Pemkab Badung Rancang Operasi Pasar Akibat Lonjakan Harga Sejumlah Kebutuhan Pokok

 Pemkab Badung Rancang Operasi Pasar Akibat Lonjakan Harga Sejumlah Kebutuhan Pokok

Dokumen suasana pasar murah yang sempat digelar di Badung. (ist)

MANGUPURA – baliprawara.com

Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Badung, melalui Dinas Koperasi, UKM, dan Perdagangan, akan menggelar operasi pasar. Hal ini kembali dirancang akibat sejumlah harga kebutuhan pokok mengalami kenaikan belakangan ini. Lonjakan harga ini diketahui berdasarkan hasil pemantauan di sejumlah pasar tradisional di Badung.

Kepala Dinas Koperasi, UKM, dan Perdagangan Badung, I Made Widiana, tak memungkiri kondini ini. Pihaknya mengatakan, kenaikan sejumlah bahan kebutuhan pokok ini, terjadi di sejumlah pasar tradisional di Badung. Oleh karena itu, pihaknya segera bakal menggelar operasi pasar. “Segera ada operasi pasar,” ucap Widiana, saat dikonfirmasi, Minggu 11 Februari 2024.

Lebih lanjut menurut mantan Camat Kuta Selatan ini, operasi pasar akan kembali digelar di enam kecamatan di Gumi Keris. Terkait teknis pelaksanaan operasi pasar tersebut, akan segera dibahas pada rapat yang akan digelar Senin 12 Februari 2023 bersama pihak Kecamatan. “Senin kami akan rapat dengan kecamatan. Operasi pasar tentunya lebih banyak akan menjual bahan kebutuhan pokok,” bebernya.

Sementara itu, Kepala Bagian Perekonomian Setda Badung, Anak Agung Sagung Rosyawati mengatakan, berdasarkan hasil pemantauan harga dan ketersediaan pasokan pada pasar tradisional, beras dan bawang putih harganya masih tinggi. Selain itu  beberapa komoditas mengalami kenaikan harga, yaitu cabai merah besar, bawang merah, telur ayam, daging ayam, tomat dan gula pasir.

“Harga beras masih tinggi karena pasokan terbatas sehubungan dengan penurunan produksi akibat pengaruh cuaca. Kemudian Informasi dari Dinas Pertanian dan Pangan bahwa saat ini belum memasuki musim panen,” terangnya.

See also  Percepat Sanur Jadi Zona Hijau, Pemkot Denpasar Segera Vaksin 35 Ribu Sasaran Mulai Akhir Maret

Dikatakan, untuk harga bawang putih yang tinggi, disebabkan karena keterlambatan distribusi dari distributor pusat. Karena, bawang putih mayoritas diimpor dari China melalui Surabaya, Jawa Timur. Sedangkan, untuk harga cabai merah besar naik karena terbatasnya pasokan sehubungan dengan penurunan produksi petani akibat cuaca.

“Harga bawang merah meningkat karena produksi petani menurun sehubungan dengan berakhirnya musim panen dan memasuki musim tanam. Sehingga pasokan belum kembali normal di pasar. Harga tomat juga meningkat akibat penurunan pasokan sehubungan dengan penurunan produksi petani yang terpengaruh cuaca,” ucapnya.

Sedangkan Harga daging ayam dan telur ayam ras meningkat karena adanya kenaikan harga jagung sebagai pakan ternak. “Gula pasir mengalami kenaikan harga karena penurunan distribusi sehubungan dengan penurunan produksi gula nasional. Ini diakibatkan oleh hasil tebu yang kurang bagus (kadar air gula sedikit), karena faktor cuaca,” tambahnya. (MBP/a).

 

redaksi

Related post