Pujawali Pura Uluwatu, Pamedek Diingatkan Kenakan Busana Pakem ke Pura dan Kurangi Kantong Plastik

 Pujawali Pura Uluwatu, Pamedek Diingatkan Kenakan Busana Pakem ke Pura dan Kurangi Kantong Plastik

Prosesi mulang pakelem serangkaian puncak Pujawali di Pura Luhur Uluwatu, Pecatu, Selasa 19 Maret 2024.

MANGUPURA – baliprawara.com

Bertepatan dengan rahina Anggara Kasih Medangsia, yang jatuh pada Selasa 19 Maret 2024, Pangempon dan Pangemong Pura Luhur Uluwatu, Desa Adat Pecatu, Kuta Selatan, Badung, kembali menggelar upacara Pujawali. Puncak Pujawali ini, dipuput Ida  Pedanda Gede Sari Arimbawa dari Griya Sari Denpasar dan Ida Pedanda Gede Made Karang dari Griya Gede Karang Klui Tampakgangsul. Seperti pujawali sebelumnya, pihak panitia tetap mengingatkan pamedek yang akan tangkil melakukan persembahyangan, agar mengurangi penggunaan pembungkus sarana upacara berbahan plastik sekali pakai.

Bendesa Adat Pecatu, Made Sumerta, SH., yang ditemui usai prosesi puncak Pujawali, mengatakan, prosesi puncak pujawali di Pura Luhur Uluwatu, sudah dimulai sejak Selasa pagi, yakni dengan prosesi nuntun Ida Bhatara mulai dari pura Pererepan, yang diikuti ribuan Pamedek. Pada pujawali kali ini, ada tambahan prosesi yang sudah digelar pada tanggal 16 Maret 2024, yakni ngadegang tapakan Ida Batara atau yang disebut dane “Kulit Gede” yang baru. Prosesi ini menurutnya, merupakan upacara yang wajib dilakukan.

Lebih lanjut kata dia, usai prosesi puncak Pujawali, pada malam harinya, dilajutkan Ida Batara mewali ke pura Pererepan. Setelah itu akan dilaksanakan prosesi Nyapsap atau penyudiam Kulit, atau tapakan yang baru, dan disaksikan Dane Kulit-kulit atau Tapakan Ida Batara dari prasanak Ida di Pura Pererepan. “Setelah Ida mawali dari Pura Uluwatu, baru dilakukan prosesi di Pura Pererepan,” ucapnya.

Pada pujawali ini, Ida Batara Nyejer selama 3 hari dari Selasa 19 sampai Jumat 22 Maret 2024. Selama Ida Batara Nyejer, kepada para pamedek, pihaknya berpesan agar selalu mengenakan busana yang pakem ke Pura. Berikutnya juga kepada setiap umat yang akan tangkil, agar membawa sarana secukupnya, dan tidak menggunakan kantong plastik sekali pakai. Sehingga dengan harapan, akan bisa mengurangi sampah di area Pura.

See also  The University of Sydney Audensi ke FK Unud, Jajaki Kerja Sama Tri Dharma Perguruan Tinggi
Petugas di puntu masuk Pura Luhur Uluwatu, menyiapkan besek untuk pengganti kantong plastik, saat pujawali, Selasa 19 Maret 2024.

Namun demikian, apabila masih ada pamedek yang membawa kantong plastik, pihak panitia pujawali sudah menyiapkan besek atau sarana dari anyaman bambu sebagai penukar plastik yang dibawa. Program pengurangan penggunaan kantong plastik ini, telah diterapkan sejak tahun 2017-2018 lalu, dalam setiap pujawali di Pura Uluwatu. Dengan program yang sudah dijalankan sejak lama ini, saat ini banyak pamedek mulai menyadari dan inisiatif sendiri untuk tidak membawa tempat sarana persembahyangan dari kantong plastik. “Di pintu masuk sudah ada petugas yang akan standby, bila ada yang masih membawa kantong plastik, agar bisa menukarkan dengan besek,” kata Sumerta yang juga Anggota DPRD Badung ini menambahkan.

Terkait pementasan Kecak yang digelar setiap hari di DTW Uluwatu, bertepatan dengan pujawali, pihaknya mengingatkan pamedek yang akan melakukan persembahyangan, agar menyesuaikan waktu, agar tidak datang saat jam-jam padat atau saat adanya pementasan kecak di Uluwatu. Hal itu tentu untuk menghindari terjadinya kekroditan menuju kawasan DTW Uluwatu demi kenyamanan para pemedek maupun untuk wisatawan.

Pada kesempatan sama, Panglingsir  Puri Agung Jrokuta selaku Pengempon  Pura Uluwatu, I Gusti Ngurah Jaka Pratidnya atau sering disapa Turah Joko, menambahkan, Pujawali di Pura Luhur Uluwatu, Ida Batara nyejer selama 3 hari dari 19-22 Maret 2024. Sebelum puncak Pujawali, sudah digelar prosesi penyucian “Kulit Gede” yang baru, yang digelar tanggal 16 Maret 2024. Melalui pelaksanaan penyucian ini, pihaknya berharap kesucian dan keajegan pura, bisa tetap dilaksanakan di Pura Luhur Uluwatu.

Melalui Pujawali ini, pihaknya berharap ke depan, bagaimana Bali ini bisa tetap aman, sehingga pariwisata Bali akan tetap berjalan baik. Tentu dengan hal itu, masyarakat Bali, khususnya masyarakat Pecatu, bisa tetap beraktivitas di sektor pariwisata, yang juga berdampak baik pada perekonomian masyarakat Bali.

See also  AdaKami Tingkatkan Kolaborasi Literasi Keuangan Digital bersama OJK, AFPI dan Bali United

Sekretaris Daerah (Sekda) I Wayan Adi Arnawa mewakili Bupati Badung, hadir pada puncak Pujawali Pura Luhur Uluwatu. Pada kesempatan tersebut, diserahkan dana aci Disbud Badung sebesar Rp 200 juta, yang diterima langsung Bendesa Adat Pecatu, termasuk penyerahan bantuan berupa seperangkat gong sebagai wujud dukungan terhadap kegiatan keagamaan dan budaya di wilayah tersebut.

Melalui pelaksanaan pujawali ini, pihaknya berharap agar bisa selalu diberikan keselamatan, kekuatan, dalam menghadapi perjalanan pemerintahan di kabupaten badung. Apalagi pasca pemilihan Presiden, ia berharap agar bisa tetap terjaga keselamatan, keamanan, dalam rangka melanjutkan pariwisata di Badung.

“Setelah pemilu ini, harapannya agar kita bisa saling merangkul dan menjaga soliditas, dalam rangka menjaga persatuan dan kesatuan kita. Melalui pujawali ini, mudah-mudahan kita akan tetap diberikan kekuatan, keselamatan oleh Ida Batara, Ida Sanghyang Widhi Wasa, khususnya Ida Betara yang melinggih di Pura Luhur Uluwatu,” harapnya. (MBP)

 

redaksi

Related post