Ribuan Krama Desa Adat Kedonganan, Ikuti Prosesi Puncak Karya Ngusaba

 Ribuan Krama Desa Adat Kedonganan, Ikuti Prosesi Puncak Karya Ngusaba

Prosesi puncak karya ngusaba desa adat Kedonganan, Senin (10/10/2022).

MANGUPURA – baliprawara.com

Desa Adat Kedonganan, Kecamatan Kuta, Badung, menggelar puncak Karya Ngusaba Desa, Senin 10 Oktober 2022, bertepatan dengan Purnama Kapat, dalam kalender Bali. Rangkaian Ngusaba Desa yang baru pertama kali digelar ini, telah dilaksanakan sejak bulan Agustus lalu. 

Bendesa Adat Kedonganan, Bendesa Adat Kedonganan, I Wayan Mertha mengatakan, posesi puncak karya dimulai dari Pedudusan Agung di Pura Bale Agung, yang dipuput oleh Tri Sadaka. Yaitu Ida Pedanda Putra Telaga, Ida Pedanda Buda, dan Ida Bujangga. Sementara di Catus Pata (Jaba Tengah) dilaksanakan upacara dengan sarana banten bebangkit, yang dipuput oleh sulinggih Pande, Empu, dan Dukuh. Setelah dilaksanakan persembahyangan, kemudian seluruh pelawatan Ida Bhatara kemudian tedun dengan menginjak titi mahmah untuk kemudian menuju ke Paselang di Pura Puseh Desa. Disana upacara dipuput oleh Ida Pedanda Jelantik dan Ida Pedanda Istri Buda Batuan.

Setelah itu, Ida Bhatara kembali tedun untuk Mecandi Karang di panggungan sebanyak 3 kali, kemudian dihaturkan upacara Pedatengan di panggungan. Setelah itu dilaksanakan upacara Ngerebek Bale Pedanan berupa simbolis pembagian anugerah dari Ida Bhatara kepada krama desa Adat Kedonganan, yang dilakukan oleh Bendesa bersama Pemangku Kahyangan Desa. Kemudian ida bhatara dihaturkan prosesi Mekerab di jaba tengah Pura Bale Agung. Setelah itu semua pelawatan Ida Bhatara kembali dilinggihkan di bale panjang bale agung untuk mesandekan. Untuk kemudian dilaksanakan lokacara seperti pemendakan, pedatengan, nasibawa dan muket tirta.

Bendesa Wayan Mertha, menerangkan, pelaksanaan kegiatan puncak Ngusaba Desa Adat Kedonganan berjalan dengan lancar dan khidmat. Selanjutnya pada tanggal 15 Oktober 2022, akan dilaksanakan prosesi Nyineb Karya, yang didahului pelaksanaan Nyenukin ke Pura Bale Agung, Desa Adat Kelan. Setelah itu Ida Bhatara yang dihaturkan karya kemudian kembali ke Pura Bale Agung Desa Adat Kedonganan dan dilanjutkan ngelukar. Pada tanggal 18 Oktober 2022, dilanjutkan dengan prosesi Nyegara Gunung di Segara Desa Adat Kedonganan. “Tujuan dari upacara ini adalah pembersihan dan penyucian Bhuana Agung dan Bhuana Alit di wewidangan Desa Adat Kedonganan,” ucapnya.

See also  Desa Adat Kedonganan Gelar Prosesi Pepada Wewalungan Caru Serangkaian Ngusaba Desa

 

Setelah karya Ngusaba selesai dilaksanakan, ia berharap aspek hubungan antar masyarakat di Kedonganan kedepannya bisa menjadi lebih baik. Termasuk segala kegiatan dapat dengan lancar dilaksanakan, serta hasil dari potensi laut dapat semakin bagus, untuk dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat Kedonganan. “Kami harapkan krama benar-benar semakin rekat hubungannya, semakin baik pasemetonan. Sehingga kegiatan pembangunan yang ada di Kedonganan bisa semakin lancar, semakin baik jalannya, dan dapat dinikmati seluruh krama,” harapnya.

Sekretaris Desa Adat Kedonganan, I Made Sumerta. SE., MM., Ak., yang juga panitia karya  menambahkan, pada prosesi Ngerebeg Bale Pedanan, digelar sebagai simbolis pengembalian hasil bumi yang ada di Desa Adat Kedonganan kepada krama. Hal itu merupakan wujud rasa syukur atas limpahan berkah yang dianugerahkan Ida Bhatara. Peserta dari Ngerebek Bale Pedanan, sengaja dipilih anak-anak berumur 9 sampai 13 tahun, dengan tujuan agar generasi penerus itu dapat mengingat memori dari pelaksanaan karya. Sehingga kedepan mereka bisa memaknai karya Ngusaba yang kedepannya akan dilaksanakan 20-30 tahun lagi. “Karya Ngusaba ini baru pertama kalinya dilaksanakan di Kedonganan. Untuk puncak karya hari ini dipuput oleh 8 sulinggih dari siwa, buda dan bujangga,” ungkapnya.

Dipaparkannya untuk biaya Karya, berasal dari dana kas desa adat, punia dari usaha desa adat seperti LPD, Pasar Desa, BPKP2K, Yayasan Darma Putera Kedonganan, Usaha kafe di pesisir Pantai Kedonganan. Kemudian Punia krama ngarep, krama tamiu, dan tamiu, serta punia dari sejumlah usaha hotel, restoran dan usaha lainnya. Dalam kesempatan itu ia juga menyampaikan terimakasih kepada Bupati Badung, yang hadir dan menyaksikan dan mepunia uang senilai Rp 500 juta. Begitupula punia dari anggota dewan, serta punia dari Pemprov Bali senilai Rp10 juta dan punia dari 2 anggota DPD RI dapil Bali. (MBP)

See also  Desa Adat Lakukan Audit AUP Terhadap LPD Desa Adat Kedonganan untuk Penguatan Lembaga Kedepannya

 

redaksi

Related post