Momentum HUT ke-4, RS UNUD Yang Menyandang Tipe B juga Dipercaya Sebagai RS Rujukan KTT G20
MANGUPURA – baliprawara.com
Sejak awal diresmikan tahun 2018, Rumah Sakit Universitas Udayana mengalami perkembangan yang sangat pesat. RS UNUD atau yang juga dikenal RSPTN UNUD, kini telah resmi menyandang predikat RS Negeri tipe B. Dimana sebelumnya sempat menyandang RS tipe C sejak tanggal 3 September 2019, hingga melalui pengajuan peningkatan kelas untuk standar RS tipe B telah ditetapkan pada 27 Juni 2022 lalu melalui Kementerian Kesehatan, Dinas Kesehatan Provinsi Bali, Dinas Kesehatan Kabupaten Badung, DPMPTSP, dan Labkes Provinsi Bali.
Sebagai salah satu RS Negeri Tipe B yang berada di bawah naungan Kemenristekdikti dan dirancang sebagai wahana pendidikan calon dokter/nakes lainnya. Ini tentunya menjadi momentum paling bahagia dalam perayaan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-4 RS UNUD pada tanggal 3 September 2022, untuk terus berkomitmen mencetak calon dokter atau tenaga kesehatan (nakes), dan memberi layanan prima ke masyarakat di Bali.
Perkembangan RS UNUD saat ini sangat pesat terjadi, seiring dengan perkembangan Universitas Udayana. Setelah 2 tahun ditunjuk menjadi rumah sakit rujukan khusus isolasi Covid-19, saat ini RS Unud sering dipercaya untuk menjadi rumah sakit rujukan pelaksanaan acara internasional. Terbaru, berdasarkan keputusan Direktur Jenderal Pelayanan Kesehatan Kementerian Kesehatan Republik Indonesia No: HK.02.02/I/0505/2022, Rumah Sakit Universitas Udayana (RS UNUD) bersama dengan 4 rumah sakit lainnya di Bali ditunjuk sebagai rumah sakit rujukan pelaksana pelayanan kesehatan dalam kegiatan Presidensi G20 Indonesia.
Direktur Utama RS Unud Prof. Dr. dr. I Dewa Made Sukrama, M.Si., Sp.MK., (K)., mengatakan, resminya RS UNUD naik tingkat ke RS tipe B ini telah ditetapkan melalui Surat Keputusan Rektor Universitas Udayana Nomor: 122/UN14.6/HK/2022 tentang Penetapan Pelayanan dan Jumlah Tempat Tidur Rumah Sakit Universitas Udayana.
“Jadi semenjak awal diresmikan Tahun 2018, RS Unud berkembang sangat pesat. Pasca 2 tahun ditunjuk menjadi rumah sakit rujukan khusus isolasi Covid-19, RS Unud sering dipercaya menjadi RS rujukan pelaksanaan acara internasional. Lalu pada 14 Juli 2022 izin operasional RS kelas B diterbitkan oleh Gubernur Bali, untuk RS Udayana sehingga sekarang RS UNUD sudah naik kelas menjadi RS kelas B dengan jumlah tempat tidur sebanyak 200 buah,” ujar Direktur Utama RS Unud Prof. Dr. dr. I Dewa Made Sukrama, M.Si., Sp.MK., (K)., saat memberikan keterangan Pers, berkaitan perayaan HUT ke-4 RS UNUD, di Ballroom Udayana International Convention Center (UICC), Sabtu 3 September 2022.
Lebih lanjut dikatakan, dengan naik kelas ini, secara tidak langsung RS UNUD juga meningkatkan pelayanannya, khususnya pelayanan gawat darurat di bawah Instalasi Gawat Darurat (IGD) yang saat ini telah menggunakan sistem triage START (Simple Triage and Rapid Treatment). Dimana pengkategorian pasien dibedakan menurut kegawatannya dengan kode warna. Kode merah untuk pasien gawat darurat, kode kuning untuk pasien gawat tetapi tidak darurat, dan kode hijau untuk pasien tidak gawat dan tidak darurat, serta pelayanan PONEK memberi pelayanan untuk kegawatdaruratan ibu hamil dan bayi baru lahir.
Dikatakan, RS Unud juga memiliki 3 unggulan, Pertama Emergency Call Udayana (ECU). Untuk diketahui, ECU ini merupakan layanan respon cepat terhadap kondisi darurat medis di wilayah Bali, khususnya Badung Selatan. Layanan ini didukung dengan ketersediaan 4 buah motor ambulance dan 2 ambulance advance. “Pembentukan ECU didasari akan kebutuhan dalam bidang penanganan kegawatdaruratan secara cepat, akurat dan profesional,” ucapnya, didampingi Dir yanmed dan Keperawatan, dr. I Wayan Aryabiantara, Sp.An (KIC), Dir SDM dan Akademik, dr. Komang Ayu Witarini, Sp.A (K), dan Dir Umum dan Keuangan, dr Made Ayu Haryati, MARS.
Sementara itu, unggulan kedua yakni Travel Medicine Centre. Untuk Travel medicine merupakan spesialisasi dari kesehatan global yang dikhususkan untuk menjaga kesehatan para wisatawan yang bepergian lintas negara. Selama melakukan perjalanan internasional, wisatawan dapat terpapar oleh berbagai penyakit yang disebabkan oleh perubahan cuaca, geografi, dan paparan-paparan yang mengarah pada penyakit menular maupun kecelakaan selama berwisata. Sedangkan Medical Tourism merupakan salah satu cabang dari Travel medicine.
“Medical Tourism adalah perjalanan wisata untuk mendapatkan pelayanan kesehatan baik General check up, pengobatan maupun rehabilitasi,” bebernya, sembari menyebutkan untuk unggulan ketiga yakni RS Unud kini juga mengembangkan RS yang bebas nyeri bagi pasien. (MBP)