Pengetatan Libur Akhir Tahun, Persiapan Dibukanya Wisatawan Manca Negara Tahun 2021
DENPASAR – baliprawara.com
Keluarnya Surat Edaran Gubernur Bali Nomor 2021 Tahun 2020 tentang Pelaksanaan Kegiatan Masyarakat
Selama Libur Hari Raya Natal dan Menyambut Tahun Baru 2021 dalam Tatanan Kehidupan Era Baru di Provinsi
Bali telah mendapat tanggapan beragam dari berbagai pihak. Sehubungan dengan itu, Gubernur Bali memandang perlu memberi penjelasan untuk menjernihkan
pemahaman dalam konteks yang semestinya.
Menurut Gubernur Bali Wayan Koster, sampai saat ini kasus positif Covid-19 terus meningkat di semua daerah di Indonesia termasuk Bali. Yang
ditandai dengan munculnya kluster baru, di antaranya DKI Jakarta, Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, DI Yogyakarta, dan Jawa Timur. Lebih dari 80%, wisatawan Nusantara / domestik yang berkunjung ke Bali, berasal dari daerah tersebut yang sangat berpotensi menularkan Covid-19.
Dikatakannya, kunjungan wisatawan Nusantara ke Bali dipastikan mengalami peningkatan selama libur Hari Raya Natal dan Perayaan Tahun Baru 2021. Sehingga menurutnya, hal itu berpotensi meningkatnya kasus baru Covid-19 di Bali.
Lebih lanjut kata dia, Pemerintah Provinsi Bali bersama-sama dengan Polda Bali, Kodam IX Udayana, Pemerintah Kabupaten/Kota, Satgas Gotong Royong Desa Adat, serta Relawan Desa/Kelurahan se-Bali, sedang terus berupaya keras menangani Covid-19 dengan sebaik-baiknya. “Sampai saat ini pencapaian penanganan Covid-19 di Bali telah berhasil dengan baik, yang ditandai dengan terkendalinya kasus positif baru, tingkat kesembuhan mencapai di atas 90% (tertinggi di Indonesia), dan angka kematian terkendali di bawah 5 orang per hari,” katanya, Selasa (22/12).
Pencapaian yang baik ini menurutnya, harus dipertahankan secara bersama-sama oleh semua pihak, agar Bali semakin mendapat kepercayaan masyarakat luar (nasional dan internasional). Sampai saat ini, tidak ada yang dapat memastikan kapan pandemi Covid-19 ini akan berakhir, sehingga upaya pengendalian munculnya kasus lpositif baru Covid-19 tetap harus dilakukan secara konsisten, disiplin, dan penuh tanggung jawab.
Kepercayaan ini merupakan posisi yang sangat penting sebagai tahapan
persiapan dimulainya pembukaan wisatawan manca negara yang direncanakan pada tahun 2021.
Bilamana Kita berhasil menangani Covid-19 pada libur Hari Raya Natal dan Tahun Baru 2021, tidak terjadi
peningkatkan kasus positif Covid-19 yang signifikan, maka Pemerintah Provinsi Bali dapat meyakinkan Pemerintah Pusat agar wisatawan manca negara bisa dibuka mulai tahun 2021, sebagaimana harapan para pelaku usaha jasa pariwisata.
Sebaliknya, bilamana Kita mengalami kegagalan, maka jangan berharap
masyarakat luar akan percaya dan mau berkunjung ke Bali, Pemerintah Pusat tidak akan mengizinkan pembukaan wisatawan manca negara ke Bali. “Situasi yang dihadapi saat ini, berada di antara dua pilihan sangat ekstrim, yakni alternatif pertama, sepenuhnya memberlakukan pengendalian Covid-19 dengan sama sekali tidak membuka aktivitas pariwisat. Alternatif kedua, sepenuhnya membuka aktivitas pariwisata dengan mengabaikan penanganan Covid-19,” ujarnya.
“Sebagai Gubernur, Saya memiliki tanggung jawab secara sakala-niskala untuk memproteksi kesehatan dan
keselamatan masyarakat Bali serta secara bertahap menerapkan kebijakan pemulihan pariwisata dan perekonomian Bali demi mewujudkan kesejahteraan dan kebahagiaan masyarakat Bali sesuai Visi Nangun Sat Kerthi Loka Bali. Sama sekali tidak ada niat sedikit pun untuk menghambat pulihnya pariwisata Bali,
apalagi dikatakan menyengsarakan masyarakat Bali, seperti yang dituduhkan sejumlah oknum melalui media
sosial,” tambahnya.
Keseluruhan kebijakan ini merupakan tangga sebagai tahapan menuju pencapaian pariwisata Bali yang sehat,
berkualitas, dan berkelanjutan. Munculnya pandemi Covid-19 sesungguhnya harus dimaknai sebagai momentum untuk mempercepat pencapaian pariwisata Bali yang sehat, berkualitas, dan berkelanjutan.
“Oleh karena itu, Saya mengajak semua pihak untuk memahami kebijakan ini secara utuh dan mendalam, dengan melakukan introspeksi (mulat sarira), berpikir tenang dan jernih, kesediaan berbenah, yang disertai kesabaran revolusioner secara kolektif, seraya terus membangun optimisme bangkitnya pariwisata dan ekonomi Bali yang sehat, berkualitas, dan berkelanjutan,” ajaknya. (MBP)