Pembukaan Pariwisata Bali, Pemprov Bali Siapkan Tiga Rencana

MANGUPURA – baliprawara.com

Terkait rencana pembukaan kembali pariwisata Bali yang rencananya Oktober mendatang, Pemprov Bali menyiapkan tiga rencana. Namun demikian, menurut Wakil Gubernur Bali Tjokorda Oka Artha Ardana Sukawati (Cok Ace) terkait reopening Bali, bukan hanya Hitam-Putih, namun perlu beberapa plan.

“Karena ini sifatnya fluktuatif. Jadi kita harapkan nanti dalam rangka re-opening ini jangan hitam putih. Artinya kalau nanti ada perubahan sedikit terus tidak jadi. Jadi kita bikin beberapa plan,” katanya.

 

Untuk pembukaan Bali kata dia, akan dibuka secara selektif. Apabila terjadi sesuatu di beberapa tempat, bukan berarti nanti akan ditutup, namun cakupannya akan diperkecil, sampai kemungkinan terkecil pun akan dipikirkan.  “Kita selektif di seluruh Bali, kemungkinan nanti terjadi sesuatu di beberapa tempat, bukan kemudian kita tutup, kita perkecil lagi, sampai kemungkinan terkecil pun kita sudah pikirkan,” ujarnya usai rapat bersama Menparekraf di Politeknik Pariwisata Bali, Jumat 24 September 2021.

Terkait plan atau rencana yang disiapkan kata Cok Ace, pertama adalah membuka seluruh kawasan wisata di Pulau Dewata. Pertimbangan seluruh kawasan wisata dibuka adalah karena vaksinasi Covid-19 dosis lengkap di Bali, sudah mencapai 73,84 persen.

 

See also  Pengarusutamaan Gender Agar Dilakukan Secara Kolaboratif

Kemudian rencana kedua, kembali pada target awal yakni maka objek wisata dibuka khusus kawasan zona hijau Covid-19 di Bali. Kawasan zona hijau ini di antaranya wilayah Sanur di Kota Denpasar, Ubud di Kabupaten Gianyar dan ITDC Nusa Dua di Kabupaten Badung. Rencana ketiga, jika di kawasan hijau tidak memungkinkan untuk menerima wisatawan karena Covid-19, maka objek wisata yang diizinkan buka di desa-desa tertentu saja.

Lebih lanjut menurutnya, beberapa wisatawan yang telah memberi lampu hijau akan berlibur saat pariwisata Internasional dibuka adalah Jerman, Argentina, Inggris, dan Rusia. Untuk menerima wisatawan nanti, pihaknya mempunyai kriteria long stay, kemampuan daya beli, budaya. “Kita belum melihat kondisi di masing-masing internal negara tersebut, karena masih fluktuasi sekali, antara lain misalnya Argentina, Jerman, UK, Rusia, ini adalah negara-negara yang sudah kita ajukan dan kita lihat dari kriteria yang kita penuhi,” bebernya. (MBP1)

 

redaksi

Related post