PKB ke-47 Libatkan 20 Ribu Seniman, Diharapkan Dibuka Presiden

 PKB ke-47 Libatkan 20 Ribu Seniman, Diharapkan Dibuka Presiden

Kadisbud Bali Prof. Arya Sugiarta

DENPASAR – baliprawara.com

Pesta Kesenian Bali (PKB) ke-47 tahun 2025 melibatkan seniman lebih banyak dari PKB sebelumnya. Sebanyak 20.089 orang seniman dari 517 kelompok seni atau sekaa dari seluruh Kabupaten/Kota, akan terlibat dalam PKB yang akan berlangsung 21 Juni hingga 19 Juli 2025 ini. Diharapkan gelaran pesta kesenian akbar ini dibuka oleh Presiden Prabowo.

Kepala Dinas Kebudayaan Provinsi Bali Prof. Dr. Gede Arya Sugiarta menyampaikan hal itu saat ditemui baliprawara.com Kamis (22/5) di kantor Disbud Bali.

“Pada PKB yang mengusung tema “Jagad Kerthi, Loka Hita Samudaya” ini juga akan dimeriahkan suguhan seni dari partisipan luar daerah Bali dan luar negeri. Sudah terdaftar sebanyak 5 kelompok seni dari luar negeri seperti India dan Kanada serta sekitar 14 partisipan dari luar Bali. Kita berharap PKB ke-47 ini bisa dibuka resmi oleh Presiden, ” ujarnya.

Dikatakan, pada PKB kali ini juga ada gelaran materi yang juga tak kalah menariknya yakni parade busana adat khas daerah. Seperti kita ketahui, masing-masing daerah di Bali memiliki kekhasan busana, baik dikenakan saat kegiatan keagamaan maupun adat istiadat. “Kekhasan busana masing-masing daerah itu kita akan paradekan. Dengan demikian kita akan dapat menyaksikan beragam busana khas masing-masing daerah di Bali, ” ujarnya sembari menegaskan bahwa PKB merupakan ajang untuk menguatkan dan memajukan kebudayaan Bali. Selain kuat dan maju, budaya juga mesti fungsional.

Kadisbud Gede Arya Sugiarta menambahkan, pada PKB tahun ini pihaknya juga akan melakukan kerjasama dengan berbagai pihak untuk menyukseskan pesta kesenian bergengsi ini, seperti perbankan dan perguruan tinggi.

Ditegaskan pula, PKB dari tahun ke tahun tidak menoton, karena sajian materinya terus dimatangkan dengan garapan-garapan tematik.

See also  Dibuka Menteri Kebudayaan Fadli Zon, PKB ke-47 Libatkan 20 Ribu Seniman

Kata mantan Rektor ISI Denpasar (kini ISI Bali), mesti diingat PKB itu adalah pesta berkesenian yang kata kuncinya adalah riang gembira. Tapi di situ ada lomba atau ustawa, karena itu selain efuria, tentu ada kompetisi. Agar lomba tersebut tidak menimbulkan kekisruhan, di sinilah pentingnya objektivitas penjurian. Tim juri yang dipercaya melakukan tugas itu adalah bekerja untuk Bali, bukan lagi sektoral. Dengan juri yang kapabel, kredibel dan netral, diharapkan betul-betul melahirkan hasil penjurian yang objektif. (MBP2)

Redaksi

Related post