Renungan Pagerwesi, Bentengi Diri dengan Ilmu Pengetahuan

 Renungan Pagerwesi, Bentengi Diri dengan Ilmu Pengetahuan

Rektor UHN IGB Sugriwa, Prof. Ngurah Sudiana

DENPASAR – baliprawara.com

HINDU mengenal beragam hari raya keagamaan. Salah satunya Hari Raya Pagerwesi. Hari suci ini jatuh setiap Rabu Kliwon wuku Sinta atau empat hari setelah Hari Suci Saraswati. Pada tahun 2025 ini Pagerwesi jatuh pada Rabu (12/2) bertepatan dengan Purnama Kawulu.

Pagerwesi dirayakan sebagai pemuliaan terhadap Ida Sanghyang Widhi Wasa dalam manifestasinya sebagai Sanghyang Pramesti Guru atau Tuhan sebagai guru alam semesta.
Penghormatan kepada guru sangat penting karena guru memiliki fungsi strategis sebagai penuntun. Maka itu Pagerwesi berkaitan erat dengan ilmu pengetahuan yang diturunkan melalui para guru. Ilmu pengetahuan seperti air mengalir, diturunkan Guru Swadyaya (Tuhan Yang Maha Esa) saat hari suci Saraswati.

Ilmu pengetahuan itulah kemudian diajarkan oleh Guru Pengajian kepada murid untuk dijadikan bekal dalam mengarungi kehidupan dan menerangi kegelapan. Karena itu saat Pagerwesi-lah umat diingatkan agar selalu membekali diri, kemudian membentenginya dengan ilmu pengetahuan.

Dalam konteks pemaknaan guru, selain Guru swadyaya, umat juga mesti menghormati Guru Rupaka (orangtua), Guru Pengajian (guru di sekolah) dan Guru Wisesa (pemerintah), yang disebut Catur Guru.

Rektor UHN IGB Sugriwa Prof. Dr. I Gusti Ngurah Sudiana menyampaikan, sebagaimana terurai dalam Lontar Sundarigama, Pagerwesi merupakan hari pemujaan kepada Ida Sang Hyang Widi Wasa dalam manifestasinya sebagai Sang Hyang Pramesti Guru. Pemujaan terhadap Hyang Pramesti Guru ini bertujuan agar ilmu pengetahuan yang diturunkan oleh guru kepada muridnya bisa berguna untuk kebaikan alam semesta.

Ilmu yang diturunkan guru agar berguna untuk memperkuat sradha dan bhakti kepada Sanghyang Catur Guru terutama Guru Swadyaya. Ilmu yang diperoleh tersebut diharapkan berguna sebagai senjata kehidupan, agar hidup ini tidak samsara karena awidya atau kebodohan dan sebagainya. Pada saat Hari Suci Pagerwesi inilah umat Hindu yang menjalankan bhakti marga melakukan pemujaan dengan menghaturkan persembahan di Pura keluarga maupun Pura yang lainnya, datang menghadap guru pengajian, guru spiritual untuk memberikan hormat dan punia sebagai tanda bhakti.

See also  FIB Unud gelar Kuliah Tamu, Undang Narasumber dari Italia

Bagi umat yang menjalankan karma marga, pada hari suci ini diingatkan melaksanakan kerja secara profesional sesuai petunjuk atau ilmu yang diberikan oleh guru sehingga menghasilkan kerja yang berkualitas tinggi. Bagi umat yang menjalani jnana marga, pada Pagerwesi ini diingatkan belajar lebih giat memperdalam ilmu ketuhanan dan ilmu pengetahuan yang dituntun oleh guru yang profesional.

Sedangkan umat yang menjalankan yoga marga, pada hari suci ini melakukan tapa brata dan memusatkan pikiran menyatukan sanghyang atma dengan jalan semadhi.

“Jadi, Pagerwesi sebagai hari pemaridan Guru memiliki banyak makna agar umat selalu dalam perlindungan guru alam semesta Hyang Widhi, kuat, sejahtera dan sukses, hendaknya memagari dirinya dengan ilmu pengetahuan di bawah tuntunan guru untuk memenangkan persaingan hidup, baik sekala maupun niskala. (MBP2)

 

Made Subrata

Related post