Melalui Kirab Budaya, Sekolah Widiatmika Gugah Semangat Gotong-royong Lestarikan Budaya Bali
MANGUPURA – baliprawara.com
Sekolah Widiatmika Jimbaran, kembali menggelar kirab budaya secara langsung, Sabtu 17 Maret 2023, setelah pada tahun sebelumnya kegiatan serupa digelar secara daring. Tentu melalui kirab budaya ini, selain untuk membangun jiwa gotong royong siswa, juga bertujuan untuk meningkatkan kepedulian untuk melestarikan adat dan budaya Bali.
Menurut Ketua Umum kirab budaya I Gede Karya Danu Palguna, yang juga sebagai guru kelas di SD Widiatmika, kegiatan ini merupakan kegiatan rutin setiap setahun sekali, dalam rangka menyambut hari raya nyepi. Dalam hal ini, dari Sekolah Widiatmika, rutin menggelar Kirab Budaya, walaupun saat pandemi sebelumnya yang digelar secara daring. “Sekarang setelah pandemi berlalu, kegiatan kembali digelar secara langsung,” katanya saat ditemui di sela kegiatan.
Lebih lanjut dikatakan, untuk peserta yang terlibat pada kegiatan ini, Palguna mengatakan, sebanyak kurang lebih 900 siswa ikut terlibat, termasuk juga semua guru dari Sekolah Widiatmika. Untuk siswa yang terlibat, seluruh siswa dari jenjang Paud, TK, SD, SMP, Sampai SMA/SMK, yang juga melibatkan orang tua, untuk ikut berkolaborasi pada kegiatan ini.
Untuk pengamanan saat parade ogoh-ogoh, pihak sekolah juga turut dibantu dari Kepolisian, pecalang dan unsur keamanan lain. Melalui kegiatan ini, pihaknya berharap para siswa bisa lebih mengenal budaya lokal di Bali. Bahkan tak hanya itu, secara umum, kegiatan kirab budaya ini, juga menampilkan kesenian dari seluruh Indonesia. Baik itu dari busana adat, maupun tarian daerah dari sejumlah wilayah di Indonesia.
“Jadi, tidak hanya budaya dari Bali saja, namun kita juga menampilkan seni dan budaya nusantara, yang dikolaborasikan menjadi sebuah buah tarian, yakni tarian nasional Indonesia,” bebernya.
Terkait pawai ogoh-ogoh yang menjadi poin utama pada kirab budaya ini, pihaknya berharap bisa menggugah jiwa gotong-royong dari para siswa Sekolah Widiatmika. Baik itu dalam pembuatan ogoh-ogoh, maupun dalam pengarakan ogoh-ogoh. “Pada kegiatan ini, memang ada kolaborasi antara siswa, guru, dan para orangtua. Semua saling berkolaborasi bekerjasama untuk mensukseskan kegiatan ini,” katanya menambahkan.
Sementara itu, Bendesa Adat Jimbaran I Gusti Made Rai Dirga, yang hadir pada kegiatan Kirab Budaya ini, sangat mengapresiasi kegiatan ini. Menurutnya, kegiatan seperti ini sangat luar biasa dan positif. Karena bisa mentransformasi kemampuan berkreasi generasi sekarang mulai pada anak-anak, dalam budaya ogoh-ogoh.
Terkait pelestarian budaya, pihaknya sempat didatangi profesor dari Tarumanegara. Yang mana, disampaikan adanya kekhawatiran bahwa budaya Bali yang seperti ini, yang dianggap “mahal” berbiaya dan lain sebagainya, dikhawatirkan, akan sulit dilanjutkan oleh generasi selanjutnya. Namun, melalui kegiatan seperti ini, terutama pentas seni, dan atraksi ogoh-ogoh, sebagai satu kegiatan positif, diyakini sangat bagus untuk memancing minat dan keinginan serta intuisi adik-adik generasi muda. Sehingga, dari usia dini akan bisa paham dan tertarik dengan kelestarian budayanya. “Ini poin penting yang bagus dan bisa diselipkan dalam kegiatan ini,” katanya. (MBP)