Pura Luhur Batukau Tetapkan Protokol Kesehatan Secara Ketat
TABANAN – baliprawara.com
Pura Luhur Batukau sejak Sabtu (4/7), bertepatan dengan hari suci Saraswati dibuka kembali untuk pelaksanaan persembahyangan. Sebelumnya, pelaksanaan persembahyangan di pura ini sangat dibatasi.
“Awal pandemi kami tutup, tetapi bukan tutup mati. Bagi umat yang ingin bersembahyang boleh melakukan persembahyangan tetapi tidak boleh bergrup. Persembahyangan pun dilakukan sendiri tanpa didampingi pemangku. Persembahyangan untuk umum dilaksanakan mulai dari Sabtu bertepatan dengan hari suci Saraswati. Tetapi tetap menjalankan protokol kesehatan yang dianjurkan,” kata Ida Kubayan sebagai Mangku Gede Pura Luhur Batukau, Minggu (5/7), di Pura Luhur Batukau, Penebel.
Ida Kubayan menambahkan, Pura Luhur Batukau menerapkan mekanisme protokol kesehatan yang ketat, pamedek yang akan memasuki areal pura diwajibkan mencuci tangan kemudian dicek suhu tubuh menggunakan thermogun. Persembahyangan juga dilakukan bergilir dengan hanya 25 orang saja yang boleh berada di dalam areal persembahyangan. Di areal persembahyangan sudah diatur berjarak dengan tanda yang dibuat dengan selotip.
“Dari bawah sudah diatur, 25 orang yang boleh masuk areal pura yang pertama yaitu Pura Taman Beji Luhur Batukau. Selanjutnya, mereka akan sembahyang ke palinggih utama atau Gedenan, maka pamedek yang masih antre akan diperbolehkan menuju Pura Beji. Begitu selanjutnya, bergilir sampai dengan selesai persembahyangan di Pura Dalem Luhur Batukau. Tempat untuk menghaturkan sembah bhakti pun sudah dipasangi plester sebagai penanda jarak antar pemedek,” jelas Ida Kubayan.
Pelaksanaan ini diatur oleh para pangemong Pura Luhur Batukau bersama dengan para pecalang lanang dan istri yang senantiasa selalu mengingatkan para pamedek untuk mematuhi protokol kesehatan guna menghindari penyebaran Covid-19. Selain mengingatkan untuk mematuhi protokol kesehatan, para pecalang ini juga mengingatkan para pamedek yang sekiranya menggunakan pakaian yang kurang pantas, seperti menggunakan kamben jadi, kebaya lengan pendek dan menggunakan selendang di leher (syal) untuk bila tangkil kembali ke Pura Luhur Batukau tidak seperti itu lagi. Ida Kubayan berharap umat yang tangkil ke Pura Luhur Batukau bisa menjalankan semua protokol kesehatan dan arahan dari pangempon, pecalang pura untuk kebaikan kita bersama. (MBP5)