Mahasiswi FIB Unud Raih Prestasi Gemilang di Ajang Pencak Silat Internasional
DENPASAR – Baliprawara.com
Mahasiswi Fakultas Ilmu Budaya Universitas Udayana (FIB UNUD), kembali mencetak prestasi. Desak Gede Tarisa Mahesanti dari Program Studi Sastra Inggris angkatan tahun 2021 mengharumkan nama Bali dan Indonesia di Kejuaraan Internasional Pencak Silat. Pada Juni lalu, mahasiswa yang akrab disapa Desak ini berhasil menyumbang perunggu untuk kontingen Bali dalam ajang 10th Perisai Diri International Championship.
“Sama, prestasi olahraga pencak silat juga. Pada bulan Juni lalu, saya dan tim Perisai Diri Udayana berhasil menjadi bagian dari perwakilan kontingen Bali ke ajang 10th Perisai Diri International Championship di Bali. Syukur saya bisa menyumbang perunggu untuk kontingen Bali,” ungkapnya.
Masih di bidang olahraga Pencak Silat yang digelutinya, Desak Gede Tarisa Mahesanti memaparkan secara rinci berbagai prestasi yang telah berhasil diraihnya selama menjadi mahasiswi Fakultas Ilmu Budaya Universitas Udayana.
“Semua adalah prestasi di bidang olahraga Pencak Silat. Saya pertama kali ikut lomba itu saat semester II, awal tahun 2022. Bulan Februari lalu, saya ikut Banyuwangi Open Championship II bersama tim IPSI Udayana. Syukur saya berhasil meraih medali perunggu di kategori Tanding Putri tk. Mahasiswa/Dewasa.
Lalu, pada bulan April, ikut Kejurda Perisai Diri dan syukur mendapat Juara I di kategori teknik asli tunggal putri. Akhir Mei lalu, syukur pula saya berhasil meraih medali perunggu dalam ajang Magelang Open Championship I dalam kategori seni tunggal putri tangan kosong tk. Mahasiswa/Dewasa. Terakhir dan terbaru adalah pada bulan Juni lalu, Kejuaraan PDIC ke-10 di Bali. Syukur bisa membawa pulang medali perunggu dalam kategori teknik asli tunggal putri,” imbuhnya.
Di balik sejuta prestasi yang berhasil diraih, ada jatuh bangun prosesnya yang sangat inspiratif. Ceritanya, proses yang ia lewati tidaklah mudah untuk sampai di titik ini. Lelah, kalah, susah, tidak menjadi alasan untuk akhirnya menyerah.
“Proses yang saya lalui sangat panjang. Pada dasarnya, saya bukanlah orang yang ‘berbakat’ di bidang olahraga, olahraga apapun itu. Sebagai orang yang kurang dalam olahraga, tentu saja diperlukan effort (usaha) dua kali lipat lebih besar dari orang yang memang ‘into’ di olahraga hanya untuk mencapai kata ‘bisa’ belum ‘pintar’nya. Seperti contoh ketika saya masuk tim perisai diri Udayana, segala hal yang diminta pelatih saya lakukan tetapi dalam progres yang sedikit lambat dari rekan-rekan saya yang lain, tetapi tetap penuh keyakinan ‘sampai’ di tujuan”, tegasnya.
Sekalipun demikian, Desak tetap terus meyakinkan dirinya, begitu juga meyakinkan seluruh teman-teman civitas akademika Universitas Udayana untuk selalu menumbuhkan rasa pantang menyerah di dalam diri sehingga akan membentuk karakter yang kuat untuk dapat mendulang prestasi.
“Lelah? Pasti. Kadang pula ada rasa ingin menyerah, mengundurkan diri dari tim, insecure kenapa proses saya lambat sekali, kenapa tidak bisa-bisa. Tapi saya tetap bertahan dan syukurnya semua itu membuahkan hasil, perlahan-lahan, dan Astungkara akan terus meningkat,” paparnya.
Diselipkan pula, dalam setiap perjalanannya, ada figur-figur yang telah berjasa dan selalu ada dalam setiap cerita perjuangannya. Mulai dari ayah atau yang akrab disapanya ajik, ibu, adik-adiknya, keluarga besar, pelatih-pelatih di UKM, Bli Mang Andi, Pak Giri, Bli Angga, Mbok Iluh, Pak Rahde, Pak Gungtra dan semua pelatih Perisai Diri.
“Jasa mereka besar sekali dalam membentuk saya hingga seperti ini,” imbuhnya. Desak pun membeberkan rencana perkuliahannya ke depan. “Saya ingat pernah menulis study plan ‘kursi-kursi’ saat student day dulu, yakni kuliah-prestasi-kuliah-prestasi. Mungkin 2 sampai 3 semester ke depan masih sama seperti ini. Kemudian saya juga kepikiran untuk ikut program MBKM,” harapnya.
Tak lupa juga, Desak menghaturkan rasa terimakasihnya yang begitu dalam kepada seluruh pihak yang telah berkontribusi di dalam perjalanan prestasinya. “Untuk mereka yang ada di belakang layar, terimakasih banyak karena telah sabar membentuk Desak. Untuk diri saya sendiri, kurangi insecure, i know you’re much more than this dan terima kasih untuk tidak menyerah ketika sudah memulai,” ungkapnya. (MBP/Unud.ac.id)