Pendampingan Orang Tua, Cegah Anak Kecanduan Gadget
PAPUA – baliprawara.com
Penggunaan gadget memiliki sejumlah dampak positif, namun, penggunaan gadget yang tidak tepat terutama pada anak dan remaja, bisa memicu kecanduan dan adiksi. Oleh karena itu, penggunaan gadget yang baik dan benar menjadi salah satu elemen terpenting dalam pengetahuan tentang literasi digital.
Menurut founder Meraki Agency, Yazid Yanwar Saputra, sejatinya penggunaan gadget memiliki sejumlah dampak positif, salah satu alat bantu untuk mengasah kemampuan kognitif dan motorik halus pada anak. Selain itu, penggunaan aplikasi-aplikasi tertentu pada gadget juga bisa membantu anak melatih kemampuan problem solving dan bersikap sportif dalam berkompetisi.
“Tapi dibalik itu, ada juga dampak negatif yang bisa ditimbulkan. Misalnya mengurangi interaksi dalam keluarga, gangguan konsentrasi, gangguan tidur, hingga paparan konten negatif,” papar pria yang akrab disapa Uta ini dalam webinar Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 wilayah Yahukimo, Papua, Selasa 21 September 2021.
Uta mengatakan, untuk bisa mendapatkan manfaat maksimal dari penggunaan gadget anak, syarat utamanya adalah penggunaan yang diawasi. Dengan begitu, apapun aktivitas yang dilakukan oleh anak dengan gadgetnya, orang tua akan tahu. Sehingga risiko dampak buruk seperti terpapar konten negatif hingga adiksi bisa dihindari. “Jangan larang anak main gadget. Boleh main, tapi bareng dengan orangtua. Jadi diawasi penuh penggunaannya,” papar Uta.
Di sinilah peran orangtua sebagai teladan menjadi penting. Orangtua harus bisa mencontohkan penggunaan gadget yang baik dan benar kepada anak.
Ia mengatakan ada tiga upaya yang bisa dilakukan orangtua agar anak bisa mendapatkan manfaat baik dari gadget. Apa saja?
- Berikan batas waktu
Daripada melarang anak menggunakan gadget, lebih baik buat kesepakatan tentang batas waktu penggunaan.
“Jadi dibuat nih kesepakatan kapan boleh pakai gadgetnya, berapa lama, untuk apa saja. Misalnya untuk hari sekolah boleh dipakai selama 1 jam saja nonton Youtube, tapi dengan konten yang dipilihkan orang tua,” paparnya.
- Bangun komunikasi dan interaksi
Agar anak tidak kebablasan dalam menggunakan gadget, maka harus ada komunikasi dan interaksi yang intens antara orangtua dan anak.
“Ketika di rumah pulang kerja, ya orangtua harus bisa gunakan gadget seminimal mungkin. Beri pengertian ke kantor dan rekan kerja bahwa selama di rumah, prioritas adalah mengurus anak,” terangnya.
- Libatkan anak dalam kampanye adiksi gadget
Risiko adiksi gadget harus diberitahukan oleh orangtua kepada anak. Salah satu caranya adalah dengan melibatkan anak dalam kampanye adiksi gadget yang semakin marak saat ini.
“Jadi anak tahu kalau dia kebanyakan main gadget, resikonya apa, dampak buruknya apa, bukan cuma berdasarkan kata-kata orangtua,” tuturnya.
Webinar ini juga menghadirkan Yulia Dian (Social media specialist, content creator), Mercyna Trianne Zebua (staf pengajar USTJ), dan Marizka Juwita (key opinion leader).Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 – untuk Indonesia #MakinCakapDigital merupakan rangkaian panjang kegiatan webinar di seluruh penjuru Indonesia.
Kegiatan ini menargetkan 10 juta orang terliterasi digital pada tahun 2021, hingga tercapai 50 juta orang ter literasi digital pada 2024. Kegiatan ini merupakan bagian dari program Literasi Digital di 34 provinsi dan 514 kabupaten dengan 4 pilar utama. Di antaranya Budaya Bermedia Digital (Digital Culture), Aman Bermedia (Digital Safety), Etis Bermedia Digital (Digital Ethics), dan Cakap Bermedia Digital (Digital Skills) untuk membuat masyarakat Indonesia semakin cakap digital. (MBP)