Notaris Kondang I Wayan Sugitha, Luncurkan Buku Kedua Dibantu Dokter Bagus dan Komang Kos
DENPASAR – baliprawara.com
I Wayan Sugitha, yang dikenal sebagai Notaris Senior, secara resmi meluncurkan buku berjudul “Ilmu, Doa, Cinta dan Kebahagiaan” Selasa 24 Oktober 2023. Peluncuran buku yang berlangsung di Hongkong Garden ini, juga dihadiri oleh sejumlah pejabat, pihak keluarga dan sahabat.
Peluncuran buku yang bertepatan dengan momentum purnabakti I Wayan Sugitha sebagai notaris ini, turut dihadiri Walikota Denpasar I Gusti Ngurah Jaya Negara, Direktur RS Puri Raharja, dr. Gede Bagus Darmayasa, MM, M.Repro yang menjadi ilustrator buku, Dr. Drh. Komang Suarsana, MMA (Komang Kos) selaku editor buku, dan eks Hakim MK I Dewa Gede Palguna yang dipercaya menulis kata pengantar dalam buku tersebut.
Sebagai notaris kondang, I Wayan Sugitha yang juga selaku penulis terus menulis, mengumpulkan dan membagikan karyanya melalui media sosial dalam beberapa WAG (WhatsApp Group). Materi tulisan-tulisan ini lahir setelah penulis merenung dan berpikir tentang berbagai hal yang berbeda setiap harinya. Lalu, dituangkannya dalam tulisan singkat dan dibagikan melalui media sosial. Semua itu berlangsung berkesinambungan dan konsisten sejak tahun 2012 sampai saat ini.
“Saya bersyukur kepada lda Sang Hyang Widhi Wasa/Tuhan Yang Maha Esa, atas anugerah-Nya dan memberi saya napas, waktu, dan usia sampai saat ini. Saya juga bersyukur dan berterima kasih kepada orang-orang yang berada di samping saya dan mendampingi hidup saya: istri tercinta, anak-anak dan cucu-cucu tersayang, keluarga dan sanak famili, para sahabat, handai taulan, serta para guru. Tanpa anugerah-Nya dan bantuan mereka semua, buku ini tidak akan terwujud,” ucap I Wayan Sugitha.
Acara peluncuran buku yang dikemas meriah ini juga dibarengi dengan perayaan ulang tahun I Wayan Sugitha ke-67 itu diawali dengan penayangan video kesan dan pesan dari para staf I Wayan Sugitha. Selanjutnya, I Nyoman Gde Sudiantara alias Punglik selaku adik kandung I Wayan Sugitha memberikan sambutan mewakili pihak keluarga yang menyebut judul buku yang diluncurkan oleh kakaknya itu memiliki makna yang mendalam.
Peluncuran buku yang bertepatan dengan momentum purna bakti kakaknya, I Wayan Sugitha sebagai notaris. Punglik berharap dapat menjadi refleksi diri dan dapat terealisasi sebagaimana judul buku tersebut, “Ilmu, Doa, Cinta dan Kebahagiaan”.
“Dapat purna bakti secara kedinasan. Namun tetap menjalankan tugasnya di dalam keluarga. Semoga dalam kesempatan ini, kita merefleksi diri biar judul buku itu terealisasi dalam kehidupan sehari-hari,” harap Punglik.
Sementara, Dr. Drh. Komang Suarsana, MMA selaku sahabat dan editor buku ini mengatakan Wayan Sugitha merupakan seorang notaris yang legendaris. Meski, seorang notaris, Komang Kos panggilan akrab Dr. Drh. Komang Suarsana, MMA menyebut Wayan Sugitha dapat menulis sebuah buku. “Beliau adalah seorang notaris yang legend di Denpasar. Uniknya, bisa menulis sebuah buku dan bisa kita luncurkan malam ini,” kata Komang Kos.
Komang Kos pun menceritakan lika-liku penulisan buku tersebut dimana bahan baku buku tersebut ibarat menambang emas di Tukad Badung karena bahan dasarnya berasal dari obrolan di aplikasi WhatsApp.
“Saya berkesempatan menjadi editor sebuah buku yang bahan bakunya, ibarat menambang emas di Tukad Badung. Bahan dasarnya dari obrolan WA. Yang setiap hari beliau sebarkan. Saya ditugaskan untuk mengumpulkan dan menjadi sebuah buku,” ucapnya.
