Menteri AHY Tinjau Progres Penataan Pesisir Kuta, Pastikan Penanggulangan Abrasi Berjalan Sesuai Rencana

Menteri Koordinator Bidang Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan, Agus Harimurti Yudhoyono saat tinjau progres penataan pesisir Kuta.
MANGUPURA – baliprawara.com
Menteri Koordinator Bidang Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) melakukan kunjungan kerja ke kawasan pesisir pantai Kuta, Bali. Dalam kunjungan tersebut, AHY meninjau langsung progres proyek penataan pantai Kuta, Legian, hingga Seminyak (Samigita) yang selama ini mengalami abrasi parah. Proyek ini diharapkan mampu melindungi pesisir bali dari kerusakan akibat gelombang laut dan menjaga kelangsungan pariwisata.
Kunjungan Menko Agus Harimurti Yudhoyono dimulai dengan peninjauan proyek Bali Beach Conservation Project (BBCP) phase II. Proyek yang dibangun sepanjang 5,3 kilometer garis pantai ini merupakan upaya pemerintah untuk mengatasi abrasi di pantai Kuta, Legian, Dan Seminyak.
Menurut Menko AHY, sejak tahun 1980-an, garis pantai di kawasan ini mundur hingga 15-20 meter akibat gelombang laut yang terus menerus menggerus bibir pantai. “Kita ingin melakukan sand nourishment untuk mengembalikan kondisi alami garis pantai kuta. Proyek ini adalah bagian dari pembangunan infrastruktur untuk melestarikan alam, dan melindungi masyarakat serta fasilitas pariwisata di sepanjang pesisir bali,” ucapnya.
Untuk mengurangi dampak abrasi, pemerintah membangun lima unit breakwater dengan panjang masing-masing seratus sepuluh meter.
Konstruksi ini dirancang khusus untuk memecah gelombang dan menjaga pasir tetap stabil di tepi pantai.
Setelah struktur selesai, area pantai akan diisi kembali dengan pasir yang memiliki karakter sama dengan pasir asli kuta, yang ditemukan di wilayah jimbaran. Proyek penataan pesisir ini dilaksanakan dengan anggaran sebesar Rp 260 miliar, yang merupakan hasil kerjasama pemerintah indonesia dengan Japan International Cooperation Agency (JICA) . Hingga saat ini, progres pembangunan dilaporkan mencapai 18 persen. Proses dilaksanakan bertahap dengan mempertimbangkan kondisi alam, seperti pasang surut air laut.
“Kita terus mendorong agar proyek ini selesai sesuai target. Memang ada tantangan teknis terkait pasang surut, namun pekerjaan dilakukan secara hati-hati untuk keselamatan personel dan alat. Proyek seperti ini tidak hanya melindungi lingkungan, tetapi juga memberikan dampak ekonomi dan pariwisata yang besar,” ucapnya.
Menurut AHY, pemerintah pusat terus memantau daerah pesisir lain di bali yang mengalami kerentanan serupa. Upaya penanggulangan akan dipetakan secara terintegrasi dan berbasis data ilmiah. Sebab, bagi AHY, melestarikan alam Bali bukan hanya tentang infrastruktur, melainkan investasi jangka panjang untuk pariwisata nasional.
“Membangun infrastruktur itu bukan semata untuk pertumbuhan ekonomi. khususnya di Bali, kita harus menjaga kelestarian alam. jika abrasi terus berlanjut, dampaknya bisa mengancam pariwisata, umkm, dan masyarakat secara langsung,” katanya menambahkan.
Dengan pendekatan berbasis riset dan teknologi ramah lingkungan, proyek penataan pesisir ini diharapkan mampu menjadi model penanggulangan abrasi nasional, dan sekaligus memperkuat komitmen pemerintah untuk melindungi aset pariwisata dan keindahan alam Bali. (MBP)