Pembangunan Revetment dan Dua Breakwater Tambahan Kembali Diusulkan untuk Tangani Abrasi Pantai Kuta

 Pembangunan Revetment dan Dua Breakwater Tambahan Kembali Diusulkan untuk Tangani Abrasi Pantai Kuta

Pembangunan breakwater (Pemecah Ombak) di kawasan pantai Kuta.

MANGUPURA – baliprawara.com
Kawasan pantai Kuta saat ini sedang dilakukan penataan untuk pembangunan breakwater (Pemecah Ombak), sebagai upaya mengatasi abrasi yang kerap terjadi di sana. Sebagai upaya pengendali abrasi, usulan pembangunan revetment (senderan pantai) serta penambahan dua breakwater tambahan di depan Tsunami Shelter dan di depan Satgas Pantai Kuta, kembali menjadi usulan Desa Adat Kuta.

Bendesa Adat Kuta, I Komang Alit Ardana menegaskan bahwa usulan ini telah disampaikan kepada Balai Wilayah Sungai (BWS) Bali-Penida, saat rapat final belum lama ini. Menurutnya, usulan penambahan tersebut dilakukan untuk memberikan perlindungan lebih maksimal pada kawasan Pantai Kuta khususnya di area setra, bangsal jukung, Kantor Satgas Pantai Kuta, hingga Tsunami Shelter.

“Sudah lama kami usulkan tetapi baru tercatat, sekarang kami usulkan untuk mempertegas. Dua breakwater tambahan itu kami usulkan di depan Tsunami Shelter dan di depan Satgas Pantai Kuta. Breakwater ini kami usulkan untuk mengurangi tekanan arus. Ini jawaban penting bisa memecah gelombang, sehingga abrasi tidak akan terjadi,” katanya belum lama ini.

Alit Ardana mengungkapkan, ide penambahan breakwater sebenarnya sudah pernah diusulkan sejak proyek tahun 2006 silam saat dirinya masih menjabat sebagai Ketua LPM Kuta. Namun saat itu, pemahaman masyarakat masih minim sehingga muncul penolakan. Kini, dengan kondisi abrasi yang semakin parah, usulan serupa kembali diajukan dan justru mendapat dukungan penuh dari masyarakat adat saat Rapat Parum.

Terkait kekhawatiran para nelayan yang sempat muncul, Alit Ardana memastikan pembangunan breakwater tambahan tidak akan menghambat aktivitas melaut. Pihaknya telah memberikan penjelasan bahwa jarak antar breakwater sekitar 60 meter, sehingga perahu tetap bisa bersandar maupun melintas.

“Nelayan sempat salah paham karena kalau ada breakwater ini mereka tidak bisa melaut. Ini tidak berpengaruh terhadap aktivitas nelayan, sehingga masih ada ruang untuk perahu bersandar dan melaut. Atas pertemuan terakhir, nelayan baru menyadari ini dan mereka setuju karena breakwater ini ada ruang,” ujarnya.

See also  Pantai Kuta Diuji Coba Buka, Ternyata Banyak Pengunjung Tak Paham Aplikasi PeduliLindungi

Selain breakwater tambahan, pihaknya juga mengusulkan pembangunan revetment yang menyambung dari kawasan Discovery Mall ke arah utara hingga Satgas Pantai Kuta. Senderan ini diharapkan dapat memperkuat perlindungan pantai dari kikisan gelombang yang semakin parah.

“Ini untuk mengamankan setra kami, mengamankan bangsal jukung kami, dan mengamankan Tsunami Shelter dan daerah di Satgas Pantai yang abrasinya luar biasa. Setelah dilakukan pengerjaan breakwater dan revetment ini baru kemudian mengerjakan pengisian pasir,” ucapnya.

BWS Bali-Penida, melalui diskusi terakhir bersama Desa Adat Kuta, juga dikabarkan sedang mengupayakan agar usulan tersebut dapat direalisasikan. Alit Ardana berharap, pembangunan breakwater dan revetment tambahan ini dapat semakin memperkuat proyek konservasi Pantai Kuta.

Sementara, PPK Sungai Pantai I, Balai Wilayah Sungai (BWS) Bali-Penida, Bambang Kardono mengatakan jika pihaknya telah menerima usulan dari Dari Desa Adat Kuta. Bambang mengaku jika usulan tersebut masih dalam tahap kajian.

Terkait progres dari proyek breakwater yang sedang berlangsung, pengerjaan pada breakwater (BW) 3 tepatnya di depan Discovery Mall telah rampung. Kini pengerjaan dilanjutkan ke breakwater (BW) 2 di arah selatan dan breakwater (BW) 4 di arah utara. (MBP)

 

redaksi

Related post