Komang Kos juga menyebut keistimewaan buku “Ilmu, Doa, Cinta dan Kebahagiaan” tak perlu habis dibaca dalam semalam dan tak harus bersambung. Menurut Komang Kos yang juga bacaleg DPRD Bangli ini, buku ini spesial lantaran dapat dibaca mulai dari halaman terakhir, tengah, atau halaman awal. Buku yang ditulis oleh Wayan Sugitha dikatakan berisi kutipan kata-kata bijak yang dapat memotivasi atau menginspirasi pembacanya.
“Uniknya, tidak perlu harus habis (dibaca) dalam satu hari. Tidak harus bersambung. Buku ini bisa dibaca mulai yang terakhir, tengah, atau awal juga boleh. Ini berisi kutipan yang sangat bijak. Yang terangkum dalam sebuah buku yang berjudul “lIlmu, Doa, Cinta dan Kebahagiaan,” terang Komang Kos seraya tersenyum yang disambut tepuk tangan meriah undangan yang hadir.
Komang Kos mengaku selaku editor, buku ini adalah buku kedua, setelah penulis, I Wayan Sugitha, SH., menerbitkan buku pertama pada bulan Januarí 2020 berjudul “Bunga Rampai Renungan Pagi, Inspirasi Harian Seorang Notaris”.
“Buku pertama maupun yang kedua ini, tulisan-tulisan hadir bagaikan lilin-lilin kecil, begitu penulis menyebutnya,” tutur Komang Kos.
Komang Suarsana atau Mang Kos menuliskan, I Wayan Sugitha, pria kelahiran Denpasar pada 24 Oktober 1956 adalah sosok yang unik. Profesinya, notaris, namun dalam kesehariannya tak hanya piawai menandatangani akta-akta dan surat perjanjian. Perenungannya setiap pagi, membuahkan deretan kata-kata dan kalimat baik tentang berbagai hal yang disebutnya “Lilin-lilin kecil yang menyala setiap hari”. Maka, terkumpullah semua kutipan dan tulisan itu menjadi sebuah buku.
Lilin-lilin kecil yang dinyalakan penulis, istimewanya, akhirnya membinarkan cahaya terang dan bertambah cemerlang dengan kehadiran lukisan ilustratif karva pelukis, dr. Gede Bagus Darmayasa, MM., M.Repro. “Pelukis yang sejatinya berprofesi sebagai seorang dokter,” sebut Komang Suarsana.
Dalam kesempatan yang sama, Dokter Bagus, begitu panggilan akrabnya, saat buku ini terbit, adalah Direktur Rumah Sakit (RS) Puri Raharja, Denpasar, Bali. Sebagai seorang dokter, Dokter Bagus telah menunjukkan keluhuran profesinya melalui pengabdian yang total pada nilai-nilai kemanusiaan. Sementara itu, sebagai pekerja seni khususnya seni lukis, ia mengaitkan setiap lukisannya sebagai sebagai sarana menghibur diri, meningkatkan imun tubuh dan membahagiakan orang lain.
Dokter Bagus berhasil membuat karya-karyanya menjadi sesuatu yang tidak hanya berorientasi pada dirinya sendiri, tetapi juga pada kebutuhan dan kebahagian orang-orang sekitar.
“Tugas saya sekarang hanya membahagiakan orang lain dan saya harus banyak bersyukur. Kalau orang saya juga ikut bahagia,” kata pria kelahiran 26 Juli 1962.
Sosok seorang Dokter Bagus Darmayasa tergolong seorang pelukis aktif. la bisa melukis apa saja, mulai dari melukis alam, tokoh atau apa pun yang ia sukai. Dalam sehari, dokter ini bisa menghasilkan dua sampai tiga lukisan. Lukisan-lukisan ini ternyata diminati banyak orang. Terbukti dari banyak orderan yang diterimanya, baik dari kerabat maupun para pejabat.
Namun, Dokter Bagus biasanya tidak melukis secara langsung. la harus terlebih dahulu menerima kiriman foto orang yang mau dilukis lewat ponsel miliknya. Setelah itu, ia akan melukis di rumah supaya tidak mengganggu kesibukan dan tugas-tugas kantor. Di rumah ia mengisi waktu kosong dengan melukis di samping berolahraga bersama kerabatnya.
“Supaya tidak bengong dan jenuh, waktu-waktu kosong saya selalu isi dengan melukis. Selain itu, saya olahraga atau bergaul dengan sesama,” kata Dokter Bagus.
Bagi Dokter Bagus, melukis adalah sebuah hobi dan hiburan, sehingga ia tidak merasa profesinya sebagai seorang dokter terganggu. la telah menjalani kedua profesi itu secara proporsional dan bertanggung jawab. Buku kolaborasi tulisan dan lukisan karya I Wayan Sugitha dan Dokter Bagus ini belumlah sempurna. (MBP)