Ribuan Krama Iringi Prosesi Palebon Raja Denpasar IX

 Ribuan Krama Iringi Prosesi Palebon Raja Denpasar IX

Iringan Bade tumpang sebelas, rangkain Palebon Raja Denpasar IX, menuju Setra Badung, Rabu 21 Juni 2023.

DENPASAR – baliprawara.com

Prosesi Puncak karya palebon Nyawa Ngasti Wedana, Ida Tjokorda Ngurah Jambe Pemecutan (Raja Denpasar IX) di Puri Agung Denpasar, diiringi ribuan krama, Rabu 21 Juni 2023. Bade dengan tumpang sebelas, setinggi 20 meter, yang memuat jenazah raja, diberangkatkan dari kawasan Catur Muka, Denpasar, sekitar pukul 13.00 Wita menuju ke Setra Badung.

Putra pertama Ida Tjokorda, A.A.Ngurah Agung Wira Bima Wikrama mengatakan, prosesi upacara palebon ini, mengambil tingkatan yang utama. Hal itu dilakukan karena, Ida Tjokorda selain sudah mendwijati, juga abhiseka ratu (raja).

Pada puncak palebon ini, prosesi dimulai sejak dini hari dan berlangsung hingga petang hari, yang diawali dengan prosesi nunas tirta penembak, melaspas bade, sampai dengan pembakaran jenazah dan nganyud. Upacara diawali dengan nunas tirta penembak pada pukul 00.00 WITA di campuhan Tukad Badung. Kemudian dilanjutkan upacara matetangi pada pukul 04.00 yang dipuput Ida Pedanda Gede Sari Arimbawa bertempat di pamerajan.

Dilanjutkan dengan ngardi tirta pangentas pada pukul 05.00 WITA di pamerajan. Setelah itu, dilanjutkan dengan ngutang pering yang diikuti semeton puri di Tunon.

Pada pukul 06.00 dilanjutkan dengan upacara mabumi sudha yang dipuput Ida Pedanda Gede Oka Karang. Selanjutnya dilakukan pamelaspas pamereman dan lembu di Catur Muka yang dipuput Ida Pedande Gede Putra Keniten.

Mendekati puncak, pada pukul 11.00 WITA, layon sudah tedun dan pukul 13.00 WITA, layon dinaikan ke bade tumpang sebelas di Catur Muka. Selanjutnya iring-iringan  menuju ke tunon untuk pelaksanaan palebon. Sekitar pukul 18.00 WITA dilakukan upacara ngayud di Pantai Padanggalak.

See also  Sembilan WNA Jalani Sidang Pewarganegaraan Indonesia

Iringan prosesi palebon ini, dibagi ke dalam lima kloter mulai dari pengiring, selanjutnya tambur, atribut keraton, peed, bade, dan diakhiri dengan gong. Terlihat ogoh-ogoh, baris katekok jago, gayot, puspa, lembu, hingga iringan bade. Di sepanjang perjalanan iringan palebon, di kiri dan kanan jalan, warga yang penasaran ingin menyaksikan prosesi, tumpah ruah ke jalan. (MBP)

 

redaksi

Related post