Pj. Gubernur Bali Sentil Pantai Kuta Sekarang Sangat Kumuh, Bahkan Sering Dikeluhkan Wisatawan

 Pj. Gubernur Bali Sentil Pantai Kuta Sekarang Sangat Kumuh, Bahkan Sering Dikeluhkan Wisatawan

Pj. Gubernur Bali, S.M. Mahendra Jaya, bersama Bupati Giri Prasta saat olahraga sekaligus bersih pantai, Jumat 26 Januari 2024 di pantai Kuta.

MANGUPURA – baliprawara.com

Pantai Kuta yang sebelumnya mendapat penataan oleh pemerintah Kabupaten Badung, sangat dikenal di mancanegara. Namun, keindahan pantai Kuta ini, saat ini mulai terlihat kumuh. Hal tersebut bahkan dibuktikan langsung oleh Penjabat (Pj) Gubernur Bali, S.M. Mahendra Jaya, yang turun langsung ke pantai berpasir putih ini, Jumat 26 Januari 2024 pagi. 

Pj Gubernur Bali yang turun bersama instansi terkait dan unsur TNI/Porli ini, mengatakan bahwa memang benar kalau kawasan pantai Kuta, terlihat kumuh. Hal ini diakibatkan  adanya banyak kios-kios berbahan kayu ulin yang sebelumnya sudah ditata sedemikian rupa, tapi malah banyak yang sudah rusak tidak terpakai dan tidak sesuai fungsi. Termasuk juga di belakang kios tersebut  banyak ditemukan tumpukan barang pedagang dan juga tumpukan sampah yang banyak, yang membuat terkesan kumuh. 

“Kesan saya kumuh, banyak kios-kios yang sudah rusak dan ada yang tidak sesuai fungsi. Tadi saya masuk, saya lihat ada kamar mandi yang bagus, namun ada yang sampai pukul 08.00 Wita, ternyata masih terkunci. Ini sangat saya sayangkan,” kata Pj Gubernur menyampaikan. 

Lebih lanjut ia mengatakan, kedatanganya ke pantai Kuta ini dilakukan untuk memastikan terkait adanya keluhan wisatawan yang kecewa melihat pantai Kuta yang terkesan kumuh ini. “Kenapa saya pengen kemari karena saya dengar banyak wisatawan yang komplain, karena sangat kecewa melihat kawasan pantai Kuta yang sudah ditata sedemikian rupa oleh Bupati Badung, namun terkesan kumuh. Setelah saya lihat, ini yang dikelola desa adat, diberikan kepada warga pengelolaanya, namun disewakan lagi kepada orang lain,” ucap Pj Gubernur.

Kepada pihak pengelola, pihaknya minta tolong, karena Bupati yang sudah menata sedemikian rupa sampai bagus, ketika diberikan kepercayaan untuk mengelola, ini justru tidak dikelola dengan baik. “Saya akhirnya berfikir, saya sempat mendengar juga, masih ada tindakan tindakan intimidasi baik secara fisik maupun psikolog yang masih terjadi. Ini harus diperhatikan. Pantai kuta yang sangat luar biasa ini harus dijaga. Taksunya harus dijaga. Saya sangat berharap, ini pak Bupati harus turun tangan. Pak bupati biar beres ini maslaha. Agar ditertibkan betul ini,” harapnya.

Pihaknya berharap, kondisi Kuta yang dulu, harus dikembalikan seperti konsep yang dibuat Bupati Badung. “Kami hadir disini, melihat terkait komplain, bahwa tidak seindah seperti yang ditata Bupati Badung saat itu. Pak bendesa tolong jaga, apa yang suda dibuat pak Bupati Badung. biar terus ada, dan terus bagus. Satu bulan lagi saya akan jalan-jalan kesini lagi untuk melihat perkembangannya,” ucapnya.

Bupati Badung, Nyoman Giri Prasta yang hadir bersama Forkompimda Badung, pada kegiatan bersih pantai ini mengatakan, akan segera menggelar rapat bersama Camat dan pihak pengelola pantai Kuta, yang ada di Desa Adat. Pembenahan yang harus dilakukan kata Giri Prasta, penting, mengingat Kuta merupakan pintu gerbangnya Pulau Dewata. Bahkan Kuta merupakan salah satu wajah Bali. Maka dari itu, konsep penataan yang sudah dilakukan ini. Harus dijaga dengan baik. “Maka evaluasi ini perlu dilakukan untuk bagaimana bisa mempertahankan, dan memperbanyak lagi wisatawan yang datang ke Kuta. Jangan seperti di Hawai dong. Disana kan banyak ditinggalkan wisatawan. Maka dari itu evaluasi akan kita lakukan terus ,” ucapnya.

See also  Mulai Dipercantik, Lumut Tembok Pantai Kuta Dibersihkan

Sementara itu, ditemui di pantai Kuta, Made Rudika selaku Pangliman Palemahan Desa Adat Kuta, mengatakan, terkait penataan, pihak Desa Adat tidak boleh semena-mena. Meski diakuinya, yang paling sulit dilakukan adalah penataan terhadap para pedagang. Meski penataan ini sejak dulu sudah dilakukan. Terkait tempat tempat pedagang yang kumuh, diakui memang ada yang belum dioptimalkan. Dari jumlah warung kreatif ini, memang ada satu zona yang disebut zona nyaman yang sulit ditata. “Masukan-masukan ini sudah kami catat dan segera akan kami bahas bersama prajuru desa, apa yang sudah disampaikan agar bisa ditangani segera,” katanya. (MBP1)

redaksi

Related post