Pepada Wewalungan Karya Telah Digelar, Senin Ini Desa Kedonganan Gelar Puncak Ngusaba

 Pepada Wewalungan Karya Telah Digelar, Senin Ini Desa Kedonganan Gelar Puncak Ngusaba

Bendesa Adat Kedonganan, I Wayan Mertha, (kanan) didampingi Sekretaris Desa Adat Kedonganan, I Made Sumerta., SE., MM., Ak., saat menrima punia dari Pemprov Bali.

MANGUPURA – baliprawara.com

Menjelang puncak karya Ngusaba Desa yang akan digelar Senin 10 Oktober 2022, bertepatan dengan hari Purnama Kapat, Desa Adat Kedonganan, Sabtu (8/10) menggelar prosesi Pepada Wewalungan Karya. Bertempat di Jaba Pura Bale Agung, prosesi Pepada Karya ini dipuput oleh Ida Sri Bhagawan Yoga Sidi Segening dan Ida Pandita Mpu Dwija Ananda. 

Prosesi Pepada ini, turut dihadiri Gubernur Bali yang diwakili oleh Kepala Dinas Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah Provinsi Bali, I Wayan Ekadina, SE., M.Si., Anggota DPD RI asal Bali, Drs. I Made Mangku Pastika, M.M., dan Arya Wedakarna. Pada kesempatan tersebut, Pemerintah Provinsi Bali mepunia sebesar Rp 10 Juta. Begitu juga kedua anggota DPD RI asal Bali, juga kompak mepunia untuk pelaksanaan Ngusaba Desa ini.

Pada kesempatan tersebut, Made Mangku Pastika menyambut baik pelaksanaan Karya ini. Pasanya kata dia, upacara Ngusaba Desa ini penting digelar, apalagi pasca pandemi Covid-19. Yang mana, karya ini memiliki makna, tidak hanya sekedar upacara saja, namun ini juga sebagai upaya untuk menyucikan diri masing-masing. 

 

Pihaknya berharap, dengan upacara ini, masyarakat akan lebih percaya diri untuk menatap masa depan. Karena tahun-tahun kedepan, bukan merupakan tahun-tahun yang mudah. Oleh karena itu, krama harus tetap bersatu. “Semoga upacara Ngusaba Desa ini bisa labda karya sida sidaning don. Dan apa yang menjadi tujuan dari upacara Ngusaba Desa ini, betul-betul bisa dirasakan,” harapnya didampingi Anggota DPD RI, Arya Wedakarna.

Sementara itu, Bendesa Adat Kedonganan, I Wayan Mertha, mengatakan, prosesi Pepada Karya ini merupakan rangkaian dimana Wewalungan yang akan digunakan dalam puncak karya Ngusaba Desa, diupacarai terlebih dahulu. Adapun Wewalungan yang diupacarai ini yakni dua kerbau, serta hewan lain. Mapepada ini kata dia bertujuan untuk mensucikan hewan hewan yang akan digunakan dalam puncak karya. “Dalam puncak karya nanti, wewalungan ini disimbolkan sebuah sarana yang akan digunakan sebagai pijakan Ida Batara,” kata Mertha, didampingi Sekretaris Desa Adat Kedonganan, I Made Sumerta., SE., MM., Ak.

Ketika disinggung terkait pesan yang disampaikan anggota DPD RI, pihaknya sangat menyambut baik. Tentu dalam hal ini, tidak boleh hanya berbicara tentang upacara saja, namun hendaknya juga harus mampu memaknai upacara itu. Terutama bagaimana kita menempatkan Pura di dalam diri masing masing. Tentu ini maknanya sangat dalam sekali. “Kita tidak boleh hanya berhenti pada upacara saja, tapi bagaimana kita meningkatkan kesucian diri kita untuk menjalani kehidupan sehari hari,” ucapnya.

Setelah dilakukan prosesi Pepada Wewalungan, rangkaian karya Ngusaba Desa dilanjutkan dengan melaspas banten Minggu 9 Oktober 2022. Puncak karya Ngusaba Desa digelar pada Senin 10 Oktober, yang kemudian akan dilanjutkan pada 15 Oktober dengan prosesi nyenuk ke Pura Bale Agung Desa Adat Kelan, dan tanggal 18 Oktober ini akan dilanjutkan nyegara gunung.  (MBP1)

 

redaksi

Related post