Pantai Tanjung Benoa Kini Amburadul, Masyarakat Berharap Pemerintah Segera Turun Tangan

 Pantai Tanjung Benoa Kini Amburadul, Masyarakat Berharap Pemerintah Segera Turun Tangan

Kondisi bangunan di kawasan pantai Tanjung Benoa yang hampir roboh akibat abrasi.

MANGUPURA – baliprawara.com

Kawasan pantai berpasir putih di kawasan Tanjung Benoa, Kuta Selatan, Badung, yang dulunya terlihat sangat eksotis, kini terlihat amburadul. Batu pondasi beton bangunan salah satu tempat usaha wisata air, yakni Bali Coral yang dulunya sangat indah, kini terlihat berserakan. 

Kondisi memprihatinkan ini, ternyata telah berlangsung beberapa tahun akibat gempuran ombak yang mengikis sedikit demi sedikit. Bahkan akibat terkikis ombak, bangunan ini kini terlihat miring dan hampir roboh.

Menurut penuturan pemilik Bali Coral, Komang Toya, kondisi abrasi ini telah terjadi beberapa tahun terakhir. Tentu saja hal ini sangat mempengaruhi usaha yang sudah digelutinya sejak tahun 1993. “Jadi kami benar-benar butuh perhatian dari pemerintah, semacam take and give kepada kami selaku usaha masyarakat yang terbilang taat bayar pajak,” katanya saat ditemui, Kamis 22 September 2022. 

Terkait abrasi yang cukup parah ini, pihaknya sendiri sempat berupaya melakukan langkah pembangunan tanggul swadaya pada tahun 2020. Namun apa daya, tidak sampai 3 bulan bertahan, tanggul bernilai puluhan juta itu sudah hancur diterjang ombak. “Oleh karena itu saya mohon kepada pemerintah, baik di Pusat, Provinsi, ataupun Kabupaten, agar ini betul-betul menjadi perhatian. Dengan demikian, kami bisa menjalankan usaha dengan optimal dan para tamu yang datang juga nyaman,” harapnya.

 

Lebih lanjut dirinya menyampaikan, sebelum terkikis ombak, lebar pantai mencapai 12 meter ke darat. Bahkan dengan lebar pantai yang cukup panjang, masyarakat sekitar sering memanfaatkan pantai untuk berolahraga sepak bola pantai.

See also  Berkantor di Desa Nyitdah, Bupati Sanjaya Mendapatkan Lebih Banyak Ide dan Gagasan Inovatif 

Pada saat-saat tertentu, bila kondisi air pasang, bahkan air laut bisa naik sampai ke parkiran kendaraan. Apalagi saat malam hari saat air pasang, boat yang dimiliki bahkan sempat tenggelam.

Tak hanya berdampak pada tempat usaha watersport, namun nelayan setempat juga sangat terdampak akibat abrasi. Pasalnya, kini para nelayan tidak bisa menambatkan jukung mereka di pasir. Nelayan kini hanya bisa menambatkan jukung di air, dan itu pun terlihat kurang bagus karena tidak rapi. Memang kondisi abrasi sudah terjadi sejak beberapa tahun terakhir, namun yang paling parah terjadi tahun 20220. Bahan saat itu, gempuran ombak terjadi sangat cepat.

“Kami berharap pemerintah bisa segera membantu, supaya nelayan bisa kembali menambatkan jukung-jukung seperti semula di pasir,” kata Sekretaris Kelompok Nelayan Panca Sari, I Wayan Dartu.

Sementara pada kesempatan sama, Kepala Lingkungan Banjar Anyar Tanjung Benoa, Wayan Ganti Artana, mengatakan, abrasi ini bila dibiarkan, tentu lama-lama ini akan semakin parah dan dikhawatirkan akan berdampak pada Setra yang lokasinya berdekatan. Untuk itu ia berharap kepada pihak terkait, agar bisa segera mengambil langkah-langkah.

 

Memang kata dia, pemerintah melalui Balai Wilayah Sungai Bali Penida, sempat menyampaikan soal rencana penanganan terhadap kondisi Pantai Tanjung Benoa. Namun dirinya mengaku belum mengetahui pasti soal kelanjutannya. “Harapan kami tentunya agar itu bisa dilakukan sesegera mungkin,” ucapnya.

See also  AA. Bawa Putra Raih Doktor Ilmu Kedokteran Setelah Kaji Ekstrak Kulit Batang Kayu Manis

Bendesa Adat Tanjung Benoa, I Made Wijaya atau sering disapa Yonda, mengeluhkan, kalau lokasi yang dulunya terlihat eksotis, kini terlihat amburadul dan tidak enak dipandang, karena kerusakan akibat abrasi. Untuk itu, pihaknya bersama warga, nelayan, menunggu kebijakan-kebijakan yang bisa dilakukan oleh pemerintah, agar bisa secepatnya dilakukan penyelamatan

Lebih lanjut Yonda yang juga Anggota DPRD Badung ini mengakui kalau abrasi seperti ini sudah terjadi sejak lama sejak tahun 2019. Melihat situasi kondisi di wilayah pantai timur Tanjung Benoa, di lokasi Water Sport Bali Coral, yang berdampingan dengan lahan pura Dalem, pihaknya sebagai pengayah Desa, telah berkoordinasi berkali-kali. ini berharap kepada institusi terkait agar bisa segera melakukan penyelamatan akibat abrasi ini.

“Sekarang sudah berjalan beberapa tahun, abrasi ternyata sangat cepat. Kondisi di lapangan, sejumlah bangunan sudah terkikis, bahkan beberapa warung yang sebelumnya ada, kini sudah mulai hilang,” ucapnya. (MBP1)

 

redaksi

Related post