Pawai Ogoh-Ogoh di Bualu Gratis untuk Masyarakat, Berbayar untuk Wisatawan
MANGUPURA – baliprawara.com
Pada malam pengerupukan atau sehari sebelum hari raya Nyepi, Selasa 21 Maret 2023, Desa Adat Bualu, Kelurahan Benoa, Kecamatan Kuta Selatan, kembali akan menggelar pawai ogoh-ogoh. Sejak pagi, jalur menuju kawasan Nusa Dua, telah ditutup. Dari pantauan di lapangan, terlihat sejumlah pekerja sedang mempersiapkan panggung untuk penonton.
Pasalnya, pada pawai ogoh-ogoh ini, sejumlah wisatawan yang akan menyaksikan, difasilitasi untuk menyaksikan dari atas panggung. Yang mana, nantinya para wisatawan ini, akan dikenakan biaya atau tarif menonton.
Meski dibuka untuk umum, dan gratis bagi masyarakat, namun untuk wisatawan yang akan menyaksikan, dikenakan biaya sebesar Rp 200-400 ribu. Para wisatawan yang dikenakam tarif menonton ini, mendapatkan kursi di tribun yang disediakan.
Bendesa Adat Bualu Wayan Mudita, mengatakan, masyarakat umum tidak akan dikenakan biaya jika ingin menonton pawai ogoh-ogoh. Meski memberlakukan tarif, namun untuk menonton pawai yang dikenakan tarif juga tidak sembarangan. Ini kata dia hanya dikenakan untuk tamu hotel atau wisatawan. “Itu berlaku untuk tamu hotel (wisatawan yang menginap), tetapi untuk masyarakat lokal tetap gratis,” kata Mudita, Senin 20 Maret 2023.
Untuk pengenaan tariff ini, memang sudah dilakukan sejak sebelum pandemi Covid-19. Nantinya para wisatawan akan disediakan tribun untuk menonton pawai. Hal ini pun disebutkan atas adanya pertanyaan dari wisatawan terkait pelaksanaan pawai ogoh-ogoh. “Tiketnya khusus untuk tamu VIP. Di tribun itu nanti mereka akan disediakan snack dan minuman, hotelnya sendiri akan menyediakan fasilitas antar jemput,” ungkapnya.
Terkait pelaksanaan pawai, Mudita menjelaskan, akan berlangsung di Catus Pata yang berada di pintu masuk utama kawasan ITDC. Kemudian tribun penonton berada di sekitar area tersebut. “Dari dulu pawainya memang disitu dipusatkan. Jadi jalan dari depan Polsek Kuta Selatan akan ditutup, dan di sekitar itu akan digunakan untuk menempatkan ogoh-ogoh,” jelasnya.
Untuk tarif tiketnya sendiri, ia menerangkan akan bervariasi. Mulai dari Silver seharga Rp 200 ribu, Gold Rp 300 ribu, dan Platinum yang jaraknya paling depan senilai Rp 400 ribu. Jumlah kursi rencananya disediakan 300, sesuai ketersediaan tempat. Nantinya hasil dari penjualan tiket ini akan masuk ke kas desa adat. “Dananya itu akan digunakan untuk kegiatan dharma santhi. Setelah Hari Raya Nyepi,” terangnya.
Lebih lanjut ia menambahkan, penerapan tiket bagi wisatawan ini tidak pernah mendapatkan penolakanan dari wisatawan. Terlebih para wisatawan yang menginap di sekitar Desa Adat Bualu sangat antusias menantikan pawai ogoh-ogoh. Apalagi pawai ini sempat terhenti akibat adanya pandemi Covid-19. (MBP)