Parallaxnet dan PNB, Teken MoU Terkait Kerjasama Penyiapan Tenaga Digital di Indonesia
MANGUPURA – baliprawara.com
Parallaxnet yang merupakan Perusahaan Amerika Serikat, menjalin kerjasama dengan Politeknik Negeri Bali (PNB) dalam menyiapkan tenaga digital di Indonesia. Komitmen ini ditandai dengan penandatanganan Memorandum of Understanding (MoU) perjanjian kerjasama, pada Jumat 29 Desember 2023, antara Parallaxnet yang diwakili oleh Dewi Setiawati Said sebagai Co founder Parallaxnet sekaligus Direktur Utama PT Kimora Defasa sebagai Sole Distributor, dengan pihak PNB yang langsung dilakukan I Nyoman Abdi, SE. M. eCom., selaku Direktur PNB.
Kerjasama ini menjadi sebuah mutual dan saling menguntungkan dengan Parallaxnet dalam menjalankan misi dan visi Politeknik Negeri Bali, yang juga sejalan dengan Misi Parallaxnet yaitu menciptakan sumber daya manusia Indonesia yang memiliki kemampuan digital berskala internasional.
Pada kesempatan tersebut, DIrektur Politeknik Negeri Bali, I Nyoman Abdi, sangat mengapresiasi Parallaxnet yang memilih sekolah Vokasi yang dipimpinnya untuk berpartner dalam menciptakan tenaga digital di Indonesia. Pihaknya menyampaikan bahwa, kedatangan Parallaxnet ke Pulau Dewata menurutnya sangat sesuai dengan kebutuhan Politeknik Negeri Bali dalam mengimplementasikan program kementerian yakni Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM).
Tentu juga kata dia, melalui kerjasama ini, diharapkan bisa menciptakan generasi digital yang saat ini banyak dibutuhkan baik dalam negri maupun kebutuhan Internasional. Termasuk juga untuk mendukung Program Pemerintah dalam hal ini Kementerian Komunikasi dan Informasi (Kemenkominfo) untuk menciptakan Tenaga SDM di bidang digital yang bersertifikasi internasional. “Terutama dengan model pembelajaran daring, yang dapat diakses dari mana saja dan kapan saja,” ucapnya.
Apalagi kata Abdi, Bali merupakan destinasi wisata Internasional yang sangat terkenal di Dunia. Dipastikan sangat membutuhkan tenaga di bidang Pariwisata yang memiliki background digital. “Diharapkan tiga sampai empat tahun ke depan, Bali dapat menjadi Hub tempat tenaga profesional di bidang Pariwisata dan bidang lainnya, yang memiliki pemahaman bidang digital sekelas internasional, dapat ditemukan,” kata Abdi optimis.
Untuk diketahui, Parallaxnet merupakan Perusahaan Amerika Serikat yang datang ke Indonesia dengan misi menjadi jembatan dalam melakukan akselerasi SDM Indonesia di bidang digital. Dengan program yang sudah diramu dalam kurikulum yang didesain oleh para ahli di bidangnya dari belahan dunia secara internasional, Parallaxnet bercita-cita dapat menghasilkan para profesional di bidang digital yang berasal dari Indonesia untuk bisa bersaing di pasar internasional.
Pembelajaran yang diusung, terkait dengan Cloud Computing, Artificial Intelligence (AI), data analitik, Cyber security , game developer dan sebagainya. Disamping mata pelajaran tersebut, Parallaxnet juga memberikan ilmu tambahan di bidang Entrepreneur, sehingga memberikan kesempatan kepada generasi Bangsa Indonesia untuk dikemudian hari, disamping dapat bekerja sebagai tenaga Profesional, juga dapat menjadi seorang TechnoPreneur.
Dengan mengusung Motto “No Indonesian Children Left Behind” Parallaxnet melalui Perusahaan Virtalus, memberikan subsidi sebesar 80 % dari biaya. Dengan harapan program ini dapat menjangkau 55 juta siswa yang saat ini terdaftar di tingkat sekolah menengah, sekolah Vokasi dan Perguruan Tinggi baik Negeri maupun Swasta.
Keuntungan lainnya yang didapat dengan mengikuti program ini adalah, memiliki sertifikat internasional dan juga mendapatkan kesempatan magang di perusahaan-perusahaan terkemuka secara internasional. Dua hal ini yang akan menjadi modal yang sangat berharga bagi Generasi muda Indonesia.
CEO & Founder Parallaxnet, Mazhar Durrani menyampaikan, alasannya mendukung anak Indonesia mendapatkan kesempatan belajar yang sama melalui Learning Management System (LMS) yang dibawa Parallaxnet ke Indonesia, dikarenakan Indonesia memiliki bonus demografi usia muda yang sangat tinggi. Tentu akan menjadi berkah jika mereka diberikan pelatihan yang tepat dengan didukung praktek langsung yang dibutuhkan dunia saat ini, yaitu kemampuan di bidang digital.
Namun, akan menjadi petaka jika angkatan muda tersebut tidak diberikan ilmu dan dilatih untuk menjadi tenaga Profesional di Bidang Digital. Yang mana, tentu dikhawatirkan akan menciptakan angkatan muda yang Jobless dan menganggur, yang kemudian akan menjadi persoalan bangsa yang sangat serius di masa depan.
Sementara itu Dewi Setiawati Said, selaku Co-Founder Parallaxnet dan sekaligus Dirut Kimora Defasa, menyampaikan bahwa, Bali merupakan tempat strategis yang harus segera dicarikan solusi akan adanya kekurangan SDM yang memiliki background Digital. Saat ini menurut data statistik, tahun 2023 di Provinsi Bali terdapat 72.421 orang yang menganggur, meskipun data ini lebih rendah dibandingkan tahun sebelumnya dikarenakan Covid-19.
Namun kata dia, dikhawatirkan angka ini akan terjadi kenaikan seiring dengan kebutuhan tenaga digital di pasar Indonesia dan internasional yang semakin tinggi. Sehingga kesempatan untuk anak-anak Indonesia kemudian akan juga sangat sedikit untuk mendapatkan pekerjaan yang layak.
Dengan Kerjasama ini, sangat diharapkan Provinsi Bali yang menjadi wajah Indonesia di dunia Internasional melalui Pariwisatanya, dapat menjadi pusat tempat dimana tenaga Profesional di bidang Pariwisata dan juga bidang lainnya yang memiliki pemahaman digital yang sesuai dengan kebutuhan dunia industri secara nasional dan internasional dapat dengan mudah ditemukan.
“Di Bali banyak sekali event-event internasional dengan kapasitas yang sangat besar sering diselenggarakan. Oleh karenanya sudah seyogyanya Bali mampu menciptakan tenaga digital yang sangat dibutuhkan secara lokal, nasional maupun internasional. Dengan menggandeng Politeknik Bali kami sangat mengharapkan Bali bisa menjadi role model dalam penciptaan tenaga Digital yang dapat ditiru oleh Provinsi lain di Indonesia,” harapnya. (MBP)