Pembangunan Bali, Dirancang Holistik dengan Pendekatan Tematik, Menyeluruh, dan Terintegrasi
DENPASAR – baliprawara.com
Di tengah kemajuan zaman saat ini, Bali diyakini mampu menghadapi tantangan modernisasi dan globalisasi, tanpa kehilangan identitas budayanya yang dimiliki. Dengan modernisasi yang ada, Bali juga akan berkembang dan mampu menjadi daerah yang kuat.
Hal itu karena Bali dirangkul oleh budaya dan adat istiadat yang senantiasa menjadi pondasi bagi perkembangan yang masuk, di tengah gempuran budaya barat. Mengingat derasnya perkembangan pariwisata yang memilih Bali sebagai destinasi kunjungannya. Hal itu diungkapkan Penjabat (Pj.) Gubernur Bali, S.M. Mahendra Jaya, saat membuka Mahasabha II Paiketan Krama Bali di Kampus IPB Internasional, Denpasar, Sabtu 11 Januari 2025.
Mahendra Jaya menyampaikan, untuk pembangunan Bali, dirancang secara holistik dengan pendekatan tematik, menyeluruh, dan terintegrasi. Yang mana hal itu dilakukan secara terencana, dengan memperhatikan karakteristik Provinsi Bali melalui pendekatan tematik, menyeluruh serta terintegrasi, antara alam, manusia dan kebudayaan dalam satu kesatuan wilayah, pola dan tata kelola.
Hal itu menurutnya untuk mewujudkan kehidupan masyarakat Bali yang sejahtera, dan bahagia, dengan memperhatikan pemuliaan adat istiadat, tradisi, seni, budaya dan kearifan lokalnya. “Dengan demikian, sehingga terwujud pendidikan yang berkualitas menuju generasi yang unggul menjaga akar budaya itu sendiri,” katanya Mahendra Jaya menambahkan.
Lebih lanjut Mahendra Jaya mengungkapkan bahwa, upaya pemerintah untuk menekan angka kemiskinan ekstrem, kemiskinan, dan stunting di Bali telah menunjukkan hasil positif. Pada tahun 2023, tingkat kemiskinan ekstrem di Bali turun menjadi 0,19%, jauh lebih rendah dibandingkan angka nasional sebesar 1,12%. Sementara itu, prevalensi stunting di Bali pada tahun yang sama tercatat 7,2%, jauh di bawah angka nasional sebesar 21,5%.
Untuk mendukung upaya tersebut, pemerintah Bali telah mengalokasikan anggaran sebesar Rp431,36 miliar pada tahun 2025. Dana tersebut akan digunakan untuk memperbarui data P3KE (by name by NIK) serta mengimplementasikan strategi penanganan kemiskinan dan stunting secara berkelanjutan.
Sementara itu, Ketua Umum Paiketan Krama Bali, I Wayan Jondra, menyebut Mahasabha II sebagai wadah untuk menyatukan berbagai pandangan demi menentukan masa depan Bali. “Selaras dengan visi pembangunan Bali “Nangun Sat Kerthi Loka Bali” kegiatan ini diharapkan mampu melahirkan ide cemerlang dalam membangun Bali dan membangun kesejahteraan masyarakat Bali secara Ngrombo,” ujar Jondra.
Dengan adanya Mahasabha II, Bali diharapkan semakin siap menghadapi tantangan pembangunan yang kompleks, sembari tetap mempertahankan warisan budaya dan kearifan lokal sebagai identitas yang membanggakan. (MBP)