Pembagian Beras Jelang Galungan dan Kuningan “Diserbu” Ribuan Krama, Desa Adat Pecatu Siapkan 70 Ton Beras

MANGUPURA – baliprawara.com

Sebagai bentuk kepedulian terhadap krama (warga) menjelang perayaan Hari Raya Galungan dan Kuningan, Desa Adat Pecatu, Kuta Selatan, Badung, kembali melakukan pembagian beras untuk krama. Pembagian beras kali ini dibagikan sebanyak 70 ton beras kepada total 3.019 krama, meningkat jika dibandingkan dengan hari raya pada enam bulan lalu sebanyak 65 ton.

Pembagian beras melalui dana dari Desa Adat sebesar hampir Rp 1 Miliar ini, disaksikan langsung Bendesa Desa Adat Pecatu, I Made Sumerta bersama prajuru, Minggu 22 September 2024, dipusatkan di Wantilan Desa Adat Setempat. Sejak Minggu pagi, Ribuan krama terlihat “Menyerbu” wantilan Desa Adat Pecatu.

Beras tersebut dibagikan kepada 19 tempekan dari tiga banjar, yang meliputi krama pengarep dan serep. Selain itu, kategori penerima beras juga mencakup krama pensiun, KK mandiri, duda, janda, penyandang disabilitas, prajuru, Kelian sekaa teruna, Kelian pecalang, serta Kelian Paiketan.

Pembagian 70 ton beras, “diserbu” ribuan krama, Minggu 22 September 2024, di Wantilan Desa Adat Pecatu.

Bendesa Desa Adat Pecatu, I Made Sumerta menjelaskan bahwa, kegiatan ini diawali dengan rapat parum bersama krama Desa untuk menyusun program gotong royong bersih-bersih di seluruh wilayah Desa Adat Pecatu. Kegiatan gotong royong tersebut dimulai pukul 07.00 Wita dengan melibatkan semua krama di 19 tempekan Desa Adat Pecatu.

Lebih lanjut, Made Sumerta yang juga anggota DPRD Badung ini menambahkan bahwa, pembagian beras ini merupakan bagian dari rangkaian kegiatan menyambut Hari Raya Galungan dan Kuningan, termasuk menyambut karya Pujawali di Pura Luhur Uluwatu.

“Agenda ini adalah hasil kesepakatan dengan prajuru bahwa dalam rangka menyambut hari Raya Galungan dan Kuningan, ada sebuah kewajiban juga ngaturang ayah nyanggra pujawali di Pura Luhur Uluwatu, kita memberikan beras kepada krama sebagai bentuk perhatian kita. Untuk meringankan, kami berbagi,” ucap Sumerta.

See also  Bentuk Pelestarian Budaya, Desa Adat Pecatu Kembali Gelar Lomba Ogoh-ogoh

Ia menyampaikan kalau program pembagian beras ini terus mengalami peningkatan. Pada perayaan Galungan sebelumnya, Desa Adat Pecatu membagikan 65 ton beras, dan kali ini meningkat menjadi 70 ton. Peningkatan ini terutama karena tambahan penerima dari sekaa teruna dan pemangku. “Kami memilih beras karena ini merupakan kebutuhan pokok, baik untuk upacara maupun kebutuhan sehari-hari,” terangnya.

Selain beras, Desa Adat Pecatu bekerja sama dengan LPD Desa Adat Pecatu juga membagikan parcel buah-buahan sebagai bentuk wujud kebahagiaan menjelang Hari Raya Galungan. Sumerta berharap tradisi berbagi ini dapat terus berlanjut dan dilestarikan ke depannya. Program pembagian ini disambut antusias oleh krama Desa Adat Pecatu. Pendistribusian dilakukan di beberapa tempekan yang telah disepakati dan diikuti dengan antusiasme tinggi oleh masyarakat yang hadir di lokasi pembagian.

Selain program sukacita, Sumerta juga menegaskan bahwa Desa Adat Pecatu memiliki program duka, termasuk bantuan untuk upacara ngaben. Dia optimisme bahwa kegiatan berbagi dan program desa lainnya akan terus berkembang untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. “Kami berharap program ini dapat menjadi momen berkumpul, berbagi cerita, bahkan memasak bersama, sehingga tali persaudaraan tetap terjaga,” harapnya.

Dalam kesempatan yang sama, Kelian Tempek Puluk-Puluk Banjar Dinas Karang Boma, I Wayan Eka Putra Jaya menyampaikan rasa terima kasihnya atas program pembagian beras yang dilakukan oleh Desa Adat Pecatu. Dia mengapresiasi keberlanjutan program yang dilaksanakan setiap enam bulan sekali, yang dianggap sangat membantu masyarakat, terutama dalam meringankan beban keuangan.

“Kami sebagai masyarakat sangat berterima kasih kepada desa adat dan bendesa desa adat. Program ini sangat membantu, dan keberlanjutannya setiap enam bulan sangat berarti bagi kami,” ujar Eka.

See also  Berbagi Kebahagian Sambut Galungan dan Kuningan, Desa Adat Pecatu Bagikan 65 Ton Beras kepada Krama
Bendesa Adat Pecatu, Made Sumerta bersama Kelian Tempek Ana Banjar Tengah Pecatu, I Made Sutapa (kiri).

Hal sama juga disampaikan Kelian Tempek Ana Banjar Tengah Pecatu, I Made Sutapa. Ia juga menyampaikan terima kasihnya kepada Bendesa Desa Adat Pecatu, atas bantuan sembako yang diberikan kepada masyarakat di wilayah Tempekan Ana dan Banjar Tengah. Bantuan berupa beras ini dianggap sangat bermanfaat bagi warga dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari.

“Saya berterima kasih kepada Jro Bendesa yang telah berpartisipasi dengan masyarakat, khususnya di Tempekan Ana dan Banjar Tengah, dengan memberikan bantuan sembako berupa beras,” kata Made Sutapa.

Dia juga berharap agar program bantuan ini dapat terus dilaksanakan secara berkelanjutan setiap enam bulan sekali. “Mudah-mudahan enam bulan lagi kegiatan ini ada lagi dan bisa terus berlanjut,” harapnya. (MBP)

 

redaksi

Related post