Lumba-lumba Spinner, Ditemukan Terdampar di Pantai Legian Dengan Luka di Tubuh
MANGUPURA – baliprawara.com
Seekor lumba-lumba jenis spinner, ditemukan terdampar di wilayah pesisir Pantai Legian dekat pantai Double Six, Desa Seminyak, Badung, Bali, Rabu 15 Februari 2023. Keberadaan lumba-lumba dengan ukuran tidak begitu besar ini, sempat diunggah oleh salah satu akun sosial media. Bahkan postingan tersebut mendapat banyak respon dari para netizen.
Di tubuh lumba-lumba ini, ternyata ditemukan beberapa luka. Perkira sementara. Diduga, lumba-lumba ini mati karena kondisi cuaca saat ini
Pengurus Satgas Pengelola Pantai Desa Adat Legian, AA Bagus Cahyadi menuturkan, bangkai lumba-lumba tersebut ditemukan di Pos 7 Pantai Legian sekitar pukul 08.00 Wita. Temuan itu pertama kali diketahui oleh pedagang pantai, yang kemudian melaporkan hal itu kepada satgas.
Karena mulai mengeluarkan aroma yang tidak sedap, akhirnya bangkai lumba-lumba itu ditanam di dekat area terdamparnya mamalia tersebut sekitar pukul 10.00 Wita. “Bangkai lumba-lumba itu relatif kecil, tidak sampai berukuran 1 meter kok. Itu sudah kita langsung kubur disana karena mulai menimbulkan bau menyengat,” ucapnya.
Pihaknya menduga, lumba-lumba tersebut diperkirakan karena faktor cuaca, angin kencang, gelombang laut, maupun terbawa arus laut. Kemungkinan hal itu terjadi sejak Selasa 14 Februari 2023 malam, dan baru terdampar pada keesokan harinya. Kejadian semacam itu diakuinya bukanlah yang pertama kali terjadi di Legian, sebab dulu pernah ada ikan lain, seperti paus, kura-kura yang juga terdapat dalam kondisi tewas.
Terlebih wilayah Pantai Legian diketahuinya cukup banyak terdapat lumba-lumba yang ada di tengah laut. “Di Pantai Legian sebenarnya cukup banyak ada lumba-lumba. Saya beberapa kali mancing dan sering bertemu lumba-lumba. Kalau untuk ikan yang terdampar juga sering terjadi, cukup banyak warga yang memungut,” bebernya.
Sementara itu, Kepala Balai Pengelola Sumberdaya Pesisir dan Laut (BPSPL) Denpasar, Permana Yudiarso, ST. MT., mengaku telah turun ke lokasi untuk melakukan identifikasi. Dari pengecekan bentuk tubuhnya, mamalia tersebut diketahui jenis lumba-lumba spinner (Stenella longirostris) bukan jenis hidung botol.
Habitat lumba-lumba jenis spinner diakuinya memang berada di perairan tropis, yakni perairan Selatan Bali dan di perairan Lovina. Salah satu ciri lumba lumba ini adalah melompat sambil berputar dan biasa dapat berukuran mencapai 1,2 m – 2,5m.
Berdasarkan kondisi fisik bangkai lumba-luma tersebut, ditemukan adanya luka pada sisi kanan perut. Pihaknya menduga, luka tersebut akibat bekas digigit ikan predator (hiu cookie cutter). Namun untuk penyebab terdamparnya mamalia tersebut, hal itu kemungkinan disebabkan beberapa faktor, salah satunya faktor dominan yang diduga adalah karena faktor cuaca, faktor kesehatan, maupun faktor lain. (MBP)