Megahnya Palebon Ida Cokorda Pemecutan XI, Ribuan Warga Tumpah Ruah Iringi Prosesi
DENPASAR – baliprawara.com
Sejak pagi, Jumat 21 Januari 2022, puri Pemecutan, Denpasar, dipadati ribuan semeton Puri dan juga umat yang akan turut mengiringi prosesi puncak karya palebon Pratiwa Nyawa Ngasti Wedana, Ida Cokorda Pemecutan XI. Tak hanya mereka yang akan mengikuti prosesi yang berkumpul, namun warga dari berbagai daerah serta wisatawan, turut menyaksikan, Palebon termegah di awal tahun 2022 ini. Bahkan, sejak pagi, warga rela datang untuk menyaksikan prosesi palebon tingkat utama ini.
Prosesi puncak karya ini diawali sejak pukul 03.00 Wita, dengan prosesi ngenjing/atetangi, ngutang pering, baleman, serta teteh tabun, yang dipuput Ida Pedanda Gede Arimbawa. Kemudian, pukul 08.00 Wita, dilanjutkan dengan prosesi mabumi sudha, melaspas pamereman, lembu dan panca rengga, yang dipuput Ida Pedanda Gede Ngurah Telaga yang berlangsung di Jaba Puri. Puncaknya, yang merupakan prosesi yang ditunggu-tunggu warga, pada pukul 12.05, tedun layon serta prosesi menuju Tunon yakni ke setra Badung.
Ribuan warga sejak pagi hari, terlihat sangat antusias menyaksikan prosesi Palebon di jalur menuju setra Badung yang jaraknya sekitar 500 meter dari Puri Pemecutan. Iring-iringan diawali dengan membawa damar kurung, iring-iringan tombak, tirta, pamuspan, ogoh-ogoh, iring-iringan magayot, lembu, tragtag atau tangga, serta terakhir bade.
Menurut Ketua Panitia Palebon, A.A. Ngurah Rai Sudarma, kegiatan pada saat puncak palebon ini telah berlangsung sejak Jumat dinihari pukul 03.00 Wita, dengan sejumlah rangkaian prosesi, sampai pada puncak karya pukul 12.05 Wita, layon Ida Cokorda munggah ke pamereman menuju Setra Badung. “Prosesi ini dipuput dua sulinggih, yakni Ida Pedanda Gede Karang dari Griya Tampakgansul, dan Ida Pedanda Gede Arimbawa dari Griya Sari Tegal. Sesampai bade di setra, dilanjutkan dengan tedun layon yang dipuput Ida Pedanda Oka Keniten. Selanjutnya terakhir dilakukan ngayut ke Segara Kuta yang dipuput Ida Pedanda Made Karang,” bebernya.
Dalam rangkaian prosesi palebon ini, tentu pengguna jalan merasa tidak nyaman karena adanya rekayasa lalulintas. Melalui kesempatan ini, pihaknya menyampaikan permakluman kepada masyarakat pengguna jalan. “Kami menyampaikan permakluman, mengingat lokasi di pusat kota, sehingga banyak mengganggu kenyamanan pengguna jalan,” ucapnya.
Sejumlah ruas jalan yang berada di sekitar kegiatan upacara, sempat dilakukan rekayasa. Seperti di Jalan Thamrin Denpasar, yang menjadi titik lokasi upacara, arus lalulintas ditutup total hingga prosesi sampai ke setra. Setiba iring-iringan termasuk bade, lembu, maupun ogoh-ogoh tiba di setra, arus lalulintas di depan puri kembali dibuka.
Seperti diketahui, palebon tersebut merupakan petunjuk dari sulinggih, saat rembug terkait pelaksanaan palebon ini melibatkan sebanyak 7 sulinggih. Rangakain palebon telah dimulai 31 Desember 2021 diawali dengan matur piuning, nyukat genah dan nanceb tetaring. Dan pada 1 Januari 2022 digelar nunas tirta untuk masiram. Pada 2 Januari 2022 dengan prosesi ngalelet.
Selanjutnya pada 17 Januari digelar ngardi toya siram melaspas eteh-eteh pasucian, panca datu, patrang, bendusa kembul. Kemudian dilanjutkan pada 18 Januari dilaksanakan ngreresik, ngentos lilit, munggah patrang, panca datu. Juga digelar manah toya ning, ngajum, yang kemudian dilanjutkan masuci ke Pura Tambang Badung, lanjut dengan mapeed ogoh-ogoh dan pamuspaan, munggah bea, tarpana agung, pamuspan, dan penebus-nebusan.
Pangelingsir Puri Pemecutan, Ida Cokorda Pemecutan XI lebar atau berpulang pada Rabu 22 Desember 2021. Ida Cokorda Pemecutan XI, mabiseka sebagai Raja Pemecutan pada tahun 1989. Beliau menggantikan ayahnya Ida Cokorda Pemecutan X yang lebar pada 1986. (MBP)