Presiden Jokowi Sampaikan Lima Arahan pada Rakornas Penanggulangan Bencana 2022

 Presiden Jokowi Sampaikan Lima Arahan pada Rakornas Penanggulangan Bencana 2022

DENPASAR  – baliprawara.com

Presiden RI Joko Widodo (Jokowi), menegaskan bahwa penanggulangan bencana harus dilakukan secara terpadu dan sistematis. Mengingat, Indonesia telah memiliki Rencana Induk Penanggulangan Bencana (RIPB) 2020 – 2044. Sehingga, rencana tersebut, harus dilaksanakan dengan penuh komitmen dan tanggung jawab. 

“Tahapan harus dilakukan secara disiplin dan konsisten. Bangsa Indonesia harus tangguh terhadap bencana,” kata Presiden secara langsung dari Istana Bogor pada pembukaan Rapat Koordinasi Nasional Penanggulangan Bencana di Istana Bogor, Rabu 23 Februari 2022.

Pada kesempatan itu, Presiden Jokowi,  secara khusus menyampaikan lima arahan kepada BNPB sebagai pilar penanggulangan bencana. Pertama, BNPB diharapkan untuk terus berbenah diri dengan budaya kerja dengan nilai-nilai berkualitas. “Budaya kerja BNPB harus siaga, antisipatif, responsif dan adaptif,” ujarnya.

Ini dilatarbelakangi bencana yang dapat terjadi setiap saat dan tidak terduga kekuatannya. Hal tersebut bertujuan untuk mengurangi risiko bencana. 

 

Kedua, upaya penanggulangan bencana harus berorientasi pada pencegahan. Bencana seperti gempa dan erupsi gunung api memang tidak dapat dicegah. Namun, ada kejadian bencana yang dapat dicegah, seperti banjir dan tanah longsor. Presiden Jokowi mencontohkan upaya penghijauan dan penanaman vegetasi untuk pencegahan banjir dan tanah longsor.  “Di beberapa daerah ini dilakukan, di Jawa Barat, Jawa Tengah, Sulawesi, Nusa Tenggara Barat, agar penanaman vetiver lebih digalakkan,” ungkapnya. 

Upaya tersebut harus dilakukan secara sinergi antara BNPB dan kementerian-lembaga, termasuk pemerintah daerah dan masyarakat. 

Ketiga, infrastruktur yang dibangun untuk mengurangi risiko bencana, harus terus ditingkatkan dan dilakukan oleh pemerintah dan masyarakat. Ia mencontohkan upaya penanaman vegetasi untuk mengurangi dampak bahaya tsunami dan cuaca ekstrim. 

See also  Presiden Jokowi Tinjau Hutan Mangrove di Bali

Presiden menggambarkan fenomena perubahan iklim dunia yang akan semakin mengerikan. 

“Semua negara sudah ngeri dan sudah mengalami bencana yang sebelumnya tidak ada dan ada karena perubahan iklim,” ujarnya.

 

Mengantisipasi dan mengurangi dampak tsunami, Presiden mencontohkan penanaman mangrove dan tanaman asosiasi, seperti nipah, cemara pantai, ketapang, nyamplung dan kelapa. Ia meminta untuk penanaman di daerah pesisir pantai yang memiliki potensi bahaya tsunami atau pun cuaca ekstrim. Kemudian,  jalur evakuasi harus disiapkan dan instrumen peringatan dini untuk menyelamatkan nyawa manusia harus terus disiagakan. Instrumen tersebut harus diperbaharui dan dicek secara rutin. Upaya ini tidak hanya dilakukan oleh BNPB tetapi juga kementerian-lembaga, namun Jokowi meminta BNPB untuk selalu mengingatkan demi keselamatan rakyat. 

