pariwisata hendaknya mulai memperkenalkan bahwa di Bali ini setiap daerah memiliki permainan tradisional,” katanya menambahkan. (MBP)

 

redaksi

Related post