Rebusan Daun Salam, Efektif Turunkan Hipertensi

 Rebusan Daun Salam, Efektif Turunkan Hipertensi

Dosen Spesialis Medikal Bedah, Prima Trisna Aji, ketika memberikan sosialisasi terapi rebusan Daun Salam bagi Penderita Hipertensi. (ist)

baliprawara.com

Hipertensi merupakan salah satu penyakit yang persentasenya terbesar di Dunia. Penyakit ini setiap tahun mengalami tingkat penambahan penderita yang sangat signifikan. Bahkan di Indonesia data dari Kemenkes kasus Hipertensi masuk dalam peringkat 5 besar penyakit terbanyak di Dunia.  Populasi penyakit Hipertensi sendiri setiap tahun terus meningkat bahkan mengalami prevalensi mencapai 34, 11%.

Di Indonesia, penyakit Hipertensi menduduki peringkat pertama kasus penyakit terbanyak. Sedangkan pada peringkat rawat jalan di Rumah Sakit, penyakit Hipertensi menduduki peringkat kedua dari 10 penyakit terbanyak yang berkunjung ke fasilitas kesehatan.

Hipertensi dikenal dengan julukan The Silent Killer yang artinya adalah penyakit pembunuh diam-diam. Penderita Hipertensi, mayoritas tidak menyadari bahwa mereka mengidap, karena penyakit ini kebanyakan penderitanya tidak merasakan gejala apa-apa. 

Dari persentase, hanya sebesar 3% yang menyadari bahwa dirinya mengidap Hipertensi. Penderita bahkan baru menyadari mengidap Hipertensi setelah mereka melakukan pemeriksaan tekanan darah secara langsung di fasilitas kesehatan. 

Sedangkan, sisanya baru menyadari mereka mengidap hipertensi apabila sudah memasuki tahap komplikasi. Seperti, Penyakit Jantung, Stroke, Gangguan penglihatan, perubahan kognitif, dan Penyakit Ginjal. Lebih parahnya lagi, pada kasus di pedesaan, banyak kasus hipertensi dimana penderitanya meninggal mendadak di rumah dikarenakan terpeleset dikamar mandi. 

Penyebab kematian mendadak terjadi dikarenakan penderita Hipertensi mengalami tekanan darah yang sangat tinggi, di atas 200 mmHg yang tidak dirasakan. Sehingga, ketika terpeleset dikamar mandi, maka pembuluh darah pasien mengalami pecah. Resiko yang paling ringan adalah terjadi Stroke, sedangkan resiko terbesar adalah kematian mendadak. 

Sementara, untuk penatalaksanaan pengobatan hipertensi, dibagi menjadi dua yaitu farmakologis dan non farmakologis. Penatalaksanaan farmakologis merupakan terapi yang menggunakan obat-obatan medis, sedangkan penatalaksanaan non farmakologis adalah terapi tambahan selain hanya mengkonsumsi obat  obatan medis.  

See also  FKH Unud gelar Pendidikan dan Pelatihan Diklat Rotschildi 2022

Seorang pasien apabila sudah didiagnosa penyakit Hipertensi maka diwajibkan untuk mengkonsumsi obat seumur hidup. Hal ini bertujuan supaya tekanan darah pasien bisa terkontrol, sehingga meminimalisasi komplikasi penyakit yang lebih serius. 

Dari Penelitian yang sudah dilakukan Dosen Spesialis Medikal Bedah Prima Trisna Aji, asal kota Solo, yang juga sekaligus mahasiswa S3 PhD Doctoral Of Philosophy Lincoln College University Malaysia, menyebutkan bahwa mayoritas, penderita hipertensi mengalami kekambuhan yang signifikan, dikarenakan kurang tertibnya dalam mengkonsumsi obat secara teratur. Hal ini tentu akan menyebabkan tekanan darah pasien mengalami lonjakan secara signifikan, serta tidak terkontrol.