Keempat,  BNPB harus aktif untuk mengajak semua pihak pusat dan daerah agar semua program pembangunan harus berorientasi pada tangguh bencana. Hal ini harus dilakukan dengan perencanaan dengan pengarusutamaan pengurangan risiko bencana. Pembangunan infrastruktur bertujuan untuk mengurangi bencana. “Pengarusutamaan yang tangguh bencana harus ditingkatkan,” ujar Presiden.

Kelima, Presiden menekankan pada pembangunan sistem edukasi kebencanaan berkelanjutan di daerah rawan bencana. Ia juga mengatakan, budaya sadar kebencanaan harus dimulai sejak dini mulai dari individu, keluarga, komunitas, sekolah sampai lingkungan masyarakat. “Gali berbagai kearifan lokal yang ada di masyarakat. Latih masyarakat untuk tanggap menghadapi bencana. Lakukan latihan, simulasi setiap saat, jangan tunggu sampai bencana terjadi,” harapnya.

See also  Presiden Jokowi Cek Fasilitas Bandara Internasional Zainuddin Abdul Madjid

Di akhir arahan, Presiden Jokowi menyampaikan bahwa agenda Indonesia tangguh bencana harus dilakukan semua pihak. Ia mengajak para pemangku kepentingan untuk merangkul kekuatan dan potensi di masyarakat untuk wujudkan masyarakat tangguh bencana. 

 

Sementara itu, Kepala BNPB Suharyanto mengatakan, arti penting pencegahan dan mitigasi kata dia, diwujudkan dengan program terintegrasi mulai dari kajian risiko bencana, edukasi dan literasi kebencanaan, penyiapan sistem peringatan dini yang mendukung upaya kedaruratan dan evakuasi masyarakat, serta penyiapan jalur dan tempat evakuasi berbasis komunitas. 

Efisiensi penanganan kedaruratan bencana ditingkatkan dengan membentuk pusat logistik kawasan seperti di provinsi Sumatera Barat, untuk regional Sumatra, dan akan dikembangkan di kawasan lain, yaitu Banjarmasin, Sidoarjo, kupang, Gorontalo, Ambon dan Biak. 

Sementara terkait kecepatan rehabilitasi dan  rekonstruksi pascabencana, diimplementasikan melalui percontohan di lumajang. Dalam waktu 1 setengah bulan, jumlah hunian tetap yang telah dalam proses pembangunan, sebanyak 1175 unit dari target 2000 unit. Dari 1175 unit tersebut, 190 unit hunian tetap sudah selesai dan siap ditempati. “Kami harapkan dalam waktu dekat, masyarakat yang masih tinggal di pengungsian bisa segera menempati pemukiman yang baru, di wilayah relokasi tersebut,” harapnya. 

Seperti disadari, tantangan kedepan, tidak semakin ringan dihadapkan dengan kejadian bencana yang selalu bertambah dari waktu ke waktu. Tahun 2021, tercatat ada sebanyak 5402 kejadian bencana. dengan jumlah korban meninggal sebanyak 728 jiwa, dan kerugian material tercatat lebih dari 150 ribu rumah dan lebih dari 4400 fasilitas umum rusak berat. 

See also  Pemberantasan Korupsi Dibutuhkan Upaya-upaya Fundamental dan Komprehensif

Tidak hanya bencana alam, kita saat ini masih berada pada kondisi pandemi covid-19. Namun Indonesia terbukti mampu mengendalikan kasus dengan tetap mempertahankan kemampuan fas litas kesehatan dan pertumbuhan ekonomi. Melalui Rakornas ini, kedepan diharapkan penanganan bencana, berjalan lebih efektif, terintegrasi, dan inklusif menuju resiliensi bangsa. 

Pembukaan Rakornas PB 2022 ini dihadiri para menteri, Panglima TNI, Kapolri, Ketua Komisi VIII DPR RI, para pemimpin daerah, kepala lembaga, mitra lokal dan internasional serta peserta rakornas dari BPBD provinsi, kabupaten dan kota.  (MBP)

 

redaksi

Related post