Meski Hanya Andalkan Dana Pribadi, Seniman Bali Kembali Harumkan Nama Indonesia di Kompetisi Patung Salju internasional
CHINA – baliprawara.com
Tim seniman Bali kembali sukses mengukir prestasi mengharumkan nama Indonesia di Ajang Harbin International Snow Sculpture Competition atau Kompetisi Patung Salju internasional, yang digelar di di Harbin, China, pada 6-9 Januari 2025. Kelompok seniman yang dipimpin oleh I Nyoman Sungada, yang merupakan gabungan dari Himpunan Seniman Pecatu (HSP) dan Bali Talent Artis (BTA), sukses meraih penghargaan ‘Commemorative Prize’ di ajang bergengsi ini.
Empat seniman berbakat, yakni I Nyoman Sungada, I Wayan Mardina, dari HSP, dan Gede Agus Kurniawan, I Ketut Suaryana dari BTA, sukses bersaing dengan 26 tim dari berbagai negara. Dengan karya yang mengangkat tema ‘Tri Guna’, tim ini mampu menghadirkan karya patung es yang unik.
Menurut ketua tim, I Nyoman Sungada, timnya telah delapan kali mengikuti Harbin International Snow Sculpture Competition, dan lima kali di Jepang (Sapporo & Nayoro). Dari keikutsertaan tersebut, mereka telah meraih berbagai penghargaan seperti empat kali Juara 3, satu kali Best Skills, satu kali Best Creative, satu kali Special Prize, dan Juara 1 pilihan para pematung. Penghargaan yang diraih di Harbin tahun ini, tentunya menambah daftar panjang prestasi mereka, meskipun tantangan pendanaan kerap menjadi hambatan utama.
Meski konsisten mengharumkan nama Indonesia, HSP menurutnya masih sering mengandalkan dana pribadi untuk mengikuti kompetisi internasional. Ia berharap pemerintah dan pihak swasta bisa lebih memperhatikan misi ini, karena membawa nama baik Bali dan Indonesia di kancah Dunia.
Tanpa dukungan pendanaan kata Sungada, tentunya akses untuk tampil di ajang internasional seperti ini bisa terputus. Atas dasar kecintaan terhadap seni Bali dan dengan semangat, Himpunan Seniman Pecatu terus berjuang untuk menjaga eksistensi budaya Bali di panggung internasional. Pihaknya terus berharap, apresiasi dan dukungan untuk para seniman ini semakin meningkat.
“Kami sudah tua dan lelah mengurus semua ini sendiri, mulai dari ide, perlengkapan, hingga pendanaan. Sayang sekali jika kesempatan ini hilang. Dukungan yang lebih besar akan sangat membantu keberlanjutan seni budaya kita di kancah dunia,” katanya, Minggu 12 Januari 2025..
Diungkapkannya, untuk persiapan keberangkatan ke China, membutuhkan waktu sekitar 2,5 bulan. Tim baru menerima surat undangan pada 12 Oktober 2024 dan setelah itu mereka mulai mencari sponsor, termasuk kepada Pemerintah Badung.
Sayangnya, hingga pertengahan November, dukungan dana belum kunjung diperoleh. Akhirnya, tim memutuskan untuk menggunakan dana pribadi. Langkah-langkah persiapan meliputi pembuatan miniatur dari styrofoam, latihan ukiran, persiapan alat-alat, pengurusan visa, dan pemesanan tiket.
“Tim kita saat ini berubah, karena keterbatasan dana sehingga kita putuskan mencari tim yang siap dengan dana pribadi. Kami berangkat dengan semangat besar meski harus mengeluarkan kocek (uang-red) sendiri,” ucapnya.
Pada lomba tahun ini, pihaknya membawakan tema karya, ‘Tri Guna,’ yang mengusung nilai-nilai tiga sifat manusia. Patung es yang dibuat ini, menggambarkan tiga tokoh wayah yang menggambarkan karakter raut wajah yang berbeda. Sesuai tema Tri Guna yakni Sattwam memiliki arti sifat manusia yang tenang, tulus, bijaksana, dan tanpa pamrih. Kemudian Rajas dengan sifat energik, agresif, dan ambisius. Terakhir Tamas yakni sifat Pasif, malas, dan lamban.
Di media balok salju setinggi 4 meter dengan diameter 3×3 meter, proses pengerjaan patung salju disebut berlangsung selama 3,5 hari, dari pukul 09.00 hingga 19.00 setiap hari, dengan suhu ekstrem mencapai -26 derajat Celcius. Tantangan terbesar adalah kondisi cuaca yang sangat dingin, terutama bagi anggota tim yang belum terbiasa.
Meski demikian, Nyoman Sungada, mengungkapkan rasa puas atas hasil karya mereka walaupun ada sedikit kekecewaan terhadap keputusan juri. “Kami bekerja dengan maksimal. Setelah kami sadari dengan kekalahan ini pengalaman ini adalah guru terbaik buat saya bahwa saya harus lebih banyak belajar lagi,” ujarnya. (MBP)