Modernisasi RPH Gubug: Langkah Strategis Peningkatan Kualitas Daging di Tabanan

 Modernisasi RPH Gubug: Langkah Strategis Peningkatan Kualitas Daging di Tabanan

Kondisi RPH Gubug, yang saat ini dalam proses rehab. (Ist)

TABANAN, – baliprawara.com

Rumah Potong Hewan (RPH) di Desa Gubug, Kecamatan Tabanan, kini siap menyambut era baru dalam layanan pemotongan ternak setelah mendapat alokasi anggaran sebesar Rp 1,05 miliar untuk rehabilitasi. Dana yang bersumber dari Dana Alokasi Khusus (DAK) fisik APBD ini digunakan untuk memperbaiki fasilitas yang sudah satu dekade lebih belum pernah disentuh perbaikan.

Kepala Dinas Pertanian Tabanan, I Made Subagia, menjelaskan bahwa proyek ini mencakup perbaikan atap RPH, ruang karantina, kantor, serta ruang display. “Dengan rehab ini, kami ingin memberikan pelayanan terbaik untuk pemotongan ternak, terutama sapi, agar prosesnya sesuai standar higienis dan memenuhi target retribusi,” ujar Subagia belum lama ini.

Dalam mendukung proses pemotongan yang aman dan sehat, para petugas RPH diberikan pelatihan khusus oleh Direktorat Kesehatan Hewan. “Tukang jagal kami dilatih SOP yang tepat untuk memastikan daging yang dihasilkan aman untuk dikonsumsi,” tambahnya.

Selain dari segi bangunan, Dinas Pertanian Tabanan juga memiliki target untuk menambah fasilitas seperti cold storage agar dapat menjaga kesegaran daging, akses jalan yang lebih baik, dan peningkatan fasilitas pengelolaan limbah. Subagia menegaskan bahwa pengelolaan limbah merupakan bagian penting yang akan diperhatikan, terutama jika terjadi peningkatan volume pemotongan.

Saat ini, RPH Gubug memiliki kapasitas tampung hingga 30 ekor sapi per hari, dengan rata-rata pemotongan mencapai 28 ekor per minggu. Dengan pembaruan ini, RPH Gubug diharapkan mampu meningkatkan retribusi yang sudah melampaui target, yaitu Rp 22,5 juta dari yang ditargetkan Rp 21,9 juta tahun ini.

See also  Ini Hasil Tes Swab Petugas Kesehatan di Tabanan

Rehabilitasi ini juga diharapkan memperkuat RPH Gubug sebagai penyedia layanan pemotongan ternak yang terstandardisasi di Kabupaten Tabanan, memastikan kualitas daging yang diproduksi tetap higienis, serta mendukung tata kelola daging segar yang berkelanjutan.(MBP) 

 

redaksi2

Related post