Museum Pasifika Bali, Resmikan Pameran “Bentuk dalam lanskap: Covarrubias’ Bali and Mexico South”

 Museum Pasifika Bali, Resmikan Pameran “Bentuk dalam lanskap: Covarrubias’ Bali and Mexico South”

Pembukaan pamerna di Museum Pasifika.

MANGUPURA – baliprawara.com

Museum PASIFIKA Bali, kembali menggelar pameran seni, Bentuk dalam lanskap: Covarrubias ’Bali and Mexico South’. Pameran ini, secara resmi dibuka, Senin 14 November 2022, oleh Deputi Partisipasi Masyarakat Kementerian Wanita Indonesia, Indra Gunawan. 

Turut hadir mendampingi, Wakil Gubernur (Wagub) Bali Prof. Tjokorda Oka Artha Ardhana Sukawati, Sekda Badung Adi Arnawa, Senator Bali Arya Wedakarna, Managing Director ITDC Ngurah Ardita. Pemeran ini terselenggara atas kolaborasi Kedutaan Besar Meksiko di Indonesia dengan Museum Pasifika.

Menurut kurator pameran, ANAHI LUNA, Miguel Covarrubias (Meksiko 1904-1957) adalah salah satu seniman abad kedua puluh yang paling ambisius secara estetika dan intelektual. Selama tahun 1920-an, ia menjadi terkenal karena kartunnya yang lucu untuk Vanity Fair dan The New Yorker antara lain. Dia juga menggambarkan Afro-Amerika yang membentuk buih budaya Harlem New York. Sejak awal, ekspresi tubuh manusia telah menjadi elemen konstan dalam karyanya.

Covarrubias dan istrinya Rosa Rolanda mengunjungi Bali untuk waktu yang lama pada tahun 1930 dan 1933. Pengalaman tersebut mengubah kartunis dan ilustrator menjadi seorang penulis, antropolog dan kartografer, keterampilan yang ia gunakan dalam penulisan buku The Island of Bali (1937). Ia menyoroti peran seni, khususnya tari, dalam budaya Bali. “Karya visualnya tentang Bali menggambarkan ide utamanya yang lain: korelasi antara orang-orang yang anggun dan hias dengan lingkungannya. Satu dekade kemudian, Covarrubias melakukan proyek antropologi serupa di Tanah Genting Tehuantepec, sebuah wilayah multi-etnis di Meksiko selatan yang gaya budaya dan habitatnya mengingatkannya pada Bali,” ucapnya.

See also  Unud Bekerjasama dengan Kemenkeu Selenggarakan SDG Talks Series 3 "Menuju 2030: Inovasi, Kolaborasi, dan Aksi untuk SDGs"

Lebih lanjut dirinya menyampaikan, korelasi budaya ini juga hadir dalam film-filmnya. Di kedua wilayah pemandangan tersebut sebagian besar dihuni oleh wanita yang gerakan anggun dan sikap agungnya bergerak melintasi lanskap: membawa sesajen atau hasil bumi, tubuh wanita bertindak sebagai tanda kesuburan dan reproduksi budaya yang kuat.

Museum Pasifika, saat ini 3 tujuan awal selama 15 tahun pertama, telah tercapai dan telah tercipta koleksi baru dengan 50 karya seni baru. 3 pencapaian tersebut antara lain, pertama, menjadi daya tarik wisata internasional dengan Trip Advisor nomor 1 di Nusa Dua. Kedua, menjadi pusat seni internasional yang mendatangkan 8 kepala negara, 300 menteri dan diplomat dari 65 negara. Ketiga, telah mengundang 50.000 anak/mahasiswa dari 800 universitas dan sekolah. (MBP)

 

redaksi

Related post