Makan di “Teba”, Nikmati Olahan Babi Ditemani Tuak di Warung Dadong Located
Menu olahan Babi, di warung Dadong Located. (ist)
MANGUPURA – baliprawara.com
Menikmati kuliner olahan Babi sambil bersantai di Teba (area kebun di belakang rumah), menjadi lebih nikmat ketika bersama rekan-rekan. Apalagi ditemani minuman tradisional khas Bali berbahan nira pohon palem yang disebut Tuak, tentu akan semakin nikmat.
Untuk bisa menikmati olahan nikmat menggoda ini, kalian bisa datang ke Desa Blahkiuh, Kecamatan Abiansemal, Badung. Di daerah ini, ada sebuah warung bernama “Dadong Located”, yang menjual kuliner lawar, gorengan dan kuah balung berbahan dasar daging babi yang cukup dikenal di kalangan pecinta kuliner.
Sebelumnya, Warung Dadong Located ini sebenarnya tidak fokus menjual olahan daging babi, namum hanya menjual tuak. Semakin lama, para pecinta tuak yang biasanya langsung minum di tempat, meminta untuk dibuatkan makanan pendamping. Dari situ, kemudian muncul ide untuk membuat kuah balung babi. Semenjak itulah, warung yang dulunya hanya menjual tuak, kemudian mulai memperkenalkan menu olahan babi.
Sang pemilik yakni, Ni Nyoman Ayu Wati (48) saat itu yang pertama memasak untuk para pecinta tuak yang datang ke rumahnya. Saat itu, dirinya tidak mengira warung yang ia kelola bisa ramai dan digemari para pecinta kuliner. Sebab setelah membuat kuah balung, ia mendapatkan pesanan menu lainnya. Sehingga dibuatlah menu tambahan yakni lawar dan gorengan babi, yang dimulai sekitar tahun 2016. “Awalnya menjual tuak saja, itu mertua saya yang jual. Saya hanya membuat makanan tambahan saja,” ujar Ayu Wati, Kamis 29 Februari 2024.
Diakuinya, Warung yang dikelolanya, dulu tidak dipersiapkan khusus untuk menerima pelanggan. Saat itu hanya ada beberapa tempat duduk yang dipersiapkan diarea Teba. Seiring berjalannya waktu, mengingat pelanggan semakin banyak, Teba yang dulunya hanya dimanfaatkan sebagai kebun dan kandang, mulai dilakukan perombakan dan penambahan bangunan dan penambahan gazebo (bale bengong). “Dulu duduknya sembarangan, karena semakin banyak orang yang makan, jadinya ditambah gazebo dan lainnya,” kenangnya wanita kelahiran tahun 1976 ini.

Menariknya lagi, dapur tempatnya memasak saat ini, dulunya merupakan kandang babi dan bebek yang berada di Teba. Saat ini, semuanya mulai diubah perlahan setelah mendapatkan banyak pesanan. Karena pelanggan semakin banyak, akhirnya ia berhenti memelihara babi dan bebek, meski dirinya senang sekali beternak.
Saat ini, Warung Dadong Located semakin diburu pecinta kuliner. Karena saking banyaknya pelanggan yang datang, Ayu Wati pun mulai menerapkan sistem nomor antrean. Pelanggan yang datang, saat memesan makanan diberikan nomor antrian. Saat hari libur seperti hari Minggu, pihaknya bahkan dalam seharinya bisa melayani sampai 100 nomor. Yang mana, dalam sehari saja, total 70-80 Kg daging babi habis terjual.
Dari banyaknya pesanan Ayu Wati dapat memberikan pekerjaan kepada saudaranya. “Setiap hari ada 7 orang tenaga tetap. Kalau Hari Minggu dua kali lipat, ada yang freelance,” ucapnya.
Warung Dadong Located, buka setiap hari dari pukul 08.00-18.00 Wita. Harga untuk satu porsi lengkap dengan porsi besar, yakni nasi, lawar, gorengan, kuah balung babi, dan minuman dibandrol dengan harga Rp 50 ribu. Sedangkan untuk nasi campur saja Rp 15 ribu. Jika ditambah dengan kuah balung babi dan minuman seharga Rp30 ribu. (MBP)