Meretas Desa Wisata, Belajar dari Desa Pejeng Kangin dan Desa Taro
GIANYAR – baliprawara.com
Tim Program Pengembangan Desa Mitra (PPDM) Universitas Warmadewa (Unwar) yang diketuai Dr. Ir. I Wayan Parwata, MT., IPM, Bersama anggota tim Dr. Drs. I Wayan Wesna Astara, SH., MH., M.Hum dan Dra. Lilik Antarini, M.Erg serta Kepala Desa Singapadu Tengah, Kelompok Mitra (Rumah Adat dan Sumber Daya Alam), Ketua dan Anggota Pokdarwis Desa Singapadu Tengah mengadakan kegiatan studi banding di Desa Pejeng Kangin dan Desa Taro pada Sabtu, (1/4/2021).
Dari beberapa kegiatan PPDM Universitas Warmadewa tahun ketiga yang telah dan akan dilaksanakan, salah satu nya adalah mengadakan studi banding dalam hal pengelolaan desa wisata di desa-desa yang perkembangan program desa wisata nya telah berjalan baik. Desa yang dipilih sebagai tempat studi banding adalah Desa Pejeng Kangin dan Desa Taro. Kedua desa ini dipilih karena selain dekat, juga memiliki karakteristik desa yang sama dengan Desa Singapadu Tengah. Selain itu, karena kondisi pandemi Covid-19 untuk tetap mengikuti protokol kesehatan membatasi perjalanan dan kerumunan.
Desa Pejeng Kangin, Desa Taro, dan Desa Singapadu Tengah memiliki potensi yang berbeda, sehingga kegiatan desa wisata akan saling mendukung dan saling mengisi. Menurut Ketua Pokdarwis Desa Pejeng Kangin sekaligus sebagai kelihan dinas banjar Pesalakan (I Made Astawa), Desa Pejeng Kangin memiliki 12 spot area, dengan atraksi wisata antara lain: jogging track, air terjun, tenun, pande besi, kelompok madu kele, candi tebing, dan tempat melukat.
Hal yang paling menarik yang didapat dari desa Pejeng Kangin ini adalah ditengah kondisi pandemi saat ini dan menurunnya kunjungan wisatawan ke desa ini, pokdarwis desa Pejeng Kangin mampu meningkatkan dan menghidupkan kembali tenun tradisi. Produksi tenun tradisi yang sempat menurun, menurut Dewa Gede Putra (pejabat Perbekel Pejeng Kangin) sejak kondisi pandemi ini, para ibu-ibu harus mengisi aktivitas di sela-sela kegiatan rutin rumah tangga kembali menekuni kegiatan menenun. Dan berkat bantuan dekranasda kabupaten Gianyar, hasil tenun masyarakat Pejeng Kangin kembali semarak dan meningkat karena telah dibantu dalam bidang pemasarannya.
Berbeda dengan kunjungan di desa wisata Taro. Desa Taro memiliki potensi alam yang sangat unik dan bersejarah. Menurut I Wayan Wardika (Ketua Pokdarwis Desa Taro) menyatakan Desa Taro merupakan salah satu desa tertua di Bali, disini merupakan cikal bakal terbentuk nya desa adat dan subak, mayoritas penduduknya bermata pencaharian sebagai petani. Desa Taro memiliki luas wilayah 13.083 km2 dengan jumlah penduduk 10.886 jiwa. Terletak di ketinggian 600-750 mdpl. Dengan ketinggian ini, sangat cocok untuk kegiatan pertanian. Wardika menegaskan bahwa branding yang diusung desa wisata di desa Taro adalah “Eko Spiritual Destination”. Branding ini akan menginspirasi dari konsep Tri Hita Karana.
Ketua Tim PPDM Unwar Dr. Ir. I Wayan Parwata, MT., IPM, mengatakan Hal yang paling menarik yang didapat dari desa Pejeng Kangin ini adalah ditengah kondisi pandemi saat ini dan menurunnya kunjungan wisatawan ke desa ini, pokdarwis desa Pejeng Kangin mampu meningkatkan dan menghidupkan kembali tenun tradisi. Produksi tenun tradisi yang sempat menurun, menurut Dewa Gede Putra (pejabat Perbekel Pejeng Kangin) sejak kondisi pandemi ini, para ibu-ibu harus mengisi aktivitas di sela-sela kegiatan rutin rumah tangga kembali menekuni kegiatan menenun. Dan berkat bantuan dekranasda kabupaten Gianyar, hasil tenun masyarakat Pejeng Kangin kembali semarak dan meningkat karena telah dibantu dalam bidang pemasarannya.
Dan hal menarik dan pengalaman yang didapatkan dari studi banding pengelolaan desa wisata di Desa Taro ini adalah: 1) Menghidupkan kualitas ekosistem desa: antara lain penangkaran kunang-kunang (The Fireflies Garden); 2) Kolaborasi dengan beberapa desa wisata secara sinergis; 3) menyiapkan informasi dengan cepat; 4) Pola pikir ke depan yang automatic (by system). Dari kegiatan studi banding ini, tim PPDM Universitas Warmadewa mengharapkan mendapatkan pengetahuan yang lebih strategis dalam upaya peningkatan pengelolaan desa wisata khususnya kepada Pokdarwis desa Singapadu Tengah yang dimotori oleh Kepala Desa (Perbekel). Saat ini pengelolaan kegiatan desa wisata di desa Singapadu Tengah sudah berjalan terencana namun terkendala pandemi, dibutuhkan strategi yang lebih maksimal dan prioritas. (MBP)