Penuturan WNI di Jepang, Bertahan Hidup Ditengah Pandemi 

 Penuturan WNI di Jepang, Bertahan Hidup Ditengah Pandemi 

Jessyca Chrisanta Kumowal, mahasiswi London School of Public Relation Bali (LSPR Bali)

DENPASAR – baliprawara.com

Wabah virus corona yang terjadi di dunia sejak tahun 2020 hingga kini, berdampak pada sektor ekonomi dunia termasuk di Indonesia. Akibat wabah ini, pendapatan masyarakat Indonesia rata-rata mengalami penurunan. 

Lalu bagaimana dengan warga negara Indonesia (WNI) yang tinggal di negara lain? Seperti di Jepang yang akhir-akhir ini juga mengalami peningkatan kasus. Terutama di daerah Tokyo, Hokkaido, sehingga pemerintahan setempat pun menyerukan status darurat. 

Ada banyak WNI yang tinggal di negeri Sakura ini, dengan berbagai status. Bahkan WNI dengan status pelajar, menempati urutan kedua sebagai yang terbanyak tinggal di negara Jepang. 

Meskipun, statusnya hanya sebagai pelajar, namun tidak sedikit pula yang tetap mencari penghasilannya sendiri dengan melakukan pekerjaan paruh waktu. Namun, akibat wabah virus corona, pendapatan yang mereka terima, mengalami penurunan yang drastis. 

Seperti yang dialami oleh Janice Phebe (23), seorang WNI yang merupakan lulusan sekolah kejuruan di Jepang dan pada saat ini tinggal di daerah Tokyo yang merupakan ibu kota dari negara Jepang. Janice mengatakan bahwa perkembangan Covid-19 di Jepang, memang naik turun. Menurutnya, dampak yang paling dirasakannya yakni di sektor ekonomi. Dimana, fresh graduate seperti dirinya, hingga saat ini masih sulit untuk mendapatkan pekerjaan tetap di Jepang. 

Karena kata hanya sedikit perusahaan yang membuka lowongan pekerjaan untuk orang asing, guna mengurangi pengeluaran perusahaan. Dalam hal ini, tak sedikit perusahaan di Jepang yang mengutamakan warga negara Jepang terlebih dahulu, daripada warga negara asing dalam perekrutan. 

Hingga saat ini, pemasukan yang diterima oleh Janice pun hanya sebagai pekerja paruh waktu di restoran cepat saji. “Di restoran cepat saji pun, pendapatan saya juga menurun, karena baik jumlah pengunjung maupun angka pembelian cenderung menurun tiap harinya. Sehingga saya pun harus berhemat,” Kata Janice.

Tak berbeda seperti yang dialami Janice, Gary (21), seorang mahasiswa yang tinggal di daerah Kashiwazaki, provinsi Niigata, yang merupakan daerah pedesaan. Dirinya mengatakan bahwa, penyebaran virus corona di Niigata, tidak terlalu signifikan. Namun, keadaan ekonomi yang ada di kota tersebut, juga ikut menurun. Sama seperti Janice, Gary pun juga seorang pekerja paruh waktu “Mencari pekerjaan paruh waktu sama susahnya seperti mencari pekerjaan tetap. Dan karena ini daerah pedesaan ditambah sedang corona, semakin sulit untuk mencari lowongan kerja paruh waktu” Ungkapnya.

Gary mengatakan, karena wabah virus corona, hotel tempatnya bekerja paruh waktu, terpaksa melakukan PHK. Tentu dalam kondisi seperti ini, Gary harus bertahan dengan uang bulanan yang diberikan oleh orang tuanya.

See also  Kepincut Adat dan Budaya Indonesia, Puluhan Blasteran Mengajukan Diri Jadi WNI

prawarautama

Related post

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *