Ratusan Sekaa Teruna dari 8 Banjar di Blahkiuh, Pentaskan Tari Cak Kolosal
MANGUPURA – baliprawara.com
Sabha Yowana Kumuda Singasari, Desa Adat Blahkiuh, menggelar pementasan Tari Kecak/Cak Kolosal, kolaborasi fire dance di Jaba Pura Khayangan Jagat Luhur Giri Kusuma, Desa Blahkiuh, Kecamatan Abiansemal, Minggu 10 April 2022. Pementasan Cak Kolosal yang digagas oleh Paiketan Yowana Kumuda Singasari Blahkiuh ini, sebagai wujud kreativitas generasi muda dalam melestarikan seni tari kecak Blahkiuh yang sudah ada sejak dulu. Ini juga sekaligus untuk mendukung visi-misi Pemkab Badung dalam rangka melestarikan seni, adat, tradisi dan budaya salah satunya melalui kegiatan Dresta Lango.
Tari Cak Kolosal yang melibatkan ratusan sekaa teruna dari 8 (delapan) Banjar di Blahkiuh, mengangkat cerita Ramayana dengan judul “Sita Kepandung”. Garapan ini dibawah bimbingan pelatih yang sudah melanglang buana ikuti mempromosikan seni Cak Blahkiuh hingga ke luar negeri yakni I Wayan Sandiyasa, yang juga merupakan pegawai Dinas Kebudayaan Badung. Pementasan Cak mendapat dukungan dari Pemerintah Kabupaten Badung dan antusias dari masyarakat Blahkiuh.
Acara dibuka oleh Kadis Kebudayaan Badung I Gede Eka Sudarwitha, ditandai dengan menyalakan obor. Selain Kadis Kebudayaan, juga dihadiri Anggota DPRD Badung asal Blahkiuh, I Gst. Ngr. Shaskara dan Ni Luh Kadek Suastiari bersama Camat Abiansemal IB Putu Mas Arimbawa, Ketua Listibiya Badung I Gusti Ngurah Artawan, Perbekel Blahkiuh IB Gede Mahatmananda Manuaba, Bendesa Adat Blahkiuh IGAK Sudaratmaja, Bendesa Adat Pikah, prajuru Dinas dan Adat Banjar se-Desa Blahkiuh, Sabha Desa Adat Blahkiuh, Pasikian Yowana Kec. Abiansemal serta Karang Taruna Indonesia Singasari Desa Blahkiuh.
Menurut Manggala Sabha Yowana Kumuda Singasari Blahkiuh, IB Gede Angga Prabawa Manuaba selaku Ketua Panitia, pementasan Cak Kolosal dan Fire Dance ini merupakan kegiatan untuk meningkatkan kreativitas generasi muda guna mengajegkan seni budaya khususnya tari kecak. Tujuan kegiatan ini untuk meningkatkan persatuan diantara yowana di Desa Blahkiuh serta mengisi kegiatan “dresta lango” dengan kreativitas budaya. Lebih penting lagi yaitu mengajegkan keberadaan seni kecak blahkiuh yang sudah terkenal. “Semoga pementasan cak kolosal ini menjadi sebuah gebrakan bangkitnya seni dan kreatifitas Yowana di Desa Blahkiuh. Kedepan kami harapkan Cak dapat dikemas dalam bentuk daya tarik wisata,” harapnya.
Ditambahkan, Cak kolosal melibatkan Sekaa Teruna dari delapan banjar adat dan dinas diantaranya; ST. Dharma Kanti Br. Benehkawan, ST. Dharma Taruna Kara Br. Tengah, ST. Wijaya Kusuma Br. Dlod Pasar, ST. Kembang Wijaya Br. Kembangsari, ST. Surya Kanti Br. Ulapan I, ST. Widya Kanti Br. Ulapan II, ST. Putra Cemara Sari Br. Pacung dan ST. Guna Karya Br. Pikah. Masing-masing sekaa teruna mengikutsertakan anggotanya sebanyak 20-30 orang.
Kadis Kebudayaan I Gede Eka Sudarwitha atas nama Pemkab Badung sangat mengapresiasi dan mendukung kegiatan kreativitas Sekaa Teruna Desa Blahkiuh yang dikemas dalam pementasan seni kecak kolosal. Selain mendukung program pemerintah daerah dalam pelestarian seni budaya, kegiatan ini juga sebagai bentuk Laporan Pertanggung Jawaban atas dana kreativitas sekaa teruna yang diberikan Pemerintah Kabupaten Badung, dalam hal ini oleh Bapak Bupati Badung I Nyoman Giri Prasta. Kadisbud Gede Eka Sudarwitha mengharapkan kepada para Bendesa Adat dan Perbekel tetap menjaga kelestarian seni olah vokal Kecak ini sebagai warisan seni dari para penglingsir di Blahkiuh, termasuk keasrian Pura Kahyangan Jagat Luhur Giri Kusuma yang sudah menjadi ikonnya Desa Blahkiuh. (MBP)