Pengiriman Manggis Tersendat, Pengaruhi Total Nilai Ekspor Bali Tahun ini

 Pengiriman Manggis Tersendat, Pengaruhi Total Nilai Ekspor Bali Tahun ini

Kepala Karantina Pertanian Denpasar, drh. I Putu Terunanegara, MM. (tengah), bersama jajaran, saat memberikan keterangan pers.

DENPASAR – baliprawara.com

Total nilai ekspor dari Bali selama bulan Januari-November 2022, mengalami penurunan jika dibandingkan dengan periode sama tahun 2021, meski pandemi Covid-19 sudah mulai melandai. Hal ini, ternyata diakibatkan salah satunya karena ekspor penyuplai tertinggi di sektor pertanian mengalami penurunan terutama yakni ekspor buah manggis. 

Menurut Kepala Karantina Pertanian Denpasar, drh. I Putu Terunanegara, MM., data hingga bulan November tahun 2022, nilai ekspor total mencapai Rp 130,6 miliar. Jumlah ini masih jauh di bawah tahun 2021 lalu yakni sebesar Rp 170,7 miliar. 

Dikatakan, salah satu penyebab turunnya nilai ekspor tahun ini, salah satunya karena turunnya ekspor buah manggis. Yang mana, terkait ekspor manggis, selama tahun 2022 ini memang mengalami penurunan. Hal itu disebabkan, salah satunya karena adanya keterlambatan panen buah manggis. Yang mana, seharusnya saat ini merupakan puncak musim panen, namun sampai saat ini masih belum ada.

“Kami pantau di lapangan, memang buah manggis ini sekarang sedang ada keterlambatan panen dan tidak maksimal karena musim. Jadi betul betul faktor alam yang tidak bisa diprediksi,” katanya didampingi sejumlah pejabat lainnya saat acara Coffee Morning bersama puluhan media, Kamis 21 Desember 2022.

Selain buah manggis, ekspor sektor di luar pertanian, juga mempengaruhi. Yakni ekspor handicraft berbahan kayu, produk bambu, dan produk kulit yang mengalami penurunan. Hal ini karena tidak ada lagi kapal yang muat kontainer di pelabuhan Benoa. “Dulu di Benoa ada depo untuk fumigasi. Namun saat ini sudah tidak ada. Tentu dari sisi bisnis tidak ada lagi kapal yang singgah di Bali, dan saat ini pengangkutan diarahkan ke Surabaya,” ucapnya.

See also  Angin Kencang Kategori Ekstrim, Akibatkan Kerusakan di Sejumlah Tempat di Bali

Dari total nilai ekspor selama tahun 2022, Rp 130.6 miliar, mengalami penurunan dibanding tahun 2021 yakni sebesar Rp 170,7 miliar. Dari jumlah itu, jika dirinci untuk ekspor perkebunan tahun ini yakni Rp 49 Miliar, naik dari tahun lalu sebesar Rp 44,5 miliar. Sedangkan, nilai ekspor hortikultura tahun ini yakni Rp 7,9 miliar, turun dibanding tahun lalu yakni Rp 13,5 miliar.

Sementara itu, untuk nilai ekspor tanaman pangan tahun ini sebesar Rp 6,05 Juta naik dibanding tahun lalu yang hanya Rp 1,38 juta. Nilai ekspor peternakan tahun ini sebesar Rp 62,2 miliar, naik dibanding tahun lalu yang hanya Rp 35,9 miliar. Untuk tahun ini, nilai ekspor total pertanian sebesar Rp 119,2 miliar naik dibanding tahun lalu yang hanya Rp 93,97 miliar. (MBP)

 

redaksi

Related post