Penanganan Keretakan Tebing di Pura Uluwatu Mulai Ditender, Pengerjaan Gunakan Metode Design and Build
MANGUPURA – baliprawara.com
Keterangan tebing Uluwatu yang sering menjadi sorotan, telah menjadi atensi Pemerintah Kabupaten Badung. Bahkan, rencana penanganan keretakan tebing yang berada persis di bawah Pura Luhur Uluwatu ini, telah memasuki tahapan open tender. Hal tersebut diketahui dari situs LPSE Badung.
Adapun lingkup pengerjaan yang ditenderkan yaitu, pembangunan Sea Wall atau tembok laut, dan bangunan pengaman pantai. Adapun jenis pengadaan yang tercatat yaitu pekerjaan konstruksi terintegrasi, dengan metode pengadaan Tender – Prakualifikasi Dua File – Sistem Nilai. Proyek tersebut memiliki nilai pagu Rp 82.852.177.000, yang bersumber dari APBD Badung 2024, dengan nilai HPS paket Rp 82.852.176.973.
Dikonfirmasi terkait hal itu, Kepala Bidang Sumber Daya Air selaku PPK, Dinas PUPR Badung, AA Rama Putra, tidak menampik hal itu. Menurutnya, untuk proses tender pengerjaan penanganan keretakan tebing di Pura Uluwatu, telah dimulai tahapan prakualifikasi 22 April 2024.
Sejauh ini kata dia, sudah ada sebanyak 31 rekanan yang mengajukan penawaran tender. Pihaknya memperkirakan, untuk penetapan pemenang tender akan diperoleh pada awal Juli 2024, dan untuk segera dilakukan pengerjaan di lapangan.
“Sekarang kita sedang melakukan evaluasi desain dan ahli perencana dari kontraktor yang lolos. Yang mana yang bagus, efisien dan afektif, ini yang akan kita pilih yang terbaik,” katanya, Kamis 2 Mei 2024.
Terkait proses pengerjaan nanti, akan menggunakan metode design and build atau Rancang dan Bangun. Dalam metode design and build ini, pihak pemenang tender dengan Kerja Sama Operasi (KSO), akan memaparkan bagaimana perencanaan mereka, mulai dari desain dan pelaksanaan di lapangan.
Ditegaskannya, pengerjaan tersebut tentu mempertimbangkan kajian batimetri (kedalaman bawah laut), hidrologi (pergerakan air), hingga kekuatan arus laut. “Nilai dari proses tersebut yang juga nantinya akan dievaluasi dengan metode manajemen konstruksi dengan pendampingan tim ahli dari Unud. Dimana tim ahli akan melakukan penilaian konstruksi dan PUPR melakukan penilaian pengajuan penawaran,” bebernya.
Lebih lanjut dikatakan, pengerjaan proyek tersebut akan dikerjakan selama 1 tahun anggaran, dengan fokus pengerjaan adalah penguatan fondasi dasar tebing. Hal ini dilakukan untuk meredam hantaman gelombang dan arus laut. “Pengerjaannya relatif sedikit, namun dengan metode yang cukup sulit. Seperti pembuatan jalan inspeksi material, revertmen, pembuatan breakwater, maupun pengecoran pada titik tertentu di bawah tebing,” ucapnya.
Sementara itu, untuk kondisi di atas tebing, masih dalam proses pertimbangan. Sebab berdasarkan hasil kajian penelitian Unud, diketahui tidak ada keretakan tebing baru (kondisi diam tidak ada pergerakan tebing). (MBP)