Prosesi Masupati Sesuhunan Dewa Ayu Desa Jimbaran di Pura Uluwatu, Desa Pecatu Siagakan 47 Pecalang
Bendesa Adat Pecatu, Made Sumerta.
MANGUPURA – baliprawara.com
Rangkaian prosesi sakral Masupati Ida Bhatara Dewa Ayu Desa Adat Jimbaran, yang diawali dengan ngiring sasuhunan menuju Pura Dalem Uluwatu, Desa Adat Pecatu, akan digelar pada Minggu 11 Mei 2025. Selama perjalanan menuju pura Uluwatu, jalur yang dilalui dari jalan Uluwatu I menunu desa Pecatu, akan ditutup sementara. Karena sebanyak puluhan ribu krama akan ikut berjalan ngiring ida sesuhunan.
Pada rangkaian kegiatan, usai prosesi di Pura Uluwatu, malam harinya akan dilanjutkan dengan pementasan Calonarang di lapangan Desa Adat Pecatu yang digelar pada hingga Senin 12 Mei pagi. Pada saat matahari mulai terbit, pelawatan Ida Bhatara akan mewali ke Desa Adat Jimbaran yang bertepatan dengan Purnama Jiyestha, Soma Wage Medangsia.
Terkait prosesi ini, Bendesa Adat Pecatu, I Made Sumerta, menegaskan bahwa seluruh unsur adat di Desa Pecatu telah bersinergi untuk memastikan kelancaran dan kesakralan acara. Persiapan dari Desa Adat Pecatu sebagai tuan rumah kata Sumerta, sudah dilakukan seperti biasa.
“Segala sesuatunya sudah disiapkan. Untuk pengamanan dan pengaturan lalu lintas, kami sudah siagakan pecalang yang bekerja sama dengan Desa Adat Jimbaran,” kata Sumerta yang juga Anggota DPRD Badung, Jumat 9 Mei 2025.
Lebih lanjut kata dia, sebanyak 47 pecalang dari Desa Adat Pecatu akan dikerahkan penuh untuk mengatur pergerakan iring-iringan, pengamanan kawasan suci, hingga menjaga ketertiban lalu lintas yang diperkirakan padat selama prosesi berlangsung. Sumerta juga menekankan pentingnya penyesuaian dari masyarakat dan wisatawan terhadap lalu lintas di Pecatu.
“Kami memohon, karena jumlah pengiringnya sangat banyak, tentu akan berdampak pada arus kendaraan. Kami minta pengguna jalan bisa menyesuaikan,” harapnya.
Meskipun berlangsung upacara besar, Sumerta menegaskan bahwa DTW Kawasa Luar Pura Luhur Uluwatu tetap dibuka untuk wisatawan dan pengunjung umum. Namun pihaknya mengimbau wisatawan untuk menjaga sikap, karena kegiatan keagamaan sedang berlangsung.
Pengelolaan pengunjung dilakukan secara selektif. Kawasan utama mandala, sebagai pusat pelaksanaan upacara, akan dijaga ketat oleh pecalang. Hanya rombongan upacara dan pengiring yang diizinkan masuk ke bagian dalam pura. (MBP)