Pembiayaan Pasar Modal Jadi Sumber Pertumbuhan Ekonomi di Tengah Pandemi
Kepala BEI Perwakilan Denpasar I Gusti Agus Andiyasa.
DENPASAR – baliprawara.com
Pembiayaan pasar modal, menjadi sumber pertumbuhan ekonomi, di tengah pandemi Covid-19. Khusus untuk di Denpasar, pertumbuhan pasar saham cukup signifikan terutama didorong investor dari kaum millennial.
Menurut Kepala Perwakilan BEI Denpasar, Bali, I Gusti Agus Andiyasa, kaum milenial menjadi yang tertinggi dalam berinvestasi, baik secara nasional maupun ditingkat Provinsi Bali. Terbukti, jumlah investor saham di Bali bertambah 28.850 investor baru atau naik 74,55 persen per September 2021 dibandingkan posisi akhir 2020 (year to date/YTD).
Adapun dengan kenaikan tersebut, jumlah investor saham di Bali per September 2021 menjadi sebanyak 67.547 investor. Pertumbuhan juga terjadi di pasar modal, dengan kenaikan 52.127 investor baru di saham, obligasi, reksadana, saham, obligasi, reksadana, maupun produk turunannya atau naik 66 persen YTD per September 2021. Saat ini jumlah investor di Bali pada pasar modal secara keseluruhan mencapai 130.744 investor.
“Pembiayaan pasar modal ini menjadi alternatif mengingat pandemi membatasi mobilitas masyarakat,” katanya saat memberikan paparan saat Workshop Wartawan 2021 secara daring dan diikuti oleh puluhan jurnalis di Kota Denpasar, Jumat (22/10/2021).
Sebelumnya kata dia, pada Januari-Februari 2020, rata-rata dalam sebulan penambahan jumlah investor baru hanya berkisar sebanyak 300 investor. Ketika Covid-19 menjadi pandemi di Indonesia per Maret 2021, justru terjadi kenaikan investor saham sebanyak 1.000 investor. Hingga saat ini, peningkatan jumlah investor baru juga konsisten di angka 1.000 investor. “Per September 2021, transaksi saham di Bali sudah mencapai kurang lebih Rp35,7 triliun. Jumlah ini sudah mencapai 145 persen dari total transaksi saham pada 2020,” terangnya.
Meski investasi meningkat, namun kata dia, literasi menjadi pekerjaan rumah (PR) besar bagi BEI agar berinvestasi di pasar modal tidak hanya sekedar ikut-ikutan. Tapi bagaimana agar bisa memanfaatkan pasar modal sebagai instrumen investasi bagi milenial yang baru mulai menginjak dunia kerja. (MBP1)
