Puluhan Ribu Warga Iringi Prosesi Mesuci Sesuhunan Dewa Ayu Jimbaran ke Pura Uluwatu

 Puluhan Ribu Warga Iringi Prosesi Mesuci Sesuhunan Dewa Ayu Jimbaran ke Pura Uluwatu

Suasana di sepanjang jalan Uluwatu I Jimbaran, menuju Pura Uluwatu, Desa Pecatu, Kuta Selatan, Badung, terlihat seperti lautan manusia pada Minggu 11 Mei 2025 pagi.

MANGUPURA – baliprawara.com

Suasana di sepanjang jalan Uluwatu I Jimbaran, menuju Pura Uluwatu, Desa Pecatu, Kuta Selatan, Badung, terlihat seperti lautan manusia pada Minggu 11 Mei 2025 pagi. Sebanyak puluhan ribu warga dengan berpakaian adat Bali, mengikuti tradisi mepinton atau mesuci ngiring sesuhunan Ida Bhatara Dewa Ayu Desa Adat

Jimbaran dari Pura Ulun Swi, Jimbaran, untuk mengikuti prosesi masupati di Pura Uluwatu.

Tradisi berjalan kaki menuju Pura Uluwatu ini hingga saat ini masih dipertahankan di Desa Adat Jimbaran. Hal itu sebagai bentuk subakti atau bakti kepada Ida Sesuhunan.

Menurut Sekretaris Sekaa Barong Desa Adat Jimbaran, Ketut Sutarja, di zaman serba moderni, hal ini menjadi tradisi yang masih dipertahankan dan menjadi kebanggaan. Pihak Desa kata dia tidak berani menggnti dengan menggunakan kendaraan.

Karena, dulu pernah direncanakan untuk menggunakan mobil menuju Uluwatu. Namun saat itu kata dia, ada kejadian yang tidak masuk akal yang terjadi. Berkaca dari itu akhirnya pangelingsir di Jimbaran memutuskan untuk tidak lagi melanjutkan rencana menggunakan mobil, dan kembali dengan tradisi berjalan kaki.

“Kalau dilihat, berjalan kaki ini tentu berkaitan sesuai dengan subakti dengan Ida Sesuhunan. Di zaman modern yang serba gampang saat ini, tradisi berjalan kaki ini menjadi kebanggaan karena kita bisa mempertahankan sebuah tradisi di era modern. Ini kebanggaan kita tentu ini nilainya luar biasa,” katanya, saat dikonfirmasi.

Lebih lanjut dijelaskan, untuk prosesi berjalan ke pura Uluwatu, diawali dengan persembahyangan di pura Ulun Swi. Untuk prosesi ini, ada sekaa barong sendiri yang akan melaksanakan tugas khusus untuk barong dan rangda itu.

See also  Kondisi Membaik, Kera Putih di Pura Selonding Dipindah ke Pura Uluwatu

Tradisi berjalan kaki menuju Pura Uluwatu tersebut, dimulai saat galang kangin atau saat matahari terbit. Selama perjalanan, karena belum melakukan pasupati, iring-iringan hanya akan dilakukan ngaturang uning di masing-masing pura yang dilewati. Dari Jimbaran, pelawatan akan menuju pura Parerepan, Pecatu, untuk mesandekan atau istirahat sejenak.

Kemudian, rombongan kembali melakukan perjalanan menuju Pura Uluwatu, dan selama di Pura Uluwatu, akan dilakukan prosesi masupati. “Setelah selesai prosesi di pura dalem uluwatu, saat mepamit semua sudah dalam penjiwaannya tinggi. Maka sepanjang perjalanan akan ada tradisi ngunying atau ngurek sampai Ida Bhatara melinggih di pura Parerepan, Pecatu,” bebernya.

Selama di pura Parerepan, akan ada beberapa rangkaian prosesi salah satunya matedunan, apakah nanti ini akan dilanjutkan setelah nyineb atau seperti apa. Setelah prosesi tersebut, dilanjutkan dengan penyalonarangan di lapangan Kuruksetra Pecatu sebagai pengujian seberapa hebat anugerah yang diberikan kepada Sesuhunan. “Kemudian pada Senin hari saat galang kangin, Ida Sesuhunan kembali ke pura Ulun Siwi, Jimbaran,” ucapnya.

Pihaknya berharap melalui prosesi ini, situasi desa baik secara mikro dan makrokosmos, akan bisa lebih damai, lebih tentram, lebih makmur. Karena esensi dari Barong Rangda itu adalah penyomian, atau pelebur segala kekotoran. (MBP1)

 

redaksi

Related post