Mekotek, Ritual Tolak Bala Desa Munggu Akan Ditayangkan Saat KTT G20

 Mekotek, Ritual Tolak Bala Desa Munggu Akan Ditayangkan Saat KTT G20

Antusias warga desa Munggu, ikuti tradisi Mekotek, Sabtu (18/6).

MANGUPURA – baliprawara.com

Tradisi Mekotek yang dipercaya sebagai penolak bala atau memohon keselamatan, kembali digelar, Sabtu 18 Juni 2022, di Desa Adat Munggu, Kecamatan Mengwi, Kabupaten Badung, Bali. Tradisi unik yang masih tetap digelar hingga saat ini, selalu menjadi magnet daya tarik. Pasalnya, satu-satunya ada di Bali dan juga Dunia. Dengan keunikannya, ritual tolak Bala ini, juga telah ditetapkan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan sebagai Cagar Budaya Tak Benda pada tahun 2016. 

Pada prosesi yang digelar bertepatan dengan hari raya Kuningan kali ini, Sekitar 3.000 warga setempat, tumpah ruah di sepanjang jalan Desa Adat Munggu, untuk mengikuti tradisi turun temurun ini. Masing-masing pemuda, terlihat berjalan sambil membawa sebilah kayu jenis Pulet dengan panjang sampai 4-5 meter. Saat tiba di setiap ujung jalan Desa, para pemuda kemudian bersama-sama mengayunkan batang kayu dan disatukan sehingga membentuk sebuah benteng pertahanan yang bisa dinaiki. Setelah menjadi satu, 1 sampai 2  pemuda mulai memanjat hingga puncak. 

Menurut Bendesa Adat Munggu, I Made Rai Sujana, tradisi tahunan ini, rutin diadakan setiap enam bulan sekali. Prosesi ini kata dia, diawali dengan menghaturkan sesajen, Setelah itu, seluruh warga kemudian melakukan persembahyangan bersama untuk memohon keselamatan. Usai  persembahyangan, ritual mekotek dimulai dengan berkeliling Desa. 

 

Tradisi Mekotek ini kata dia, sempat ditiadakan pada zaman penjajahan Belanda karena pihak Belanda mengira masyarakat pada saat itu akan melakukan perlawanan. Hal itu karena, saat itu prosesi mekotek, menggunakan sarana berupa tombak. Karena memakai tombak, Belanda mengira warga akan mengadakan perlawanan. “Akibat dikira melakukan perlawanan, sehingga beberapa kali tradisi Mekotek ini tidak dilaksanakan,” tuturnya.

See also  Deputi Kemenpan RB Kunjungi TPI Bandara Ngurah Rai, Kakanim Ngurah Rai Pastikan Siap Sambut G20

Karena sempat tidak digelar, Desa Munggu saat itu akhirnya diserang wabah penyakit. Yang mana, setiap harinya  ada sebanyak sepuluh orang meninggal dunia. Akhirnya, saat itu dilakukannya negosiasi dengan pemerintahan Belanda, dan akhirnya tradisi ini kembali bisa digelar hingga saat ini.

Dengan telah ditetapkan tradisi Mekotek sebagai Cagar Budaya Tak Benda pada tahun 2016, tahun ini, tradisi Mekotek akan diperkenalkan kepada para peserta KTT G20. Yang mana, pada event terbesar tahun ini di Bali, para peserta KTT G20 akan mendapatkan souvenir berupa video tradisi Mekotek. Dirinya juga mengatakan, saat pemutaran video mekotek, dari pihak desa Munggu, akan hadir di lokasi. Pihaknya nanti akan memaparkan terkait tradisi Mekotek. “Ya nanti akan jadi suvenir peserta KTT G20 dan video penampilan tradisi Mekotek, akan diputar pada KTT G20,” ucapnya bangga. (MBP1)

 

redaksi

Related post