Dalam rangka untuk menekan laju pertumbuhan tingkat kekambuhan penderita Hipertensi, maka Dosen Spesialis Medikal Bedah Prima Trisna Aji melakukan Penelitian yang berjudul ‘Pengaruh Rebusan Daun Salam terhadap Perubahan Tekanan Darah Pada Penderita Hipertensi’. Penelitian tersebut dilakukan pada masyarakat Jumapolo Karanganyar, Indonesia, dimana hasil dari penelitian tersebut diketahui kalau Rebusan Daun Salam, efektif menurunkan tekanan darah pada penderita Hipertensi di masyarakat Jumapolo Karanganyar.

Hasil dari penelitian Prima Trisna Aji tersebut, berhasil menurunkan tekanan darah penderita Hipertensi sebesar 23  30 mmHg. Dengan disiplin dan tertib dalam mengkonsumsi dosis daun salam secara teratur, maka tingkat penurunan tekanan darah akan semakin optimal. 

Cara pembuatan rebusan daun salam untuk penderita Hipertensi sendiri yaitu dengan cara merebus 15 lembar Daun salam kemudian dimasukkan ke dalam air sebanyak 750 cc kemudian direbus selama 15 menit. Untuk rebusan air daun salam, kemudian disaring dan diminum sebanyak 2x dalam sehari dengan dosis 200 cc sewaktu pagi sebelum makan, dan sore hari sebelum makan selama 7 hari berturut  turut. 

See also  Peringati World and National Hearing Day, RS UNUD gelar Bakti Sosial di Poliklinik Spesialis THT

Dari hasil penelitian, selain berhasil menurunkan tekanan darah penderita Hipertensi, rebusan daun salam juga efektif dalam meningkatkan kekebalan tubuh di masa seperti saat pandemi Covid-19. Selain itu juga untuk mencegah batu ginjal, menjaga kadar gula darah, menurunkan kolesterol, mencegah serangan jantung, mempercepat proses penyembuhan luka dan mencegah osteoporosis. Meskipun bermanfaat bagi kesehatan, tetapi mengkonsumsi yang berlebihan terhadap rebusan daun salam, tidak baik bagi kesehatan karena bisa menyebabkan gangguan pencernaan dan radang akut.

Alasan Dosen Spesialis Medikal Bedah Prima Trisna Aji melakukan penelitian Daun Salam, dikarenakan di wilayah Pedesaan terutama di kota Karanganyar Jawa Tengah Indonesia hampir mayoritas setiap rumah memiliki tanaman daun salam sehingga masyarakat tidak kesulitan untuk mendapatkan bahan tersebut. Selain mudah didapat, terapi rebusan daun salam juga murah meriah serta mudah untuk pengolahannya.

Harapan ke depan, pihaknya berharap dengan penelitian rebusan daun salam ini bisa membuat masyarakat Indonesia, menekan tingkat kekambuhan penyakit Hipertensi. Sehingga komplikasi penyakit Hipertensi seperti kematian mendadak bisa dicegah. 

“Tetapi yang harus diingat, untuk pengobatan medis serta kontrol rutin tekanan darah juga harus berjalan beriringan. Hal ini bertujuan supaya tekanan darah pada penderita Hipertensi, bisa dimonitor secara teratur,” Kata Prima Trisna Aji. 

Selain itu penelitian jurnal Rebusan Daun Salam juga sudah resmi di publish di jurnal Kesehatan Harapan bangsa serta sudah dilakukan sosialisasi kepada Kader di kota Karanganyar dan dimasyarakat Jumapolo Karanganyar. Ke depan, pihaknya berharap, penelitian ini bisa meningkatkan pengetahuan bagi mahasiswa kesehatan, dalam melakukan penelitian yang serupa. “Ini juga untuk meningkatkan pengetahuan penderita Hipertensi tentang pengobatan non medis dan menekan laju kekambuhan hipertensi di Indonesia,” ucap Prima Trisna Aji. (MBP)

See also  Minat Profesi Satwa Liar Rotschildi FKH Unud gelar Workshop Herpetologi 2022
Penulis :Prima Trisna Aji, Dosen Spesialis Medikal Bedah , S3 PhD Lincoln College University Malaysia.

redaksi

Related post