Minimnya Penerbangan Langsung ke Bali, Masih Menjadi Kendala Kedatangan Wisman
MANGUPURA – baliprawara.com
Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Republik Indonesia (Menparekraf RI), Sandiaga Uno mengatakan, selama momen Natal 2021 dan Tahun Baru 2022 (Nataru) lalu, masa lama tinggal dan kualitas belanja wisatawan nusantara (wisnus) di Bali meningkat. Peningkatan ini terlihat dari lama tinggal pada waktu normal yakni 3-4 hari, ke angka 5-7 hari saat Nataru.
Tentu ini menjadi berita baik, karena wisatawan nusantara ini, belanjanya semakin banyak, atau meningkat sampai 20-30 persen. “Ada berita baik, semakin banyak rombongan, semakin banyak kualitas belanja dari wisatawan nusantara. Saya belum mendapat angkanya, tapi prediksinya meningkat antara 20-30 persen,” katanya, Minggu 16 Januari 2022.
Lebih lanjut dikatakan, pada kuartal ketiga dan keempat, kedatangan wisatawan domestik (wisdom), meningkat 341 persen quarter to quarter. Dengan rincian bulan Oktober, November, ke Desember. Dari data, sebanyak 7.600 untuk Oktober, 9.300 November dan 11.400 untuk bulan Desember. Sehingga, total rata-rata mendekati 9.500. “Artinya, kata dia, terjadi peningkatan yang sangat signifikan. Ini dinilainya sebagai awal kebangkitan, lapangan kerja akan terbuka, dan disinilah keberpihakan pemerintah untuk hadir demi kebangkitan Bali kembali,” kata Sandiaga.
Meski kunjungan domestik.mulai bangkit, namun isu utama yang tengah dihadapi Bali terkait wisatawan Mancanegara saat ini adalah minimnya penerbangan langsung ke Bali, menurut informasi dari Forum Bali Bangkit. Selain itu juga jumlah negara yang masuk ke approve list, karantina, visa dan jaminan, pihaknya telah menyusun langkah-langkah dan tim khusus. “Mengenai belum adanya penerbangan internasional langsung ke Bali hingga sekarang, terdapat beberapa penyebab yang mengakibatkan hal tersebut yakni minimnya jumlah penerbangan ke Bali, jumlah negara yang masuk ke pre-approve base, karantina dan visa serta jaminan,” ucapnya.
Untuk itulah kata dia, rencananya bulan Januari ini pihaknya akan ada rakor khusus di tingkat Kementerian Koordinator yang nantikan akan dilaporkan kepada Presiden. “Mudah-mudahan akan ada kebijakan baru, supaya kita bisa mendorong wisman masuk, tapi dengan adanya Omicron kita harus tingkatkan kehati-hatian dan kewaspadaan. Karena mayoritas Omicron yang sekarang ada di tengah-tengah kita ini dari pelaku perjalanan luar negeri (PPLN). Ini yang betul-betul harus disikapi,” tegasnya. (MBP1)