Puncak Sampah Kiriman di Pesisir Barat Badung, DLHK Turunkan 400 Petugas Kebersihan
MANGUPURA – baliprawara.com
Puncak sampah laut atau sering disebut sampah kiriman, sudah terjadi sejak Rabu 18 Desember 2024. Hampir seluruh bentang pesisir pantai Barat Kabupaten Badung, telah dipenuhi sampah kiriman.
Untuk membersihkan sampah yang didominasi ranting dan batang pohon ini, Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan (DLHK) Badung, menurunkan sebanyak 400 petugas kebersihan. Ratusan petugas ini dikerahkan, karena saat ini volume sampah kiriman sudah mulai meningkat.
Dari 400 petugas ini, untuk di kawasan Seminyak, Legian, dan Kuta (Samigita) hampir 200 petugas dikerahkan. Selain itu, lima alat berat jenis loader dan satu crawler carrier juga dioperasikan di Pantai Kuta.
“Biasanya alat berat tersebut disebar di kawasan Legian dan Seminyak, namun kali ini difokuskan di Kuta karena kondisi yang lebih parah,” kata Koordinator Deteksi Evakuasi Sampah Laut (Desalut) Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan (DLHK) Badung, Made Gede Dwipayana, Kamis 19 Desember 2024.
Menurut Dwipayana, puncak sampah kiriman sudah mulai terjadi sejak Rabu 18 Desember, terutama di kawasan pantai Samigita. Untuk jenis sampah yang mendominasi, masih berupa ranting kayu dan batang pohon, sementara plastik hanya ditemukan dalam jumlah yang lebih sedikit.
Titik terparah sampah kiriman untuk di pantai Kuta berada di depan Pos 1 Balawista. Dari lokasi itu hingga ke arah selatan sejauh 500 meter, kondisi pantai dipenuhi sampah kiriman. Sampah-sampah sudah dikumpulkan, sementara ditempatkan di Stop Over (STO) Kuta yang jumlahnya sekitar 400 ton atau setara 200 truk.
Hingga kini, jumlah total sampah belum dapat dipastikan, namun diperkirakan sudah mencapai lebih dari 700 ton. Setelah selesai dikumpulkan, sampah akan dibawa ke Pengolahan Daur Ulang (PDU) Mengwi, sementara sampah residu akan dibuang ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA).
Dwipayana menyatakan bahwa volume sampah kiriman tahun ini tidak menunjukkan peningkatan signifikan dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Fenomena sampah kiriman yang menepi di pantai-pantai Badung memang kerap terjadi setiap tahun, terutama selama musim hujan. Ke depan, pihaknya akan meningkatkan langkah-langkah antisipasi dengan lebih ekstra dalam pembersihan pantai. (MBP)