Rayakan Hari Tumpek Kandang, Bali Safari Park Kembali Promosikan Tradisi Bali
GIANYAR – baliprawara.com
Pada Sabtu (5/12), Bali Safari Park kembali merayakan Tumpek Kandang. Ini merupakan perayaan kedua kalinya selama masa pandemi Covid-19. Tentu saja, berbagai jenis satwa dihadirkan pada Tumpek Kandang kali ini. Namun tetap menerapkan protokol kesehatan Covid-19 sesuai aturan dari Pemerintah.
Kami mencoba untuk menonjolkan tradisi atau budaya Bali, termasuk salah satunya adalah Tumpek Kandang. Oleh sebab itu, Bali Safari Park pun ikut merayakan tradisi ini setiap 6 bulan sekali bersama satwa-satwa yang ada. Ini juga menjadi bentuk terima kasih kami atas kehadiran aneka jenis satwa di Bali Safari Park,” ujar Thomas Colbert, General Manager Bali Safari Park.
Pada perayaan Tumpek Kandang kali ini, beberapa satwa yang ikut dalam prosesi acara adalah orangutan, ular, iguana, dan aneka jenis burung. Mereka sengaja diberi percikan air suci serta didoakan agar tetap lestari hingga waktu-waktu mendatang. Satwa-satwa ini didampingi oleh 5 keeper (perawat satwa). Mereka tetap menerapkan jaga jarak antara sesama. Kendati begitu, prosesi berjalan dengan cukup lancar dan khusuk.
Melalui prosesi Tumpek Kandang pula, Bali Safari Park menyisipkan harapan dan doa agar pandemi Covid-19 ini dapat segera berakhir secepatnya. Dengan begitu, kondisi pariwisata di Bali dan Indonesia pada umumnya dapat bangkit dan normal kembali di tahun 2021 mendatang.
“Tumpek Kandang sebenarnya selaras dengan kampanye yang sudah kami luncurkan sejak awal pandemi Covid-19, yakni #kitacintasatwa. Jadi kami mengajak masyarakat untuk memberikan dukungan kepada Taman Safari Indonesia (TSI) Group dalam merawat satwa-satwa. Dukungan ini bisa berupa apapun, donasi uang, pakan satwa, atau lainnya yang membantu kesejahteraan satwa,” jelas Daniel Thian, Head of Digital Marketing Taman Safari Indonesia Group.
Yang pasti, Tumpek Kandang menjadi pengingat bagi manusia bahwa tanpa keberadaan satwa di bumi, siklus hidup akan terganggu dan berjalan tidak sempurna. Bahkan, mungkin kehidupan manusia tak akan makmur bila tak ada aneka jenis satwa di alam. Jadi, mari kita tetap menjaga hubungan yang harmonis dengan lingkungan dan #kitacintasatwa.
Sebagai informasi, Tumpek Kandang adalah tradisi masyarakat Hindu Bali berupa selamatan bagi semua hewan, terutama hewan ternak dan peliharaan. Tumpek Kandang biasa digelar setiap 6 bulan sekali atau 210 hari sekali. Tepatnya, jatuh pada hari Sabtu (Saniscara) Kliwon Wuku Uye. Tradisi ini merupakan perwujudan terima kasih kepada Sang Hyang Rare-Angon, Dewa Satwa.
Tumpek Kandang berasal dari dua kata, yakni ‘Tumpek’ yang artinya Sabtu dan ‘Kandang’ yang berarti satwa peliharaan seperti sapi, babi, ayam, bebek, anjjng, burung dan jenis satwa lainnya.
Masyarakat Bali memang menganggap satwa sebagai teman seumur hidup yang diciptakan Tuhan. Terlebih lagi, kehidupan manusia banyak dibantu oleh satwa terutama dalam kegiatan memenuhi kebutuhan makanan, tenaga kerja, upacara keagamaan, dan ekonomi. Oleh karena itu, mayoritas masyarakat Bali benar-benar menghargai berbagai jenis satwa. (MBP)