Permintaan Nihil, Petani Terpaksa Hentikan Produksi Garam Amed

 Permintaan Nihil, Petani Terpaksa Hentikan Produksi Garam Amed

AMLAPURA – baliprawara.com

Pandemi Covid-19 melumpuhkan sektor pariwisata. Imbas berikutnya, sektor pendukung pariwisata turut terpukul. Seperti yang dialami petani garam Amed, Karangasem.

Ketua Masyarakat Perlindungan Indikasi Geografis (MPIG) Garam Bali I Nengah Suanda, Selasa (12/5), mengungkapkan, pandemi Covid-19 praktis membuat akomodasi pariwisata berhenti beroperasi. Akibatnya, petani garam Amed tak mendapatkan orderan sama sekali.

Sebelum pandemi Covid-19, garam Amed dipasok ke hotel dan restoran. Namun sekarang, petani garam harus gigit jari karena permintaan dari akomodasi pariwisata tersebut sudah tidak ada alias nihil.

“Hampir semua hotel di Bali tutup akibat pandemi ini. Jadi, untuk sementara waktu petani garam Amed berhenti berproduksi. Stok garam juga sulit untuk bisa dijual dan pada akhirnya menumpuk,” ungkap Suanda.

Lantaran permintaan nihil, petani garam pun beralih mata pencaharian. Ada yang memilih melaut mencari ikan, ada pula yang beternak demi menghidupi keluarga.

Ia berharap pandemi Covid-19 segera berakhir dan situasi segera normal. Namun untuk sementara ini, pihaknya berharap ada permintaan garam dari luar Bali. Dengan begitu, petani garam Amed bisa memiliki bekal untuk kehidupan sehari-hari selama kondisi penuh ketidakpastian akibat pandemi virus Corona berlangsung. (MBP13)

See also  Karangasem Juga Diguncang Gempabumi Jumat Dinihari

prawarautama

Related post

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *