Ratusan Wisatawan Rela Antri untuk Bisa Berpartisipasi Melepas Tukik di Pantai Kuta

 Ratusan Wisatawan Rela Antri untuk Bisa Berpartisipasi Melepas Tukik di Pantai Kuta

Ratusan wisatawan manca negara, terlihat sangat antusias untuk berpartisipasi melepas tukik di pantai Kuta, Senin 3 Juli 2023.

MANGUPURA – baliprawara.com

Antrean panjang terlihat di pedestrian pantai Kuta, Senin 3 Juli 2023. Sebanyak hampir 500 orang Wisatawan dari berbagai negara yang berkunjung ke pantai Kuta, Badung, Bali, terlihat antusias untuk ikut melepas anak penyu (tukik). Banyak dari mereka, sudah antre sejak pukul 15.00 wita agar bisa mendapat kesempatan berpartisipasi melepas tukik.

Meski banyak yang antre, namun tidak semua wisatawan ini mendapat bagian untuk melepas tukik. Pasalnya, dari pihak pengelola pusat konservasi penyu pantai Kuta, hanya memiliki sebanyak 180 tukik, yang baru saja menetas.

Menurut pengelola Pusat Konservasi Penyu Pantai Kuta, Gusti Ngurah Tresna atau akrab disapa Gung Aji, banyak wisatawan tidak kebagian untuk ikut melepas tukik. Pasalnya kata dia, pada pelepasan tukik ini, ada sebanyak 180 tukik yang dilepas. Jumlah itu menurutnya dikategorikan sedikit jika dibandingkan dengan jumlah wisatawan yang ikut hadir, hingga mencapai hampir 500 orang. “Banyak yang tidak dapat kebagian, namun mereka tetap antusias,” katanya saat ditemui di pantai Kuta, Senin 3 Juli 2023.

Dalam penangkaran dan konservasi penyu di pantai Kuta ini, pihaknya tetap berkolaborasi dengan pemerintah dalam hal ini BKSDA Bali. Tempat konservasi ini kata dia, bukan hanya sebagai upaya untuk menarik kunjungan. Namun kata dia, keberadaan pusat konservasi ini juga sebagai tempat edukasi bagi wisatawan untuk ikut menjaga keberadaan penyu. Termasuk juga untuk masyarakat, bagaimana kita bersama-sama menjaga lingkungan, serta menjaga kenyamanan penyu yang datang ke pantai Kuta, Legian, dan Seminyak, untuk bertelur.

See also  Astra Motor Bali Bagikan 400 paket Daging Qurban ke Panti Asuhan

“Ini (edukasi-red) penting supaya tidak, saat penyu bertelur, telurnya diambil, penyu nya dikonsumsi, dan lain sebagainya. Edukasi itu yang betul-betul kita berikan, bukan hanya melepas tukik saja, namun ini juga sebagai salah satu sarana edukasi untuk anak-anak,” kata Gung Aji.

Keberadaan tempat konservasi ini diungkapkannya, telah berdiri 22 tahun yang lalu. Setelah pihaknya bersama relawan lain konsisten melakukan pelestarian, dengan dibarengi edukasi kepada masyarakat, semakin lama, semakin bertambah banyak telur penyu yang diselamatkan, dari sejumlah pantai. Tentu hal ini membuktikan keberhasilannya dalam melestarikan dan memberikan edukasi kepada masyarakat. 

Penyu yang bertelur di sepanjang pantai Kuta, Legian, dan Seminyak, biasanya terjadi mulai bulan Maret, dan berakhir pada bulan Oktober. Pada bulan itulah, peran dari pusat konservasi penyu pantai Kuta ini sangat penting. (MBP1)

 

redaksi

Related post