LPD Desa Adat Kedonganan Sukses Bantu Krama di Masa Pandemi
DENPASAR – baliprawara.com
Pemberdayaan ekonomi adat oleh LPD Desa Adat Kedonganan patut ditiru desa-desa adat lainnya di Bali. Pasalnya, LPD Desa Adat Kedonganan dirasa berhasil mengelola keuangan sehingga mampu memberi manfaat lebih terhadap krama di wilayahnya sekaligus nasabahnya.
Selama berkiprah, LPD di Desa Adat Kedonganan sangat membantu ekonomi masyarakat dan terus mengalami perkembangan cukup pesat. “Tujuan dari pendirian LPD adalah memperkuat perekonomian adat yang tidak bisa dipisahkan dengan ajaran Tri Hita Karana, sehingga kami memperkuat keyakinan kram dalam hubungan dengan Ida Hyang Widhi Wasa. Maka sebagai wujud nyatanya adalah LPD berperan langsung dalam memperbaiki sarana fisik persembahyangan, seperti Pura di Kahyangan Tiga, Kahyangan desa yang menjadi tanggung jawab desa adat termasuk upacara dan upakara,” ucap Ketua LPD Desa Adat Kedonganan I Ketut Madra, Senin (19/4/2021).
Pihaknya menambahkan, hubungan lainya antar sesama manusia yang berarti memperkuat hubungan antar krama adat dan krama tamiu. Madra menyebutkan, wujud nyatanya adalah meningkatkan keberadaan Sumber Daya Manusia (SDM) krama adat melalui pemberian beasiswa kepada anak-anak tingkat SD hingga S2, khususnya terhadap krama yang tidak mampu.
Santunan bantuan lain berupa pemberian dana rapat banjar setiap 6 bulan yaitu uang hadir sebesar Rp20.000. LPD Kedongan juga memberikan santunan meninggal dunia Rp2 Juta, juga mentradisikan budaya ‘mepatung’ setiap menjelang Galungan dengan memberikan daging, beras, dan lain-lainnya. “Kami turut mentradisikan ngaben atau upacara atiwa-tiwa secara bersama-sama setiap 3 tahun dan biaya itu bersumber dari produk Sipadat,” imbuh Madra.
Dalam mempererat hubungan dengan Palemahan, LPD Desa Adat Kedonganan juga memperkuat perekonomian adat melalui pemberian dana kepada kelompok usaha warung ikan bakar di pantai. Hingga saat ini, dari tahun 2006 LPD sudah tercatat membangun 24 warung ikan bakar atau kafe yang dikelola oleh kelompok krama adat. “Yang menarik, kami juga membangun Pasar Desa Adat yang dikelola oleh Desa Adat sekaligus membantu krama yang tidak memiliki tempat tinggal berupa tanah dan bangunan kepada 24 krama adat di Desa Adat Kedonganan. Upaya lainnya adalah membantu krama dalam bentuk bedah rumah supaya memiliki tempat tinggal yang layak,” paparnya.
LPD mampu membantu ekonomi Desa Adat Kedonganan di masa pandemi, tentu memiliki suka duka yang dialami selama dua tahun terakhir. Madra menceritakan bahwa LPD Kedonganan di masa pandemi berperan memberikan sembako senilai Rp600 ribu pada bulan Maret, April, Mei, Juni, dan September.
Ada pula memberikan penundaan pembayaran kredit (Bunga, Pokok, denda) kepada krama peminjam sampai sekarang. Memberikan insentif bagi krama yang mampu memenuhi kewajiban pembayaran kredit selama Pandemi. “Tetap memberikan perhatian khusus kepada krama pemilik dana baik deposito maupun tabungan, sekaligus pula mendorong pertumbuhan usaha sektor riil krama adat dengan membuatkan usaha bagi krama adat melalui Tenten Krama Adat (Tekad). Kami turut mendorong krama supaya memanfaatkan potensi wilayah pesisir dengan memberikan kredit kepada nelayan,” terangnya.
Madra menambahkan pengalaman lebih banyak dukanya karena sumber pendapatan dari lembaga keuangan seperti LPD adalah dari pembayaran bunga dan poķok (kredit). “Jadi kalau krama tidak mampu membayar kredit artinya kita tidak dapat sumber penghasilan di sinilah dukanya dan pengelola harus punya strategi khusus. Sukanya kita bisa belajar banyak dari pandemi Covid -19, terutama ketika yang biasa di zona nyaman,” tandasnya.
LPD Desa Adat Kedonganan, tetap akan mendampingi krama untuk selalu berupaya memaksimalkan potensi-potensi yang ada di Desa Adat Kedonganan. Langkah yang dilakukan salah satu caranya dengan membuatkan kebijakan relaksasi hutang termasuk juga menurunkan suku bunga. (MBP)