Rerajahan Kuncir Dalam Tumpek Art Exhibition

 Rerajahan Kuncir Dalam Tumpek Art Exhibition

DENPASAR – baliprawara.com

Kuncir Sathya Viku, salah seorang seniman Bali yang ikut serta dalam Tumpek Art Exhibition, menampilkan karya-karyanya yang terinspirasi dari budaya kuno Bali. Kuncir menyajikannya gaya lukisan kuno atau rerajahan Bali kebentuk yang lebih pop atau kontemporer, bukan untuk upakara atau bersifat sakral. 

Rerajahan Bali itu bisa digambarkan adalah tulisan atau ilustrasi kuno dari leluhur, yang berfungsi sebagai kekuatan sesuai fungsinya. Tema atau isu yang diangkat berkaitan dengan keadaan sosial sekarang dan juga pengalaman sendiri.

“Basicnya rerajahan yang saya kombinasikan dengan animasi barat yang absurd-absurd. Itu yang saya gabungkan, jadilah seperti ini. Semua ini totally untuk seni, tidak ada kaitan dengan sakral,” kata Kuncir saat ditemui dalam acara Tumpek Art Exhibition di Canggu, Badung, Sabtu (29/5).

Seperti karya yang ia pamerkan di acara Tumpek Art Exhibition, dengan mengambil judul Daily Captivity plesetan dari Daily Activity. Lukisan ini menggambarkan kehidupan sehari – hari orang yang berada dalam tahanan, yang aktivitasnya diatur setiap harinya, mulai dari bangun tidur hingga tidur lagi.“Ini terinspirasi dari kehidupan saya, pernah merasakan disana,” terang Kuncir.

Sementara itu penggagas Tumpek Art Exhibition, Aswin mengatakan, diera pandemi ini kegiatan berkesenian sangat terhambat. Untuk membangkitkan lagi gairah berkesenian agar tidak mati, maka ia berinisiatif membuat Art exhibition yang didalamnya ada anak – anak muda penggiat seni.

“Saya punya ide, disaat pandemi kita harus ketemu dengan orang – orang yang fibe-nya sama. Sesuai dengan nama acara ‘Tumpek’ yang secara garis besar berarti berkumpul. Disini ada seni, musik dan tari yang berkolaborasi menjadi urban art” jelas Aswin yang juga CEO Deathhord Bali.

See also  Presiden Jokowi Sampaikan Penganugerahan Pangkat Istimewa TNI kepada Prabowo Subianto

Aswin menambahkan Tumpek Art Exhibition ini sudah digarap kurang lebih dari dua bulan yang lalu. Dengan melibatkan sebanyak 11 artis yang berasal dari Bali maupun luar Bali. Mereka adalan Aris Sarmanta, Andre Yoga, Luh Gede Gita, Sastia Naresvari, Eka Sutha, I Wayan Dwima Adinatha, Kuncir Sathya Viku, Ellisya Harryjow dan Ganesha Art Gallery.

Pameran seni lukis “Tumpek Art Exhibition” berlangsung dari 29 Mei sampai 6 Juni 2021. Deathhord Artist series berkolaborasi dengan Bauillerroom, memberikan nuansa yang sangat berbeda dimana seni kontemporer berkolaborasi denagn Music hip-hop Rappers (Urban Music). Karya para seniman dipamerkan dalam ruangan berkonsep Joglo. Ruangan yang disebut pringgitan ini merupakan ruangan yang diambil dari bayang- bayang Dewi Sri yang dianggap sebagai sumber segala kehidupan, kebahagiaan dan kesuburan. Para seniman bercengkrama hangat dengan para penikmat seni dari berbagai negara, yang tentu saja memberikan semangat baru bagi pelakunya.

“Semoga bulan – bulan kedepan semakin banyak acara positif bagi kita untuk bangkit” tutup Aswin. (MBP)

prawarautama

Related post

1 Comment

  • Dummy Vapes provide a straightforward, disposable vaping option with a variety of flavors. Their compact design and ease of use make them perfect for beginners and on-the-go vaping.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *